Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan! IMM Jatim Beri 5 Poin Tuntutan

author Seno

- Pewarta

Senin, 03 Okt 2022 20:10 WIB

Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan! IMM Jatim Beri 5 Poin Tuntutan

i

IMG-20221003-WA0020

Optika.id - Sejak kemarin, Indonesia berduka atas tragedi kemanusian yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Sepak bola sebagai hiburan rakyat yang tidak mengenal usia, harus menjadi tragedi berdarah di awal Bulan Oktober 2022 dengan merenggut ratusan korban jiwa.

Sesaat setelah Peluit wasit ditiup pertanda berakhirnya pertandingan antara Arema Fc Vs Persebaya Surabaya dengan kemenangan 2-3 untuk Persebaya, menjadi saksi tragedi kemanusiaan Kanjuruhan, Malang (1/10/2022).

Baca Juga: Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Menyesalkan Tidak Ada Siaran Langsung Proses Peradilan

Seperti rilis yang diterima Optika.id, Senin (3/10/2022), DPD (Dewan Pimpinan Daerah) IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Jawa Timur memberikan sikap tegas untuk mengusut secara tuntas Tragedi Kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan Malang dengan 5 poin tuntutan:

1. Mengecam keras tindakan pihak Keamanan yang bertindak secara refresif, menembakkan Gas Air Mata kepada suporter yang tidak mengindahkan aturan FIFA, Perkapolri Penanganan Huru Hara dan Perkapolri Standar Hak Asasi Manusia;

2. Mendesak Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, untuk melakukan evaluasi pengamanan dan menindak secara tegas pelanggaran prosedur pengamanan yang bertugas saat kejadian;

3. Mendesak Komnas HAM untuk memeriksa dugaan pelanggaran HAM dalam pengamanan suporter di Stadion Kanjuruhan Malang;

4. Mendesak PSSI untuk bertanggung jawab dan mengevaluasi Panpel Liga;

5. Meminta Pemerintah Daerah Jawa Timur hingga Pemerintah Kabupaten/Kota Malang untuk ikut bertanggung jawab terhadap jatuhnya korban jiwa dan korban dalam perawatan.

Bidang Hukum dan HAM IMM ( Jawa Timur juga menyampaikan duka sedalam-dalamnya atas meninggalnya 182 jiwa penonton dan korban luka-luka di Stadion Kanjuruhan Malang. IMM Jatim menyesalkan tindakan non prosedural aparat pengamanan. Di antaranya melakukan tindakan kekerasan dengan cara memukul dan menendang penonton.

"Bahkan terlihat ada yang menggunakan pentungan dan menembakkan gas air mata ke arah tribun Penonton. Akibat semburan gas air mata tersebut sebagian penonton mengalami sesak napas, pingsan dan berdesak-desakan mencari jalan keluar, yang berakibat sebagian perempuan dan anak-anak terinjak," tulis IMM Jatim dalam rilisnya pada Optika.id.

Baca Juga: Terdakwa Tragedi Kanjuruhan, Panpel dan Security Officer Tak Ajukan Eksepsi

Ahmad Agus Muin, SH selaku Ketua Bidang Hukum dan HAM IMM Jawa Timur mengatakan, tragedi kemanusian yang terjadi di Stadion Kanjuruhan adalah luka dan duka kita bersama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Pengamanan yang seharusnya memberikan rasa aman menjadi tekanan dan ketakutan bagi penonton dalam stadion, jelas dan tegas dalam Dalam regulasi FIFA Stadium Safety and Security Pasal 19 b mengatur secara tegas 'No Firearms or Crowd Control Gas shall be carried or used' (Dilarang Membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengendali massa yang boleh dibawa atau digunakan)," tandasnya.

"Dan secara tegas dalam hal kepolisan menjalankan tugasnya untuk selalu menghormati, melindungi, dan menegakkan hak asasi manusia sebagaimana Peraturan Kaporli No 8 Tahun 2009 Tentang Implementasi Prinsip Dan Standar Hak Asasi Manusia Dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia," imbuhnya.

Ahmad Agus beranggapan jika Panpel di bawah pengawasan PSSI juga harus ikut bertanggung jawab.

"Karena dalam keadaan darurat jelas panpel wajib memastikan bahwa masing-masing pintu dan gerbang ini dijaga setiap saat oleh Stewards yang ditunjuk secara khusus, untuk menjaga dari penyalahgunaan dan memastikan rute evakuasi jika terjadi situasi darurat (Regulasi keselamatan dan kemanan PSSI 2021 pada Pasal 21 poin b)," jelasnya.

Baca Juga: PN Surabaya Cegah Aremania Datang Saat Sidang Tragedi Kanjuruhan

Bidang Hukum dan HAM IMM Jatim berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi. Karena tidak ada sepak bola sebanding dengan nyawa manusia.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU