Varian Baru Covid-19 Deltacron Teridentifikasi di Amerika Serikat dan Negara Eropa

author Akbar Akeyla

- Pewarta

Senin, 14 Mar 2022 19:47 WIB

Varian Baru Covid-19 Deltacron Teridentifikasi di Amerika Serikat dan Negara Eropa

i

Zubairi Djoerban selaku Ketua dari Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI). (Source : Twitter)

Optika.id - Zubairi Djoerban selaku Ketua dari Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan bahwa terdapat suatu varian baru dari Covid-19 yang bernama Deltacron. 

Varian baru tersebut diketahui telah terkonfirmasi di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Prancis, Denmark, Inggris, dan juga Belanda.

Baca Juga: Epidemiologi Imbau Peningkatan Covid-19 Jelang Libur Nataru

Varian baru Covid-19 Deltacron secara resmi diidentifikasi dari kasus yang dikonfirmasi di Prancis dan Amerika Serikat. ungkap Zubairi Djoerban, mengutip dari akun twitter resmi pribadinya @ProfesorZubairi, Senin (14/3/2022).

Zubairi juga menyatakan bahwa, varian baru kali ini  merupakan varian Covid-19 rekombinan, yang berarti varian tersebut merupakan variang yang terdiri dari elemen Delta dan juga Omicron.

Deltacron adalah varian Covid yang terdiri dari elemen Delta dan Omicron. Artinya varian ini mengandung gen dari kedua varian itu yang membuatnya menjadi virus rekombinan, terangnya.

Kenapa bisa muncul Deltacron? Ketika seseorang terinfeksi dengan dua varian Delta serta Omicron, dan sel mereka kemudian bereplikasi bersama, sambungnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Jelang Nataru, Kemenkes: Masih Terkendali

Dirinya juga melanjutkan, bahwa Deltacron tersebut mempunyai kemungkinan apabila varian tersebut tidak lebih berbahaya daripada Omicron. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, dikarenakan belum adanya data dan jumlah kasus yang masih terbilang sedikit, Indonesia diharapkan dapat selalu waspada terkait datangnya gelombang baru dari virus Covid-19 ini.

Hanya sedikit data yang dapat digunakan untuk mengukur khawatir atau tidak. Namun, sejumlah ahli mengatakan bahwa varian ini harus diawasi, pungkas Zubairi.

Baca Juga: Kemenkes Tegaskan Pneumonia China Tak Akan Jadi Pandemi Baru di Indonesia

Reporter: Akbar Danis

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU