Simbol Religi Beda dengan Logo Korporasi

author optikaid

- Pewarta

Kamis, 17 Mar 2022 15:08 WIB

Simbol Religi Beda dengan Logo Korporasi

i

Simbol Religi Beda dengan Logo Korporasi

[caption id="attachment_14301" align="alignnone" width="149"] Ruby Kay[/caption]

"Terkandung nilai filosofis yang sangat mendalam dari logo halal buatan Kemenag itu bro" ujar seorang rekan pro Jokowi beropini.

Baca Juga: Dukung Pengembangan Produk Halal, UM Surabaya Resmikan Halal Center

Wait. Sejak kapan simbol agama memerlukan sense of art? Sejak kapan simbol agama memerlukan sentuhan filosofis? Sejak 2000 tahun yang lalu, simbol ajaran trinitas ya cuma kayu salib. Ummat Kristen gak perlu mempercantik simbol kayu salib itu dengan hiasan bunga melati atau dicat warna-warni.

Begitu pula dengan agama Islam. Simbol gak pernah mengalami perubahan sejak 1400 tahun silam. Tulisan biarkan saja apa adanya karena ia bukan logo Pertamina yang perlu dirombak mengikuti perkembangan jaman.

Simbol dalam agama BUKAN logo perusahaan yang perlu dikaji kandungan filosofisnya. Ditahun 2005, Pertamina merogoh kocek 2.5 miliar rupiah untuk mendesain ulang logo perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai jual, memperbaiki citra agar Pertamina bisa go international. Ada nilai competitive advantage dalam logo Pertamina yang diharapkan bisa meningkatkan daya saing dan tentunya memperbesar profit.

Sedangkan simbol dalam agama tak memikirkan untung rugi, ia juga tak perlu pengakuan dari market. Justru manusia sendiri yang memerlukan simbol-simbol agama untuk mengidentifikasi pilihan imannya.

Baca Juga: MUI: Penetapan Logo Halal Idealnya Serap Aspirasi Publik

Konyol jika menyamakan simbol agama dengan logo perusahaan. Lu pikir sang Khalik perlu bersaing dengan Hermes, Petronas, CNN, Apple dan lain sebagainya? Tidak. Kita ini yang perlu mengidentifikasi simbol agama agar bisa mendekat kepada Nya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tulisan walaupun cuma ditulis dengan tinta hitam akan menjadi simbol pengenal bahwa produk makanan/minuman layak dikonsumsi oleh ummat Islam. Ngapain capek-capek mikirin makna filosofisnya segala macam? Gak perlu tulisan itu dirangkai sedemikian rupa menjadi kaligrafi berbentuk gunungan wayang atau rumah gadang.

Simbol agama adalah entitas yang sudah final, punya sifat mudah dikenal. Ia tak perlu diviralkan, tak perlu biaya untuk launching dan rebranding segala macam. Simbol religi kok disamakan dengan logo korporasi? Mohon literasi dan cara berpikirnya ditingkatkan lagi.

Baca Juga: Mendambakan Halal United

Ruby Kay

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU