Ratusan Universitas Siap Bertanding di Kontes Robot Indonesia 2021

author optikaid

- Pewarta

Jumat, 24 Sep 2021 13:13 WIB

Ratusan Universitas Siap Bertanding di Kontes Robot Indonesia 2021

Optika, Yogyakarta - Sebanyak 278 tim robot dari 107 perguruan tinggi di Indonesia siap berkompetisi dalam ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) 2021 yang digelar Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Puspresnas Kemdikbud Ristek).

Masih dalam kondisi pandemi Covid-19, kompetisi ini dilakukan secara daring mulai 22 September hingga 1 Oktober 2021, dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sebagai tuan rumah penyelenggara.

Melansir dari situs resmi UGM, Jumat (24/9/2021), KRI Wilayah dikelompokkan dalam dua bagian yakni KRI Wilayah I dan KRI Wilayah II. Dalam KRI Wilayah I diikuti 140 tim mahasiswa dari 54 perguruan tinggi di wilayah Indonesia bagian Barat. Pada KRI Wilayah II diikuti 138 tim mahasiswa dari 53 perguruan tinggi di wilayah Indonesia bagian Timur.

Direktur Kemahasiswaan UGM, Suharyadi, menerangkan bahwa KRI 2021 akan dilaksanakan secara daring dengan peserta akan bertanding di universitas masing-masing yang ditayangkan secara daring melalui video conference.

"Juri dan panitia terpusat secara luring di GSP UGM dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat," terang Suharyadi.

KRI dilaksanakan dalam dua babak yakni tingkat wilayah dan tingkat nasional. KRI Tingkat Wilayah berlangsung pada 22 September hingga 1 Oktober 2021. Selanjutnya, KRI Tingkat Nasional pada 12 hingga 17 Oktober 2021.

KRI mempertandingkan enam divisi yakni Kontes Robot Abu Indonesia (KRAI), Kontes Robot SAR Indonesia (KRSRI) yang sebelumnya bernama Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), KRSBI Humanoid, Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), dan Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI).

Tim-tim terbaik di tingkat wilayah nantinya akan melaju berkompetisi kembali di KRI tingkat Nasional. Sementara itu, juara pertama Devisi KRAI 2021 akan ditunjuk mewakili Indonesia dalam ABU Robocon 2021 secara daring di China.

Salah satu dewan juri KRI 2021, Prof. Benyamin Kusumoputro menambahkan, terdapat dua tantangan utama yang harus dihadapi dalam pelaksanaan KRI daring yakni fairness dan fairplay.

Fairness berarti semua tim memiliki kemampuan teknologi dan infrastruktur yang sama. Sedangkan fairplay yaitu tim yang berkontes bisa bermain dengan jujur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Fairness itu dari infrastruktur harus bisa merata pada peserta dan tim mahasiswa yang bertanding harus bisa bermain secara fairplay," jelas Benyamin.

Benyamin menambahkan, pelaksanaan kompetisi daring secara fairness terbilang sulit karena terdapat ketidaksamaan infrastruktur di setiap wilayah Indonesia. Misalnya, terkait persoalan jaringan seperti terjadi delay di Pulau Jawa biasanya berlangsung 3-5 detik, tetapi di luar Pulau Jawa delay terjadi lebih dari 10 detik.

"Perbedaanya kelihatannya sedikit tidak masalah, tetapi karena kompetisi berlangsung secara real time maka perbedaan delay itu jadi persoalan," tambahnya

Benyamin mengungkapkan, ada perubahan proses penjurian. Penilaian akan dilakukan dengan mengambil rata-rata nilai dari beberapa kali pertandingan.

"Penjurian kita ubah karena takutnya saat tim bermain dapat giliran putus koneksi sehingga diambil beberapa kali pertandingan dan ambil rata-ratanya," kata Prof. Benyamin.

Koordinator Pokja Dikti Puspresnas, Rizal Alfian, mengapresiasi semangat peserta dan UGM sebagai tuan rumah KRI 2021 Dia berharap, kedepan hasil dari ajang ini bisa digiring ke industri sehingga bisa memberikan manfaat dan menawarkan solusi akan persoalan di masyarakat melalui robot dan teknologi.

"Dari KRI ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki segudang talenta di bidang robotika," ujar Rizal. (Jeni/Rizal)

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU