WHO Deklarasikan Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan: PB IDI Bentuk Satgas Monkeypox

author Community

- Pewarta

Jumat, 05 Agu 2022 22:06 WIB

WHO Deklarasikan Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan: PB IDI Bentuk Satgas Monkeypox

i

Screenshot_20220805-150030_Docs

Optika.id - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) membentuk Satuan Tugas (Satgas) cacar monyet setelah beberapa waktu lalu World Health Organisation (WHO) mendeklarasikan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.

Seperti halnya terkait pandemi Covid-19, dan kita sudah di-warning berat oleh WHO terkait Monkeypox, maka kami dari IDI juga membentuk khusus Satgas Monkeypox, kata Ketua Umum PB IDI M. Adib Khumaidi, dikutip dari cnnindonesia.com dalam acara daring, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga: Ada Lowongan Untuk KTU di PT Karya Dewi Putra, Ini Kualifikasi yang Dibutuhkan

Kasus Belum Terdeteksi: Ketua Satgas Covid-19 IDI Prof Zubairi Djoerban mengatakan bahwa kemungkinan besar penyakit cacar monyet sudah masuk Indonesia tapi belum terdeteksi. Menurutnya, puluhan negara sudah melaporkan kasus cacar monyet di negaranya, sehingga Indonesia kemungkinan juga sudah memiliki kasus yang belum terdeteksi.

Ada kemungkinan cukup besar, masih mungkin, estimasi mungkin cukup besar bahwa sebetulnya di kita sudah ada, namun belum terdeteksi, kata Prof Zubairi seperti dilansir republika.co.id di Jakarta, Kamis (4/8/2022).

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada akhir Juli lalu juga sudah melaporkan bahwa setidaknya ada sembilan suspek cacar monyet di Indonesia, namun setelah melalui pemerikasaan semua hasilnya dinyatakan negatif.

Upaya Mitigasi: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan akan memperkuat dan memperbanyak aktivitas surveilans cacar monyet pada kelompok gay di Indonesia melalui kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terkait.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu menambahkan bahwa upaya mitigasi tersebut dilakukan berdasarkan laporan dari beberapa negara besar yang terinfeksi cacar monyet adalah pria gay.

Selain pembentukan Satgas monkeypox, PB IDI juga meminta pemerintah memperluas dan memperketat skrinning pintu masuk pelabuhan, bandara, dan Pos Lintas Batas Darat Negara (PLBDN) dengan melakukan pengawasan terhadap pelaku perjalanan melalui pengamata suhu, tanda dan gejala.

PB IDI juga meminta pemerintah meningkatkan kemampuan laboratorium jejaring dalam diagnostik molekular spesimen pasien yang dicurigai menderita monkeypox berdasarkan rekomendasi WHO dan edukasi ke masyarakat tentang epidemi, gejala, penularan, serta langkah pencegahannya.

Pemerintah harus meningkatkan kemampuan dalam identifikasi kontak erat pada pasien suspek dan probable Monkeypox dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat mengenai situasi Monkeypox secara berkala dan transparan untuk mencegah terjadinya kepanikan akibat kesimpangsiuran berita, imbau Adib.

Kenali Ciri-Ciri dan Pencegahan: Kemenkes mengatakan bahwa gejala khas cacar monyet patut diwaspadai karena tampak serupa dengan cacar air. Pakar IDI juga mengatakan bahwa monkeypox atau cacar monyet dapat menyebabkan kematian. Tingkat kematian 1%, tulis Zubairi dalam akun Instagram @profesorzubairi.

Baca Juga: PT AGX Asia Indonesia Buka Lowongan di Bidang Registrasi Pestisida, Simak Cara Daftarnya Yuk!

Perbedaan utama gejala cacar air dengan cacar monyet adalah pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) pada gejala cacar monyet, namun tidak dengan cacar air. Masa inkubasi cacar monyet berkisar 6 hingga 13 hari, tetapi ada juga yang 5 hingga 21 hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sedangkan gejala yang mungkin dialami adalah: Sakit kepala, demam lebih dari 38,5ºC, limfadenopati, nyeri otot/myalgia, sakit punggung, asthenia (tubuh lemah), lesi cacar (benjolan berisi air atau nanah pada seluruh tubuh), dan beberapa hari setelah demam biasanya muncul ruam di wajah yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Dilansir dari tribunnews.com, Jumat (5/8/2022), ada beberapa tindakan pencegahan cacar monyet:

1. Hindari kontak dengan hewan yang menjadi reservoir virus, termasuk hewan yang sakit atau mati di tempat adanya cacar monyet

2. Hindari kontak dengan bahan apapun yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit

3. Pisahkan pasien yang terinfeksi dengan orang yang mungkin beresiko terinfeksi, lalu cuci tangan dengan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi

Baca Juga: Ingin Jadi Keluarga Politeknik Tempo? Mumpung Lagi Buka Lowongan, Jangan Sampai Terlewatkan ya!

4. Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi

5. Masak daging dengan benar dan matang

Oleh: Leni Setya Wati

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU