Ternyata, Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama Loh

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Senin, 07 Nov 2022 23:53 WIB

Ternyata, Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama Loh

i

037143000_1650878780-cheerful-young-lady-dressed-pajama-sleeping-bed

Optika.id - Tahukah kamu, bahwa perempuan membutuhkan waktu tidur lebih lama daripada laki-laki. Biasanya orang dewasa hanya butuh waktu tidur 79 jam setiap malamnya untuk bisa bangun dalam kondisi segar esok harinya. Namun, perempuan cenderung tidur sedikit lebih lama.

Pada jurnal American Sociological Review tahun 2013 menunjukkan bahwa perempuan cenderung tidur lebih banyak daripada pria pada 11 hingga 13 menit. Mengapa demikian?

Baca Juga: Ada Kandungan Bromat Berbahaya di Air Mineral, Pakar UGM: Jangan Asal Percaya Influencer

1. Perempuan lebih rentan mengalami insomnia

Menurut laporan dalam Journal of Women's Health tahun 2014, perempuan lebih mungkin mengalami insomnia dibandingkan laki-laki. Sementara itu, mengutip Sleep Foundation, perempuan juga hampir dua kali lebih mungkin menderita kecemasan dan depresi dibandingkan laki-laki, dua kondisi yang sangat terkait dengan insomnia.

Hal ini memungkinkan akan mengalami kantuk sepanjang hari. Hormon adalah penyebab umum gangguan tidur bagi perempuan. Beberapa mengalami masalah tidur selama fase tertentu dari siklus menstruasi mereka dan rasa sakit atau perubahan suhu tubuh mungkin menjadi penyebabnya.

Dilansir Women's Health, ketika mendekati akhir siklus reproduksi, banyak dari perempuan yang mengalami ketegangan pramenstruasi, merasa mudah tersinggung, pemarah, atau emosional. Gejala-gejala tersebut juga bisa mengarah pada kekurangan tidur.

Perempuan pada paruh kedua siklus reproduksi juga kurang sensitif terhadap melatonin, hormon penginduksi tidur alami. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menghindari cahaya biru, misalnya dari HP atau TV, pada jam menjelang tidur. Kamu bisa mencoba lampu berwarna merah untuk meningkatkan pelepasan produksi melatonin tubuh.

2. Kehamilan

Menurut laporan dalam jurnal Sleep Medicine Reviews tahun 2003, Selama kehamilan, perempuan dapat mengembangkan sindrom kaki gelisah, suatu kondisi yang membuat lebih sulit untuk tertidur. Mereka juga lebih mungkin mengalami depresi, sleep apnea, nyeri, dan inkontinensia yang mengganggu tidur.

Masalah tidur ini bisa bertahan hingga periode postpartum, mulai merawat bayi yang baru lahir dengan siklus tidur yang tidak teratursering kali menyebabkan kantuk pada siang hari.

3. Menopause

Baca Juga: Benarkah Kadar Kolesterol di Buah Durian Tinggi?

Menurut studi lampau dalam Journal of Sleep Research, perbedaan kualitas tidur menjadi lebih nyata mulai antara usia 30 dan 40 tahun, ketika pria mulai menghabiskan lebih sedikit waktu secara progresif dalam tidur nyenyak dan tidur gerakan mata cepat (REM).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada gilirannya, menopause membawa perubahan bagi banyak perempuan, yang menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tidur nyenyak dan membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur.

4. Ekspektasi gender dalam masyarakat bisa memengaruhi siklus tidur-bangun

Perempuan mendapatkan rata-rata 11 menit lebih banyak tidur antara tidur siang dan tidur malam, tetapi jumlah ini dapat bervariasi dari 5 menit hingga hampir 30 menit, tergantung usia, status hubungan, apakah mereka memiliki anak, dan apakah mereka bekerja.

5. Perbedaan pandangan mengenai tidur

Baca Juga: Kondom Masih Dianggap Tabu, Kemenkes: Sudah Terdaftar, Penting Buat Tekan HIV!

Beberapa ahli menemukan bahwa perempuan dan laki-laki mungkin memiliki pandangan berbeda tentang tidur, yang sebagian dapat menjelaskan kebutuhan tidur yang berbeda.

Perempuan, menurut garis pemikiran ini, cenderung terlibat dalam perilaku pengambilan risiko yang lebih sedikit daripada pria dan lebih cenderung memperhatikan kesehatan mereka, mengutip Healthline. Misalnya, mereka mungkin lebih cenderung meluangkan waktu untuk tidur dengan waktu tidur lebih awal atau menyisihkan waktu untuk tidur siang.

Reporter: Jenik Mauliddina

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU