Subtrack Ramah Anak dan Keluarga

author Seno

- Pewarta

Selasa, 02 Nov 2021 16:04 WIB

Subtrack Ramah Anak dan Keluarga

i

FB_IMG_1635818184141

Optika.id - Mula-mula adalah pasangan suami istri yang ikut sebagai peserta jelajah sejarah Subtrack (Surabaya Urban Track) di Kota Tua Surabaya pada Mei 2021 lalu. Berikutnya pasangan suami istri, yang terdaftar dengan nama Oktastika dan Nitnit ini, mengajak anaknya mengikuti jelajah sejarah di Peneleh pada 31 Oktober lalu. Selain pasangan keluarga Oktastika-Nitnit, ada juga dua peserta anak-anak lainnya yang diajak orang tuanya mengikuti Subtrack Peneleh batch II, Minggu (31/10/2021).

Ketiga anak kecil ini nampak menikmati jelajah sejarah menyusuri kampung kampung yang harus ditempuh dengan jalan kaki selama 2 jam. Mereka tidak lelah. Di sepanjang perjalanan, mereka dengan seksama mendengarkan cerita yang disampaikan pemandu sambil sesekali memperhatikan pemandangan sosial budaya di lorong lorong gang yang mereka lalui.

Adalah pengalaman baik bagi mereka karena bisa melihat, merasakan serta mengalami fakta kehidupan asli Surabaya. Yakni realita kehidupan di kampung tua Surabaya, Peneleh dan Pandean yang menyimpan cerita cerita sejarah mulai dari sejarah klasik, kolonial hingga kemerdekaan. Peserta anak anak ini di pertunjukkan pada fakta peradaban yang terpancar dari ragam peninggalan di sana.

Misalnya sumur Jobong dari era Majapahit di Pandean Gg I, makam Belanda Peneleh dari era kolonial dan rumah HOS Tjokroaminoto serta Jembatan tua Peneleh sebagai representasi perlawanan terhadap bangsa penjajah. Sementara cerita Soekarno menjadi simbol kemerdekaan bangsa Indonesia.

Kuncarsono Prasetyo, salah seorang pendiri Subtrack menjelaskan, kegiatan jelajah sejarah Subtrack ini adalah bagian dari upaya penyelamatan warisan budaya. Generasi muda, seperti peserta anak anak, adalah target yang sangat tepat karena mereka sejak dini telah diperkenalkan dengan sosial kultur lokal.

Sebagai makhluk sosial, tentu mereka tidak hanya diajarkan berinteraksi secara sosial saja (hubungan manusia dengan manusia), tetapi juga berinteraksi terhadap lingkungan baik yang benda (tangible) maupun yang tak benda (in tangible). Kampung Peneleh dan Pandean masih menyimpan banyak nilai kearifan lokal (local wisdom) yang perlu diketahui dan dipelajari agar kota ini tidak kehilangan karakternya.

Karenanya kegiatan Subtrack ini menjadi wadah edukatif yang sangat baik bagi keluarga dan anak anak. Salah seorang peserta yang berprofesi sebagai guru SD, menyatakan bahwa kegiatan seperti Subtrack sangat cocok bagi siswa siswi sekolah dasar karena bisa dipakai sebagai sarana pembentukan karakter anak. Anak sejak dini mulai dikondisikan dan dilatih menggunakan olah motorik dan olah rasa serta fikir mereka sehingga anak bisa lebih responsif terhadap keadaan dan lingkungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sehari setelah kegiatan Subtrack di Peneleh, datanglah seorang guru SD ke Lodji Besar dimana kegiatan Subtrack ini diolah, ia berharap murid muridnya bisa mengikuti jelajah sejarah di Peneleh. Respon ini menunjukkan bahwa Subtrack menjadi sarana proses pembentukan karakter anak. Melihat respon ini, tim Subtrack juga merencanakan kegiatan jelajah sejarah yang melibatkan anak anak usia dini dalam program Detektif Cilik.

Detektif Cilik ini tujuannya mengajak anak-anak belajar mengenali lingkungan dan merangsang anak anak bisa bereaksi terhadap apa yang mereka lihat dan rasakan di tempat tempat yang menjadi tujuan dan rute jelajah sejarah. Dari komentar dan reaksi mereka, kita bisa mengetahui bagaimana sudut pandang anak anak dalam melihat sesuatu, terutama yang bertema sejarah dan budaya.

(Nanang Purwono, Pegiat Sejarah Surabaya)

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU