Review The Devils Light, Kisah Eksorsis Biarawati yang Berjuang Melawan Iblis

author Mei Nurkholifah

- Pewarta

Senin, 07 Nov 2022 15:48 WIB

Review The Devils Light, Kisah Eksorsis Biarawati yang Berjuang Melawan Iblis

i

devils

Optika.id - Iblis selalu mencari celah untuk dapat merasuki dan menguasai manusia yang imannya goyah. Dan bila sudah dirasuki, sudah menjadi tugas pemuka agama untuk mengusirnya dengan ritual exorcism. Tema ini sudah banyak muncul di film-film horror antara lain seperti The Exorcist atau Poltergeist, Senin (7/11/2022).

Namun berbeda dengan kebanyakan film-film itu, dalam The Devils Light berpusat pada Ann (Jacqueline Byers), seorang biarawati yang meyakini ibunya dirasuki oleh iblis dan karena itu sering menyiksanya saat ia kecil. Setelah dewasa Ann bersikeras untuk belajar menjadi Exorcist di sekolah khusus milik Vatican; sebuah profesi yang menurut doktrin Gereja hanya boleh dilakukan oleh kaum pria.

Saat sesi pelatihan pengusiran iblis pada seorang anak kecil Bernama Natalie ( Posy Taylor) menjadi di luar kendali, Ann berhasil menenangkan anak tersebut dan Romo Quinn ( Colin Salmon), seorang pengajar di sekolah itu melihat potensi Ann serta menyetujui untuk melatihnya. Tak disangka-sangka Ann Kembali diincar oleh iblis yang merasuki ibunya dan ia membutuhkan semua keyakinan dan bantuan untuk mengalahkan iblis tersebut.

The Devils Light terasa lebih memfokuskan pada sisi manusia para korban yang dirasuki iblis, bahwa mereka bukan semata-mata objek yang habis dibersihkan lalu selesai begitu saja. Namun mereka memiliki kisah yang pedih yang menjadi kelemahan mereka sehingga diincar oleh iblis. Karena itu elemen jump scare dan horornya kurang kentara. Setidaknya ini dapat memberikan sebuah pendekatan baru dalam film horror.

Dari plot cerita sudah cukup bagus dan teratur, flashback Ann saat kecil walaupun diceritakan sepotong-sepotong tapi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai penyiksaan yang dia alami. Film ini pada awalnya sempat menyinggung gangguan jiwa pasien yang dapat disangka sebagai tanda-tanda kerasukan namun sayangnya mulai pertengahan cerita jadi kurang relevan dan sampai akhir cerita konsep kejiwaan pasien tidak disinggung lagi sehingga seperti mubazir.

Reporter: Mei Nurkholifah

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU