Wiku: Biosecurity Jadi Pertahanan Pertama Penularan PMK

author optikaid

- Pewarta

Sabtu, 30 Jul 2022 22:06 WIB

Wiku: Biosecurity Jadi Pertahanan Pertama Penularan PMK

i

WhatsApp_Image_2021-12-08_at_16_36_23_jpeg

Optika.id - Ketua Tim Pakar dan Penanganan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK), Prof. Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa pertahanan pertama penularan PMK adalah biosecurity apabila vaksin dan pengobatan belum ada.

Pertama adalah alat pelindung diri (APD), apabila APD tidak tersedia atau tidak mencukupi bisa menggunakan biosecurity dengan disinfeksi yang rutin, kata Prof. Wiku dalam keterangannya, Sabtu (30/7/2022).

Baca Juga: Deteksi Wabah di Indonesia Lemah, Masyarakat Diminta Tetap Waspada Risiko Virus Nipah

Wiku berharap setiap petugas yang keluar atau masuk kandang maupun peternakan disemprot terlebih dahulu. Kemudian pastikan juga alas kaki yang digunakan bersih dengan cara didisinfeksi terlebih dahulu. Sehingga dengan demikian hewan selalu terjaga.

Yang penting adalah orang keluar-masuk kandang atau peternakan harus bebas virus PMK. Prinsipnya begitu, lanjutnya.

Meskipun begitu, Wiku menyebut kandang adalah lingkungan yang relatif kotor, namun perlu dipastikan bahwa virusnya tidak boleh terbawa masuk ataupun terbawa keluar jika memang terdapat virus. Sebab inilah prinsip utamanya.

Istilah biosecurity memang istilah baru yang muncul ke publik karena PMK. Tapi perlu diketahui bahwa sebenarnya saat pandemi COVID-19 pun dilakukan biosecurity testing untuk pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri.

Sekarang untuk PMK itu memakai istilah biosecurity karena ingin memastikan bahwa virusnya tidak dibawa masuk atau dibawa keluar. Untuk itu masyarakat harus memahaminya, terangnya.

Wiku menjelaskan mengenai pasar hewan yang mana selama kasus PMK belum bisa dikendalikan dengan baik maka untuk sementara pasar hewan ditutup.

Baca Juga: Vaksinasi dan Perjuangan Menghapus Wabah

Ke depannya, apabila pasar hewan sudah terbiasa melakukan biosecurity dan satgas daerah memahami kondisi, maka memilih ternak sehat saja yang boleh dilalulintaskan. Tentunya memakai Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Itu masih berproses, pastikan bahwa hewan-hewan yang dilalulintaskan itu tidak ada gejalanya dan dilakukan biosecurity, dengan disemprot sehingga aman," paparnya.

Wiku mengungkapkan jika biosecurity antardaerah dijaga dengan baik maka secara kolektif proteksinya semakin tinggi. Dengan demikian kasusnya pasti terkendali.

Nanti targetnya adalah kasusnya 0 (nol), jelasnya.

Baca Juga: 50 Ekor Sapi di Lamongan Kembali Terkena PMK

Reporter: Denny Setiawan

Editor Pahlevi 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU