Produsen Tempe di Surabaya Takut Naikkan Harga Tempe

author angga kurnia putra

- Pewarta

Kamis, 03 Mar 2022 19:46 WIB

Produsen Tempe di Surabaya Takut Naikkan Harga Tempe

i

Produsen Tempe di Surabaya Takut Naikkan Harga Tempe

Optika.id- Para produsen tempe di Surabaya mengaku serba salah menghadapi para pelanggan yang terus melontarkan protes, khususnya terkait harga bahan baku kedelai yang saat ini mencapai Rp12 ribu dari sebelumnya Rp8 ribu per kilogram.

"Kalau saya naikkan harga tempe menyesuaikan bahan baku kedelai yang mahal, pelanggan protes karena kemahalan," kata Tumiasih, pembuat tempe di Jalan Sukomanunggal Gang 1, saat dikonfirmasi di Surabaya, Kamis (3/3/2022).

Baca Juga: Tahukah Anda? Tempe Dijual Cukup Mahal di Beberapa Negara Loh

Menurutnya para pelanggan memang menginginkan harga tempe yang murah atau setidaknya sama dengan yang dulu, sebelum harga kedelai melambung tinggi.

"Selanjutnya saya kecilkan ukurannya. Saya jual dengan harga tetap seperti dulu. Tetap saja menuai protes. Pelanggan bilang kok kekecilan. Kami jadi serba salah," ujarnya, mewakili pembuat tempe lainnya.

Di sepanjang Jalan Sukomanunggal Gang 1 Surabaya terdata ada 12 pembuat tempe kedelai dan delapan pembuat tempe menjes, sehingga terkenal sebagai salah satu Kampung Tempe di Surabaya. Mereka menggeluti usaha ini secara turun temurun dari keluarganya.

Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani di sela kunjungan kerjanya di Surabaya menyempatkan mampir ke kampung itu.

"Tadi juga ada penjual tahu di sana. Saya tanya masalahnya apa kalau sampai harga kedelai sebagai bahan baku utamanya mahal. Mereka sepakat kalau tidak menaikkan harga, ya membuat ukuran yang lebih kecil," katanya.

Baca Juga: Kemendag Turun Tangan Atasi Laju Harga kedelai Meroket

Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan bagi umat Islam, Puan menekankan agar seluruh harga barang kebutuhan, termasuk tempe, terjangkau oleh masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk itu, dia mendorong pihak eksekutif atau pemerintah agar dapat menjaga stabilitas seluruh harga kebutuhan.

"Saya sebagai Ketua DPR RI kan hanya sebagai pengawas. Kalau pemerintah jangan hanya menangani secara ad hoc, melainkan juga harus bisa mengurai kelangkaan, serta menekan harga-harga barang yang dibutuhkan masyarakat," tuturnya.

Baca Juga: Tahu Harga Kedelai Mahal, Armuji Berusaha Cari Jalan Keluar

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU