Saat Manuver Politik Jokowi Dibaca oleh Megawati

author optikaid

- Pewarta

Rabu, 22 Jun 2022 20:00 WIB

Saat Manuver Politik Jokowi Dibaca oleh Megawati

i

Saat Manuver Politik Jokowi Dibaca oleh Megawati

[caption id="attachment_14568" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Ruby Kay[/caption]

Ruby Kay

Baca Juga: Jokowi Buka Suara Soal Dirinya Disebut Cawe-Cawe dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Optika.id - Seringkali mengkritik policy Presiden RI. Tapi gue gak pernah mau menghina fisik pak Jokowi. Hanya ikut-ikutan mengkritisi kemampuan bahasa inggrisnya yang terbata-bata. Ikut ngeledekin cara bicaranya yang suka anu, anu, nganu, gak tau. Tapi gue gak pernah mengolok-olok wajah atau tubuhnya yang kurus. Karena semua itu sudah settingan pabrik made in Allah SWT.

Mohamad Hatta badannya pendek, KH. Agus Salim kurus ceking. Tapi karena kualitas otak mereka diatas rata-rata, membuat keduanya disegani saat berdiplomasi. Ini menjadi bukti jika wawasan dan kemampuan public speaking yang baik bisa meningkatkan kepercayaan diri hingga orang lain tak lagi melihat kekurangan fisik tadi.

Hari ini, tiba-tiba kita dikejutkan dengan gelegar suara Megawati dalam acara internal PDIP. Ia mengingatkan pada seluruh kader partai banteng agar tunduk pada sabda ketua umum. Yang mbalelo, silahkan pergi, tak boleh ada kader yang bermain 2, 3, 4 atau 5 kaki.

Terlihat sosok Jokowi yang notabene Presiden RI duduk meringkuk dibawah podium dengan kursi biasa, tak ada bedanya dengan kader PDIP yang lain.

Inilah pesan politik paling tegas dari Megawati. Sekaligus memperkuat sinyalemen jika PDIP sedang tidak baik-baik saja. Mbok Mega sudah melihat ada faksi yang melakukan manuver tajam. Siapa lagi kalau bukan Ganjar yang diam-diam didukung Jokowi.

Ganjaris faksi medsos macam Denny Siregar dan Eko Kunted tentu ketar-ketir melihat absurditas ini. Lu cuma jago dimedsos, tapi keputusan politik tetap ditangan elit partai. Berbusa-busa pun mulut kalian meneriakkan nama Ganjar Pranowo, semua itu percuma bila tanpa restu dari mbok Mega.

Sikap tegas ketua umum PDIP ini membuat gue senang sekaligus rada sedih.

Baca Juga: Trengginas Sebagai Oposisi, PDIP Akan Goyahkan Rezim Selanjutnya?

Senang karena ketegasan Megawati ini otomatis membungkam pemujaan berlebih terhadap sosok Jokowi. Kita melihat sendiri bagaimana buzzerp mengelu-elukan tiap kebijakan Jokowi nyaris tanpa cacat. Hal inilah yang membuat pihak oposisi muak, cuma manusia biasa kok dipuja sampai kelewat batas. Dan Megawati baru saja melakukan normalisasi dengan gaya khas emak-emak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai Presiden RI, Jokowi disambut dengan upacara kenegaraan meriah saat melakukan kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab. Nama Jokowi dijadikan nama ruas jalan dan masjid di Abu Dhabi. Jokowi duduk dikursi berlapis emas saat mengunjungi istana kerajaan UEA.

Namun saat menghadap Megawati, Jokowi duduk meringkuk dikursi biasa. Tak ada penyambutan dan perlakuan istimewa, karena presiden RI itu cuma dianggap petugas partai PDIP. Sedih juga melihat seorang Presiden diperlakukan begitu. Karena semenjak Republik ini berdiri, baru Jokowi lah yang di downgrade oleh partainya sendiri.

Soekarno diistimewakan oleh PNI dan PKI.
Soeharto dan Habibie sudah pasti mendapat kursi VVIP saat menghadiri acara Golkar.
Gus Dur dimuliakan oleh PKB dan NU.
SBY hingga kini masih punya pengaruh besar ditubuh partai Demokrat.
Sedangkan marwah Jokowi malah direndahkan oleh Ketum partainya sendiri.

Baca Juga: Penyusunan APBN 2025 Tak Libatkan KPK, Anggaran Makan Siang Gratis Tak Diawasi?

Mbok Mega mulai memainkan kartu, hari ini dia sudah membuat pesan politik yang jelas dan terang benderang. Ketegasan ketum PDIP itu bukan ditujukan untuk partai oposisi, bukan pula buat ormas HTI dan FPI. Tapi buat Ganjar dan Jokowi.

"Kalian berdua jangan macam-macam. Jika gak senang, silahkan keluar!" Maka lutut pak Jokowi pun bergetar, manuver polìtiknya terbaca oleh Megawati.

Ruby Kay

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU