Proyek Krakatau Steel Mangkrak, Diindikasi Ada Korupsi

author optikaid

- Pewarta

Rabu, 29 Sep 2021 20:09 WIB

Proyek Krakatau Steel Mangkrak, Diindikasi Ada Korupsi

i

krakatau steel

Jakarta, Optika - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut adanya dugaan korupsi di dalam perusahaan pelat merah yang bergerak di industri baja, yakni Krakatau Steel.

Erick menjelaskan, dugaan korupsi tersebut berasal dari adanya proyek mangkrak yang nilai investasinya 850 juta dolar Amerika Serikat (AS). Jika dikonversi ke dalam Rupiah, nilai tersebut setara dengan Rp12 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per dolar AS).

"Dia (Krakatau Steel) punya utang 2 miliar dolar AS, salah satunya investasi 850 juta dolar AS kepada proyek blast furnace (peleburan tanur tinggi), ini mangkrak. Pasti ada indikasi korupsi," kata Erick secara virtual, Rabu (29/9/2021).

Adanya ucapan yang dilontarkan Erick Thohir, Direktur Utama Krakatau Steel yakni Silmy Karim langsung membuka suara. Dirinya mengungkapkan, Perseroan terus melakukan pembenahan.

Silmy melanjutkan, proses untuk membenahi Krakatau Steel merupakan usaha bersama dan membutuhkan waktu setidaknya tiga tahun untuk melihat hasilnya.

Diketahui, tren meningkatnya utang dimulai di tahun 2011 sampai dengan 2018. Akumulasi utang Krakatau Steel mencapai Rp31 triliun yang disebabkan beberapa hal salah satunya adalah pengeluaran investasi yang belum menghasilkan sesuai dengan rencana.

Proyek Blast Furnace diinisiasi pada tahun 2008 dan memasuki masa konstruksi pada tahun 2012, jauh sebelum saya bergabung di Krakatau Steel pada akhir tahun 2018, ujar Silmy, Rabu (29/9/2021).

Manajemen saat ini sudah mendapatkan solusi agar fasilitas atau pabrik yang tadinya mangkrak bisa jadi produktif, sambungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seiring berjalannya waktu, manajemen baru Krakatau Steel berhasil melakukan restrukturisasi utang pada bulan Januari 2020 sehingga beban cicilan dan bunga menjadi lebih ringan guna memperbaiki kinerja keuangan.

Silmy melanjutkan, saat ini Krakatau Steel sudah memiliki dua calon mitra strategis, bahkan satu calon sudah menandatangani Memorandum of Agreement (MOA) dengan Krakatau Steel.  

Satu mitra lagi sudah menyampaikan surat minat untuk bekerja sama dalam hal Blast Furnace. Artinya sudah ada solusi atas proyek Blast Furnace.

Kaitan adanya indikasi penyimpangan atau korupsi di masa lalu tentu menjadi perhatian manajemen, papar Silmy.

Fokus saya ketika bergabung adalah mencarikan solusi dan melihat ke depan agar Krakatau Steel bisa selamat terlebih dahulu, pungkasnya.(Angga/Rizal)

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU