optika.id- Uji coba vaksin Merah Putih sudah memasuki uji coba animal trial(uji coba pada hewan), hasilnya menunjukkan efikasi(kemanjuran) vaksin Merah Putih mencapai 93 persen. Seperti yang diungkapkan Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Community Development Universitas Airlangga, Prof.Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si. ” Vaksin sudah melalui animal trial, lalu pre clinical trial. Secara Pre clinical trial, satu per satu tahap dilewati dan ada transgenik di dalamnya ada acceptor human,” kata Nyoman, Jumat (12/11/2021).
” Dua hasil ini memberikan efikasi 93 persen, tentu ini hasil yang bagus. Baru uji klinik(human trial) awal Desember,” imbuhnya. Nyoman mengungkapkan pengujian vaksin Merah Putih ini telah diawasi oleh Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM), dan sudah melewati berbagai tahap pengembangan sejak awal tahun 2020 lalu. Apabila hasil uji coba kepada manusia menunjukan hasil efikasi sebesar 50 persen, maka pada tahun 2022 vaksin Merah Putih ditargetkan dapat diproduksi secara massal. Karena memenuhi syarat efikasi dari WHO (organisasi kesehatan dunia) yaitu sebesar 50 persen.
” Awal 2020 sampai 2021 sekarang, semua berjalan lancar. Jika hasil klinis bagus, tahun depan bisa produksi massal,” lanjutnya. Nyoman juga mengungkapkan, vaksin merah putih sudah diuji coba untuk menangkal varian Covid-19 yang baru, hasilnya vaksin merah putih juga bisa menangkal varian baru tersebut.
“Artinya, setelah divaksin, hewan-hewan itu ditantang virus dengan varian baru, seperti varian Delta kemarin. Bakal vaksin ini masih bisa mentoleransi varian- varian yang saat ini beredar,” jelasnya.
Hal tersebut dikarenakan, dari banyaknya varian baru yang menyebar di dunia induk dari virus tersebut tetap sama. Yaitu varian yang muncul pertama kali di Wuhan. “Dari sisi mutasi varian Alpha, Beta, Gamma, induk variannya tetap yang muncul di Wuhan. Sehingga desain kami dari bakal vaksin virus varian pertama sudah tepat,” jelasnya.