Tingkat Literasi Keuangan Indonesia Rendah, Ini Tips Untuk Milenial

author Seno

- Pewarta

Sabtu, 10 Sep 2022 01:34 WIB

Tingkat Literasi Keuangan Indonesia Rendah, Ini Tips Untuk Milenial

i

Screenshot_20220909-173146_Docs

Optika.id - Perilaku konsumtif dan tuntutan gaya hidup merupakan salah satu faktor yang membuat generasi milenial cenderung lebih suka menjalani pola hidup yang kurang sehat seperti nongkrong, jalan-jalan, belanja online, dan pergi ke tempat-tempat hiburan.

Beberapa hal di atas bukan tidak boleh dilakukan tapi merupakan sebuah fakta yang mengkhawatirkan jika dilakukan terlalu sering tanpa memperhatikan kondisi keuangan.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Tips Main Saham Bagi Para Pemula Agar Tidak Boncos

Arin Setyowati, Pakar Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surabaya menjelaskan bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia rendah yang dibuktikan dengan survei OJK tahun 2016, yaitu 29,7%. Angka tersebut masih di bawah negara ASEAN lainnya.

Menurutnya, generasi millenial terbiasa membeli barang-barang up-to-date dan terkadang hanya melihat brand atau merk saja, lebih suka menghabiskan waktu di kafe mahal, serta liburan dan ber-swafoto di tempat-tempat yang instagrammable. Mereka sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Arin juga menyebutkan bahwa industri keuangan yang semakin kompleks dan pemahaman konsep keuangan yang kurang baik merupakan pemicu dari rendahnya tingkat literasi keuangan di Indonesia, khususnya generasi milenial.

Akhirnya hal itu berdampak pada kesulitan dalam pengambilan keputusan terhadap kesejahteraan ekonomi. Terlebih untuk mereka yang berpenghasilan rendah. Namun tidak perlu khawatir, Optika.id, Jumat (9/9/2022), memiliki beberapa tips penting supaya kamu yang masih merasa kesulitan mengatur keuangan. Dan bisa merencanakan keuangan sejak dini agar masa tuamu lebih sejahtera:

1. Membuat Alokasi Anggaran Dengan Metode 40-30-20-10

Buatlah anggaran bulanan dengan menggunakan metode 40-30-20-10. Kamu bisa menyisihkan 40% pendapatanmu untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk cicilan hutang, 20% untuk tabungan, investasi, dan proteksi, 10% bisa digunakan untuk biaya kemanusiaan.

Sebelum membuat anggaran bulanan, kamu harus bisa menentukan skala prioritas. Kamu harus menyesuaikan pendapatanmu dengan kebutuhan-kebutuhan yang ingin kamu penuhi, serta apa saja yang hanya berupa keingian. Tentukan kebutuhan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kebutuhan tersebut dapat diklasifikasikan dalam kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.

Kebutuhan primer meliputi biaya makan, transportasi, tagihan listrik dan air, biaya rumah dan lain-lain. Kebutuhan sekunder meliputi pulsa, dana untuk asuransi kesehatan dan lain-lain. Sedangkan kebutuhan tersier meliputi anggaran untuk shopping, travelling maupun hangout dengan teman.

Catat anggaran bulanan tersebut di buku atau note ponselmu, jika perlu catat juga pengeluaranmu secara rinci agar dapat dijadikan bahan evaluasi. Perlu diketahui bahwa angka-angka dalam motode 40-30-20-10 yang dipopulerkan oleh salah satu dari 100 orang berpengaruh di dunia versi Majalah Times bernama Elizabeth Warren ini bisa berbeda pada setiap orang dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.

2. Kurangi Kebiasaan Konsumtif

Baca Juga: Jangan Asal FOMO, Ini Cara Atur Keuangan Secara Efektif Buat Gen Z

Kurangi kebiasaan konsumtif dan kenali Latte Effect yang dapat berdampak besar pada pengeluaranmu. Jika kamu biasanya suka membeli makanan atau minuman di luar, sebaiknya mulai sekarang coba untuk membawa makanan sendiri dari rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain dapat menghemat pengeluaran, kebiasaan itu cukup baik untuk menjaga kesehatanmu karena kamu dapat secara langsung mengontrol asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh.

3. Siapkan Dana Darurat

Dana darurat ini dibutuhkan untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga yang terjadi di masa mendatang yang sifatnya darurat atau mendadak. Contohnya seperti terjadi bencana alam, kehilangan atau kerusakan barang, atau musibah-musibah lain yang tak terduga.

Kamu bisa memasukkan dana darurat ini ke dalam daftar alokasi anggaran tiap bulan yang kamu buat. Kamu bisa menyisihkan sebagian pendapatanmu untuk dana darurat ini supaya ketika terjadi sesuatu yang tak terduga yang membutuhkan dana lebih, tabungan dana daruratmu cukup untuk digunakan.

4. Investasi

Baca Juga: Pinjol Ilegal Banyak Melilit Tenaga Pendidik

Untuk menyiapkan keuangan di masa depan yang cerah, kamu bisa mengambil langkah untuk investasi. Dengan berinvestasi kamu bisa mengoptimalkan penghasilanmu untuk kebutuhan kebutuhan di masa depan seperti biaya pernikahan, biaya untuk membeli rumah atau mobil, termasuk untuk kebutuhan sekolah anak di kemudian hari.

Ada banyak instrumen investasi yang bisa kamu gunakan, diantaranya saham, obligasi, emas, reksadana dan lain-lain. Sebagai awalan pilih instrumen investasi yang memiliki tingkat risiko rendah. Semakin lama, hasil investasi yang sudah ditanam sejak dini pasti dapat memberikan hasil yang optimal.

Penulis: Leni Setya Wati

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU