Relawan Ganjar: Jokowi Ketum DPP PDIP, Hendrawan Supratikno: Mereka Salah Minum Obat

author Seno

- Pewarta

Minggu, 30 Okt 2022 03:25 WIB

Relawan Ganjar: Jokowi Ketum DPP PDIP, Hendrawan Supratikno: Mereka Salah Minum Obat

i

Screenshot_20221029-202237_Chrome

Optika.id - Komentar menarik anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hendrawan Supratikno, saat merespon pernyataan perwakilan relawan Ganjar Pranowo yang mendoakan Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PDIP.

Mereka salah minum obat. Pernyataan yang offside," kata Hendrawan melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/10/2022). Menurut Supraktikno pernyataan relawan Ganjar Pranowo itu tidak tepat. Dia menegaskan relawan tak punya wewenang mencampuri urusan internal partai.

Baca Juga: PKB Sepakat Soal Hak Angket, Tunggu NasDem dan PDIP

Joko Priyoski, relawan Ganjar Pranowo, menyatakan bakal menggelar doa agar Jokowi menjadi Ketum DPP PDIP dan Ganjar Pranowo menjadi presiden ditahun 2024. Priyoski menyebutnya sebagai doa tapi itu diekspose, dinyatakan di depan umum, sehingga menjadi wacana.

Doa itu bakal digelar bersama di Bogor pada Minggu (30/10/2022). Selain ada peresmian Kami-Ganjar, acara itu juga ditujukan untuk mendoakan Ganjar Pranowo menjadi presiden dan Jokowi menjadi Ketua Umum PDIP pada 2024.

Wacana Jokowi didoakan menjadi Ketum DPP PDIP itu juga dilontarkan oleh Barikade Jokowi, Ronald Manaek Sihotang, Dia katakan akar rumput PDIP inginkan Jokowi menjadi Ketum PDIP, ujarnya kepada kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (27/10/2022). PDIP akan menjadi besar dengan Ketua Umumnya Jokowi, paparnya.

Menurut Hersubeno Arif dan Agi Betha dalam podcast Off The Record FNN, 28/10/2022, episode 242, pernyataan Priyoski dan Sihotang itu dinilai wajar. Mereka bukan kader PDIP karena itu tidak faham kultur di PDIP. Kata Arif mereka tidak faham sejarah kekuasaan dan kultur Megawati di PDIP.

Ini masuk ke wilayah sangat sensitif dalam PDIP. Berkait dengan keturunan Soekarno kata Arif.

Hal yang menarik meskipun isu ini tampaknya masih tipis namun di baliknya mulai tampak ada suatu gerakan untuk mendorong Jokowi mengambilalih PDIP dari keturunan Soekarno. Mereka menganggap PDIP partai yang harusnya demokratis. Bukan kerajaan. Mulailah bisik mersik penggantian kepemimpinan PDIP dari tangan dinasti Soekarno ke bukan Soekarno.

KIB Diskenario Sekocinya Ganjar

Sudah menjadi rahasia umum kalau Ganjar Pranowo adalah jago Jokowi dalam pilpres (pemilihan presiden) 2024. Beberapa orang yang direstui Jokowi untuk menjadi balon (bakal calon) presiden 2024 adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Airlangga Hartarto. Puan Maharani sebenarnya berada dalam kubu Istana, namun karena elektabilitasnya tidak kunjung naik secara signifikan maka Puan diwacanakan, di bawah meja, sebagai balon cawapres (calon wakil presiden).

Sejak awal 2015, saat Jokowi menjadi presiden, Partai Golkar dianggap sebagai mitra yang loyal. Loyalitas itu dibuktikan hingga saat ini selalu menemani dan mengikuti Jokowi dalam pemerintahan. Ketum DPP Golkar dalam pernyataannya dalam acara Hari Ulang Tahun ke-58 tahun akan minta konsultasi kepada Jokowi jika ingin mengusung bacapres.

Baca Juga: Hasto Soal Isu Jokowi ke Golkar, Rakyat Tahu Siapa yang Berjuang Membesarkan

Sejak awal Jokowi sudah berancang-ancang untuk menitipkan salah satu jagonya di Partai Golkar. Hal itu dirasakan Jokowi karena dalam kultur PDIP tidak mudah menentukan balon presiden kata Dr Abdul Aziz kepada Optika.id lewat WhatsApp, Sabtu (29/10/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aziz melanjutkan, meskipun Jokowi sebagai presiden namun posisinya di dalam PDIP hanyalah petugas partai, maka susah menentukan bacapres dari PDIP di luar scenario Megawati. Bacapres hak prerogratif Ketum DPP, kata Aziz,

Setelah PAN (Partai Amanat Nasional) bergabung dalam koalisi pemerintah maka dibentuklah KIB (Koalisi Indonesia Bersatu). KIB terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Menurut Aziz, sejak awal KIB adalah sekoci Ganjar untuk maju sebagai capres 2024. Di sisi lain, dengan memasukkan PAN dalam koalisi pemerintah maka bisa memotong Anies Rasyid Baswedan agar tidak bisa maju sebagai capres 2024.

Langkah taktis itu rupanya terbaca oleh DPP PDIP. Megawati Soekarnoputri, dalam Rakernas (Rapat Kerja Nasional) PDIP, 21-23 Juni 2022, di Jakarta, menyatakan dengan keras akan memecat kadernya yang main dua kaki dalam pencalonan presiden. Megawati menegaskan pencalonan presiden 2024 berada di tangan Ketua Umum DPP PDIP. Capres adalah hak prerogatif Megawati. Sebelum diputuskan oleh Megawati maka semua kader PDIP dilarang untuk bergerak mengkampanyekan dirinya sebagai balon capres. Apalagi bermain dengan parpol lain.

Sejak saat itu KIB seolah-olah mencari balon lain, termasuk mewacanakan mengusung Airlangga Hartarto dengan Zulkifli Hasan (Zulhas, sapaan akrabnya). Langkah KIB kemudian tampak tidak seantusias awal berdirinya. Berbagai Lembaga survei menempatkan elektabilitas Hartarto dan Zulhas sangat rendah karena itu tidak mungkin KIB mengusung kader mereka sendiri.

Khusus tentang adanya desakan relawan agar Jokowi menjadi Ketum PDIP Aziz mengingatkan Jokowi agar hati-hati. Isu ini dari relawan namun jangan sampai dibaca oleh DPP PDIP sebagai agenda tersembunyi Jokowi. Hersubeno Arif pun menganggap adanya agenda tersembunyi jika gerakan itu berkembang terus.

Baca Juga: Jokowi Buka Suara Soal Dirinya Disebut Cawe-Cawe dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Jika Jokowi berupaya merebut Ketum PDIP dengan cara-cara yang tidak elegan dan tidak demokratis, sama halnya dengan melakukan kudeta terhadap Megawati Soekarnoputri, urai Aziz. Menurut Aziz jangan sampai Jokowi mengulang perilaku dan pengalaman Moeldoko yang sempat mengudeta Agus Harimurti Yudhoyono di Partai Demokrat?

Secara simbolik Aziz mengibaratkan PDIP selama ini secara tidak sadar telah memelihara dan membesarkan anak macan. "Anak macan" yang yang sudah kuat itu jangan sampai menerkam ibunya dari belakang, tutur Aziz.

Tulisan: Aribowo

Editor: Amrizal 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU