Sulit Berdamai dengan Luka Masa Lalu? Coba 4 Tips Ini

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Jumat, 29 Jul 2022 16:48 WIB

Sulit Berdamai dengan Luka Masa Lalu? Coba 4 Tips Ini

i

adult-gd209c2964_1920

Optika.id - Masa lalu bagi beberapa orang merupakan sesuatu yang pahit atau buruk untuk dikenang bahkan dibicarakan. Namun, wajar bagi setiap orang memiliki luka di masa lalu. Sebab, masing-masing orang bukanlah manusia yang sempurna.

"Artinya, setiap orang pasti pernah melukai atau dilukai saat berada di masa lalu tersebut," ujar Christine Anggraini, psikolog klinis dalam tayangan Instagram @insightku.psikologi, Jumat (29/7/2022).

Baca Juga: Cara Mengatasi Feeling Blue, Sebuah Perasaan Sedih yang Mengharu Biru

Kendati demikian, setiap orang juga mempunyai derajat sakit atau tingkat luka batin yang berbeda-beda dari orang lain. Selain derajatnya yang berbeda, kita juga perlu memperhatikan soal kemampuan individu tersebut melakukan penyembuhan atau self-healing.

Self-healing sering disebut sebagai sebuah proses penyembuhan diri dari luka batin. Ketika mengalami luka batin, kebanyakan orang cenderung ingin mengempaskan memori atau menghapus pengalaman pahit tersebut. Mereka merasa luka batin tersebut diyakini bakal hilang dengan menghapusnya.

Namun, kenyataannya memori tersebut tidak bisa dihapus begitu saja karena sudah masuk dan tertanam ke dalam otak. Sebab itu, kita tidak perlu berupaya melupakannya. Alih-alih berupaya melupakan, kita harus menilai ulang luka yang terjadi di masa lalu. Dengan begitu, kita dapat memaknai luka itu melalui cara yang berbeda.

Menurut Founder Insightku Psikologi itu, masih banyak orang yang tidak menyadari luka batin di dalam dirinya. Beberapa dari mereka pun sengaja tidak menyadarinya, sebagai bentuk perlindungan dirinya.

Meski begitu, kita pun tetap perlu menyadari luka batin tersebut agar kesehatan mental terjaga. Oleh sebab itu, Christine membagikan beberapa cara untuk mengetahui luka batin yang kita alami dan mengobatinya.

Mengenali Sumber Masalah

Kita pasti tidak lepas dari emosi jika berbicara tentang self-awareness. Kita perlu terkoneksi dahulu dengan emosi yang dimiliki. Sebagai contoh, ketika kita merasa sudah tidak mood saat keluarga sedang berbicara, lalu merasa kerap marah dengan keluarga atau menghindar dari mereka.

"Jangan-jangan diri kita ada problem dengan keluarga. Artinya, ada sesuatu yang tidak pas di hati kita dengan keluarga tersebut," imbuhnya.

Menurut Christine, akan lebih baik jika tidak terlalu fokus pada luka masa lalu. Tapi apa yang menjadi masalah di masa kini. Dia melanjutkan, emosi serta stres yang tidak stabil merupakan masalah paling umum sebab kita belum bisa berdamai dengan luka di masa lalu.

Memahami Polanya

Baca Juga: Tidur Siang Bisa Buat Seseorang Lebih Bahagia

Kemudian, setelah menyadari masalah tersebut, kita dapat mencari polanya. Ketika mencari pola, kita tahu dan sadar kapan waktu yang tepat untuk menghindari, menangis, marah, atau senang. Melalui fase tersebut, kita akan teringat mengapa peristiwa pahit bisa terjadi di masa lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam proses penggalian tersebut, tak jarang jika sulit dilakukan sendiri. Oleh sebab itu, beberapa orang meminta pertolongan pada psikolog atau orang yang ahli dalam hal tersebut.

Membuat Jurnal Emosi

Membuat jurnal emosi harian setelah memahami pola dan sumber masalahnya juga bisa berguna dalam proses penyembuhan luka masa lalu. Melalui jurnal, kita bisa melihat emosi-emosi apa yang dirasakan sekaligus kapan waktu munculnya.

Jurnal ini akan menjadi semacam indikator untuk mengetahui kapan dan apa sebabnya emosi kita tidak stabil. Indikator ini akan menjadi panduan penting untuk memantau kondisi terkini.

Mengobati dengan Distraksi

Baca Juga: Mengapa Kekerasan Rentan Menimpa Perempuan?

Ketika emosi dan stres mulai tidak stabil, mencoba menemukan pelarian atau distraksi dengan melakukan banyak hal adalah upaya yang tepat. Misalnya, melakukan kegiatan di luar rutinitas harian, bergabung dengan komunitas baru, atau bermeditasi dengan yoga. Upaya terakhir merupakan kegiatan yang paling banyak direkomendasikan dan efeknya cukup manjur.

Meskipun pada dasarnya kita tidak dapat melupakan luka serta segala kepahitan di masa lalu, namun kita dapat berdamai dengan segala pelik tersebut.

Beranilah untuk menatap pengalaman pahit tersebut dengan sudut pandang baru, karena keberanian itu yang akhirnya akan menjadi pondasi terpenting dalam usaha kita berdamai dengan masa lalu.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU