Uji Coba ke Hewan, Vaksin Buatan Unair Miliki Efikasi 93 persen

author angga kurnia putra

- Pewarta

Sabtu, 13 Nov 2021 00:11 WIB

Uji Coba ke Hewan, Vaksin Buatan Unair Miliki Efikasi 93 persen

i

Uji Coba ke Hewan, Vaksin Buatan Unair Miliki Efikasi 93 persen

optika.id- Uji coba vaksin Merah Putih sudah memasuki uji coba animal trial(uji coba pada hewan), hasilnya menunjukkan efikasi(kemanjuran) vaksin Merah Putih mencapai 93 persen. Seperti yang diungkapkan Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Community Development Universitas Airlangga, Prof.Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si. " Vaksin sudah melalui animal trial, lalu pre clinical trial. Secara Pre clinical trial, satu per satu tahap dilewati dan ada transgenik di dalamnya ada acceptor human," kata Nyoman, Jumat (12/11/2021).

" Dua hasil ini memberikan efikasi 93 persen, tentu ini hasil yang bagus. Baru uji klinik(human trial) awal Desember," imbuhnya. Nyoman mengungkapkan pengujian vaksin Merah Putih ini telah diawasi oleh Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM), dan sudah melewati berbagai tahap pengembangan sejak awal tahun 2020 lalu. Apabila hasil uji coba kepada manusia menunjukan hasil efikasi sebesar 50 persen, maka pada tahun 2022 vaksin Merah Putih ditargetkan dapat diproduksi secara massal. Karena memenuhi syarat efikasi dari WHO (organisasi kesehatan dunia) yaitu sebesar 50 persen.

Baca Juga: Unair Memanggil: Singgung Mahasiswa Aktivis 98 yang Hilang!

" Awal 2020 sampai 2021 sekarang, semua berjalan lancar. Jika hasil klinis bagus, tahun depan bisa produksi massal," lanjutnya. Nyoman juga mengungkapkan, vaksin merah putih sudah diuji coba untuk menangkal varian Covid-19 yang baru, hasilnya vaksin merah putih juga bisa menangkal varian baru tersebut.

"Artinya, setelah divaksin, hewan-hewan itu ditantang virus dengan varian baru, seperti varian Delta kemarin. Bakal vaksin ini masih bisa mentoleransi varian- varian yang saat ini beredar," jelasnya.

Hal tersebut dikarenakan, dari banyaknya varian baru yang menyebar di dunia induk dari virus tersebut tetap sama. Yaitu varian yang muncul pertama kali di Wuhan. "Dari sisi mutasi varian Alpha, Beta, Gamma, induk variannya tetap yang muncul di Wuhan. Sehingga desain kami dari bakal vaksin virus varian pertama sudah tepat," jelasnya.

Untuk tingkat efikasi vaksin yang akan diuji cobakan kepada manusia pada bulan Desember nanti, tergantung dari sampel yang diambil. Karena tingkat efikasi juga tergantung dari relawan tersebut. Sampel relawan yang sudah melewati hasil pengecekan medis terlebih dahulu tentu berbeda dengan sampel relawan yang dipilih secara acak.

Baca Juga: Cegah Stunting, Unair Lakukan Pendampingan Kesehatan pada Kader Kesehatan di Bermi Probolinggo

"Seleksi apa saja itu dokter yang mengetahuinya, seperti syarat kesehatan relawan. Karena efikasi itu tergantung sampel yang diambil dari relawan. Kecuali kalau acak, tentu akan berbeda hasilnya jika relawan di cek dulu kondisinya," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk klaster yang diuji coba ia memastikan ada dua klaster. Klaster penggolongannya dengan penggolongan usia relawan, yaitu relawan diatas 18 tahun dan relawan diatas 60 tahun. Untuk tahap uji coba vaksin Merah Putih kepada manusia, akan berada di bawah wewenang RSUD dr. Soetomo, karena uji coba terhadap manusia akan menjadi bagian dari tanggung jawab pakar medis.

Reporter: Angga Kurnia Putra

Baca Juga: Ini Jurusan Sepi Peminat di Universitas Airlangga, Buat Referensi SNBT 2023 Nih

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU