Situ Sarkanjut dan Mitos Kejantanan Pria, Benarkah?

author angga kurnia putra

- Pewarta

Senin, 12 Sep 2022 15:20 WIB

Situ Sarkanjut dan Mitos Kejantanan Pria, Benarkah?

i

Situ+Sarkanjut

Optika.id-Sebuah danau di Garut punya nama yang unik. Situ Sarkanjut, begitu warga mengenalnya. Konon, nama danau ini berhubungan dengan kejantanan pria. Apa benar?

Nama Situ Sarkanjut, memang nyeleneh dan tak biasa. Namanya tak lazim didengar dan terkesan jorok. Bukan tanpa alasan, dalam bahasa Sunda, Kanjut berarti penis atau alat vital pria.

Baca Juga: Polres Garut Gagalkan Modus Penyalahgunaan BBM Subsidi Lewat Modifikasi Kendaraan

Situ Sarkanjut sendiri terletak di Kampung Sarkanjut, Desa Dungusiku, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut. Lokasinya, berada sekitar 20 kilometer di sebelah utara kota Garut.

Dari namanya saja, pasti orang-orang mengaitkan danau ini dengan kejantanan pria. Bahkan ada cerita legenda yang dipercaya warga setempat terkait asal usul danau ini.

Menurut informasi yang dihimpun, Senin (12/9/2022), awal mula Situ Sarkanjut berasal dari cerita mitos seorang sesepuh kampung tersebut yang mendapat bisikan gaib saat tengah bertarung dengan Belanda.

Sesepuh itu 'dibisiki' untuk memegang kemaluannya sebanyak tiga kali agar membuat masyarakat kampung tersebut selamat dan menang. Kemudian warga setempat diceritakan selamat dan terhindar dari pasukan Belanda.

Namun menurut salah satu sesepuh Kampung Sarkanjut bernama Herman (58), nama Situ Sarkanjut bukan berasal dari alat kelamin pria. Melainkan dari kanjut yang berarti tempat untuk menyimpan.

"Kanjut itu tempat untuk menyimpan. Jadi, dulu di daerah sini dijadikan wilayah untuk mengurus benda pusaka. Benda pusaka itu kemudian dikanjuti atau diberi tempat," ungkap Herman.

Menurut Herman, cerita awal mula Situ Sarkanjut terjadi di zaman dahulu kala. Cerita bermula dari kedatangan seorang pemuka agama, bernama Mbah Sura Adipraja.

Baca Juga: Untuk Para Pria, Ini Tips Membesarkan Mr P Secara Alami

Mbah Sura, kata Herman, yang saat itu menjadi seorang pejabat setingkat camat di kawasan Cianjur, menolak untuk memberikan upeti kepada Belanda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Beliau kemudian hijrah ke Garut dan datang ke wilayah ini," kata Herman.

Kemudian, setelah itu kata Herman, dengan kesaktiannya, Mbah Sura kemudian membuat sebuah danau dibantu masyarakat setempat dan dinamai Situ Sarkanjut.

"Ditambak sendiri kemudian dibantu oleh masyarakat," tutupnya.

Baca Juga: Puspom TNI AD: Motif Pelaku Tabrak Lari Nagreg Masih Dalam Penyidikan

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU