RSLI Surabaya Waspadai Varian Baru Covid 19 Lewat Pekerja Migran

author optikaid

- Pewarta

Kamis, 09 Sep 2021 20:06 WIB

RSLI Surabaya Waspadai Varian Baru Covid 19 Lewat Pekerja Migran

i

tes-antigen-bagi-warga-menuju-madura-2

Optika, Surabaya - Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya mewaspadai varian baru Covid-19 yang masuk ke Indonesia Melalui Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari luar negeri. Salah satu mereka pasien PMI ditemukan fenomena CT Value 1,8 yang sangat rendah

"Saya tanya dan konfirmasi ke dr. Fauqa, ini nilai CT Valuenya 1,8 atau 18? Mohon swab PCR nya di ulang, karena pasien ini sudah dirawat 12 hari. Setelah diulang, ternyata nilainya memang masih 1,8," kata  penanggung jawab RSLI Laksanama Pertaman dr. Ahmad Samsulhadi kepada Optika, Kamis (9/9/2021).

Baca Juga: SBMI Sesalkan Penanganan TPPO Tidak Prioritaskan Korban

Selain itu, dr Samsulhadi mengatakan beberapa PMI yang sudah dirawat selama 10 hari. Namun nilai CT Valuenya dibawah 15.

"Ini fenomena baru dan masih kita tindak lanjuti. Karena fenomena yang aneh, saya sudah meminta dr. Fauqa untuk menindaklanjutinya. terangnya. 

Lebih lanjut dr Samsulhadi menyampaikan pasien PMI yang baru datang dari luar negeri tersebut  kebanyakan datang Hongkong, Brunei, Malaysia, Singapura, Taiwan dan lainnya. Lalu, mereka setelah positif PCR dikirim dan dirawat di RSLI.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Dokter Spesialis Patologi Klinis sekaligus Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP) RSLI, dr. Fauqa Arinil Aulia mengaku pihaknya sering menemui fenomena CT value ekstrim hingga di bawah 5.

"Varian MU yang termasuk Varian of Interest (VoI). Sekarang ini perkembangannya sudah melanda di  39 negara," kata dr Fauqa. 

Kata dr Fauqa, mengungkapkan untuk varian MU ini tidak perlu khawatir. Karena sebagai Vol sifatnya tidak berubah dari gejala klinis, perkembangan penyakitnya dan terapinya pun masih sama. 

Baca Juga: LPSK Ungkap Urgensi Pemberian Restitusi Bagi Korban TPPO

"Yang perlu kita waspadai adalah Varian of Concert (VoC), dan Varian of High Consequence (VoHC) yang sekarang memang belum ada. Untuk VoC itu contohnya adalah Delta.Varian Delta kemarin termasuk VoC, seperti kita tahu kemarin sangat heboh,out breaknya luas dan mereka yang terinveksi Delta, nilai CT Valuenya rata-rata dibawah 25, dan ada yang extrim dibawah 5," jelasnya. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lanjut dr Fauqa menjelaskan, untuk Varian MU masih termasuk VoI, karakteristiknya urutan dasar masih sama, tidak merubah sifat dasar virus. 

"Jadi tidak perlu terlalu dirisaukan. Kita (RSLI) menangani pasien secara holistik, dan terus memonitor apakah pasien dengan CT Value rendah masuk varian baru lagi atau tidak," terangnya. 

Pihaknya sudah tindaklanjuti dan mengirimkan 78 sampel untuk Whole Genome Sequencing (WGS) dengan tujuan untuk lebih detail mengetahui karakterisitik virus. 

Baca Juga: Miris! Lulusan Sarjana Mendominasi Korban Perdagangan Orang

"Dalam WGS genome virus diturunkan lagi, dan sampai saat ini kami masih menunggu hasil uji laboratoriumnya. Proses di EDC kampus C Unair. Hasil belum keluar, masih kita tunggu," ujarnya. 

Dr Fauqa menambahkan, apakah Varian Mu mengarah ke varian baru atau masih di varian Delta, tergantung hasil WGS nantinya. 

Kita tidak bisa berandai-andai, semua masih menunggu konfirmasi dari WGS sampel yang kita kirimkan," pungkasnya. (Ramadhani/zal)

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU