Seni Hidup Komunal dalam Utopia Steinbeck

author optikaid

- Pewarta

Selasa, 26 Okt 2021 13:04 WIB

Seni Hidup Komunal dalam Utopia Steinbeck

i

Seni Hidup Komunal dalam Utopia Steinbeck

Optika - Steinbeck mengerti, daripada menjadi miskin sendirian, mengapa tak mengumpulkan teman-temanmu yang miskin dan membuat sebuah komune bersama? Setidaknya, ketika kamu miskin dan membuat sebuah komune bersama teman-teman miskinmu yang lainnya, beban kesedihan karena kemiskinanmu akan terangkat karena kamu berkumpul bersama. Pepatah Jawa yang mengatakan mangan ora mangan, sing penting kumpul, seperti cerminan cerita Steinbeck di novelnya Tortilla Flat dan Cannery Row.

Berlatar di Monterey, California, Amerika Serikat, kedua novel ini mengangkat kisah orang-orang yang hidup secara komunal dan sama-sama tidak memiliki pekerjaan. Walaupun sama-sama berlatar di Monterey, cara Steinbeck menggambarkan Monterey berbeda di dua novel itu. Dalam Tortilla Flat Monterey digambarkan bertengger di punggung sebuah bukit. Di bawah terhampar teluk berair biru. Di belakangnya merimbun hutan pinus berbatang tinggi dan gelap. 

Sedangkan di Cannery Row, Steinbeck menggambarkan bagian kecil Monterey dengan lebih vulgar. Cannery Row di Monterey Califronia adalah sebuah puisi, kebusukan, kebisingan yang menjengkelkan, cahaya, nada, kebiasaan, nostalgia, dan mimpi. Begitu pula dengan penduduk Cannery Row yang digambarkan Steinbeck sebagai para pelacur, germo, tukang judi, dan anak-anak haram jadah, dibandingkan dengan Tortilla Flat yang menggambarkan penduduk Monterey sebagai bagian kota sebelah bawah didiami orang-orang Amerika, Italia, nelayan penangkap ikan, dan perusahaan pengalengan ikan penduduk asli Monterey bergulat dengan kehidupannya mereka disebut kaum Paisano.

Cannery Row dan Tortilla Flat menunjukkan bagaimana piawainya Steinbeck membuat sebuah utopia yang indah dalam kemiskinan. Karakter-karakter di Tortilla Flat, Danny dan geng Paisanonya, serta Mack dan geng gelandangannya, adalah orang-orang asing atau orang-orang yang terbuang dari struktur masyarakat yang kapitalistik. Mereka bukanlah orang kaya, bukan kelas menengah, dan tidak bekerja. Mereka adalah orang-orang yang hidup di luar konsep kepemilikan benda dan uang, dan tidak ikut dalam kompetisi survival for the fittest. Dalam masyarakat mungkin kita bisa melihat dua geng gelandangan Steinbeck ini sebagai produk gagal karena mereka tidak rakus, tidak memiliki ambisi, dan tidak pelit. Walaupun mereka orang-orang yang baik, murah hatinya, mereka tetaplah sebuah kegagalan.

Hanya dalam kemiskinan mereka bebas dan setara, yang mungkin juga bisa berlaku bagi kita semua. Mungkin bisa dikatakan impian Marx tentang masyarakat komunis tergambar dalam dua novel ini. Steinbeck melawan ide Amerika tentang memiliki pekerjaan. Geng paisano Danny dan geng gelandangan Mack tidak bekerja yang berarti tiada rantai yang mengikat mereka, mereka tidak memiliki barang ataupun uang, kecuali Danny di Tortilla Flat (yang mewarisi dua rumah). Komune paisano Danny misalnya digambarkan di Tortilla Flat seperti:

Mereka terlepas dari nafsu perdagangan, bebas dari keruwetan sistem niaga Amerika. Dan, mereka tak mempunyai sesuatu apa pun yang bisa dicuri, diperas, ataupun digadaikan, jadi sistem kehidupan Amerika tidaklah begitu bersemangat untuk menguasai mereka.

Berbeda dengan Tortilla Flat, Cannery Row lebih dekat dengan utopia yang diharapkan Steinbeck dan Marx. Komune Mack hidup dalam sebuah keseimbangan di mana stratifikasi sosial (baik kasta dan kelas sosial) tidak eksis. Berbeda dengan Danny dan kawan-kawan Paisanonya, di mana Danny yang memiliki rumah menjadi tuan rumah dan memiliki ruang tersendiri untuk dirinya. Di awal cerita juga dijelaskan Danny menarik sewa rumah pada teman paisanonya, Pilon.

Yang perlu diingat dalam dua geng ini, tidak ada dominasi maupun kediktatoran dari salah satu anggota gengnya. Danny, walaupun dekat dengan konsep sebagai tuan tanah, tetap tidak mendominasi kawan-kawan paisanonya. Danny tidak menyimpan uang sewanya untuk memuaskan kesenangannya sendiri, melainkan kembali lagi pada komune paisanonya. Konflik kepemilikan properti maupun keuntungan tidak terjadi dalam komune paisano Danny. Hidup sebagai anggota geng Paisano Danny ataupun sebagai geng gelandangan Mack adalah sebuah tantangan melawan nafsu dan bagaimana tidak bersikap egois. Mereka saling berbagi satu sama lainnya, tidak ada anggota geng mereka yang akan dibiarkan kelaparan dan menderita sendirian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain mirip dengan cara hidup masyarakat komunis yang diimpikan Marx, cara hidup komunal geng Paisano Danny dan geng gelandangan Mack juga dekat dengan cara hidup pada masyarakat anarkis. Anarkis menolak otoritas terpusat yang mengatur dan membatasi kebebasan individu dan biasanya bentuk komune anarkis dimulai dari kelompok-kelompok kecil. Sama dengan apa yang terjadi pada dua geng Steinbeck.

Cannery Row dan Tortilla Flat memberikan sebuah cara pandang baru dalam melihat kehidupan lebih dalam, apa artinya hidup dengan bijak. Geng Danny dan Mack memiliki prinsip bagaimana bertanggung jawab terhadap sesama anggota komune dan kesederhanaan dalam menjalani hidup. Hidup dalam geng Danny dan Mack bukanlah berarti benda, benda, benda, dan benda atau uang, uang, uang, dan uang. Kemiskinan dan keadaan setara membawa mereka pada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan bermakna spiritual seperti bagaimana geng paisano Danny menolong anak-anak yang kelaparan a la Robin Hood dan geng Mack yang ingin melakukan sesuatu yang baik bagi Doc.

Apa yang diciptakan Steinbeck di kedua novelnya ini sama dengan apa yang diharapkan Marx sebagai membebaskan manusia dari jerat rantai, tidak hanya dari kemiskinan ekonomi, tapi juga kemiskinan spiritual. Karakter-karakter dalam dua novel ini mengacuhkan nilai yang mendefinisikan kesuksesan berdasarkan kepemilikan materi. Mereka bebas membuat peraturan dan kode-kode sosial mereka sendiri, dan masing-masing anggota geng menghargai setiap anggota sebagai individu maupun sebagai anggota komune yang sama pentingnya dan sama setaranya. Hanya dengan demikian masyarakat utopia bisa tercipta dan hal itu bukanlah hal yang tidak mungkin.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU