Optika.id - Wakil Presiden RI Maruf Amin bersikeras dan meyakini bahwa rakyat Indonesia sudah banyak yang memahami buruknya penggunaan politik identitas dalam pemilu. Hal ini disampaikan Wapres saat menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan upaya yang perlu dilakukan untuk menghindari peristiwa politik identitas seperti apa yang terjadi dalam Pemilu 2019.
Menurutnya, semua pihak baik pemerintah, partai politik, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat sudah menyampaikan seruan terkait penggunaan politik identitas. Dari golongan tersebut banyak yang menyampaikan agar tidak menggunakan politik identitas, maka dari itu masyarakat sudah bisa memahaminya.
Baca Juga: Gelar Acara Spesial Kumpul Juwara, Mitra Bukalapak: Tingkatkan Pendapatan Pemilik Warung
Rakyat kita sebenarnya sudah pandai, sudah cerdas, hal ini sebaiknya tidak perlu menjadi isu, ujar Wapres, Jumat (19/8/2022).
Selain itu, Wapres menekankan kecenderungan berupa politik identitas ketika mengkampanyekan calon pemimpin tidak boleh dilakukan. Ia menyampaikan bahwa pada saat memilih calon pemimpin, setiap orang akan memiliki kecenderungan dalam berbagai aspek dan hal seperti itu wajar saja terjadi.
"Mau tidak ada perasaan, mau ada perasaan, ketika orang memilih, saya lebih dekat, lebih sama pandangannya, lebih suka karena dia lebih baik, karena ini, ini, ini, ketika jatuh pada pilihan tersebut, itu tidak menimbulkan masalah. Tetapi, harus menghindari kampanye, jangan membawa aspek (politik identitas), ucapnya.
Baca Juga: Ini Respons Parpol Lain, Saat Muhaimin Sebut Usulan Penundaan Pemilu Demi Wapres
Selanjutnya, ia kembali mencontohkan bahwa perbedaan penetapan hari raya dahulu juga pernah menimbulkan konflik di tataran bawah. Namun, perbedaan penetapan hari raya saat ini tidak lagi berujung konflik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saya harap, dan juga dari beberapa pihak lain mulai tahun 2024 tidak ada konflik karena adanya perbedaan pilihan, harapnya.
Penulis: Firtian Ramadhani
Baca Juga: Wakil Presiden Ma’ruf Amin Kunker ke Situbondo dan Banyuwangi
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi
