Polemik Harga Pertalite Pertamina

author optikaid

- Pewarta

Senin, 01 Nov 2021 20:49 WIB

Polemik Harga Pertalite Pertamina

i

Polemik Harga Pertalite Pertamina

Optika.id-PT Pertamina terus mengalami rugi dalam penjualan BBM jenis Premium dan Pertalite. Pertamina menahan rugi dengan membuat harga jual BBM di bawah harga BBM milik asing, dan itu berlaku pada Pertalite serta Premium.

Namun atas dampak rugi itu, Pemerintah sendiri secara bertahap akan menarik BBM jenis Premium dari pasaran dan secara menyeluruh digantikan oleh Pertalite.

Baca Juga: Diizinkan Pertamina, Pertalite Subsidi Bakal Dijual di Pertashop

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih menyatakan kalau pemerintah berkomitmen memiliki BBM yang ramah lingkungan.

Premium ini hanya tujuh negara loh yang pakai, dan kita berkomitmen untuk memperbaiki kondisi lingkungan, terkait Premium ini kemungkinan kedepan akan digantikan oleh Pertalite, ucap Soerjaningsih.

Meski begitu, harga Pertalite saat ini juga tetap akan berdampak buruk kepada keuangan BUMN terkhususnya Pertamina dan bisa berpotensi merugi besar.

Hal ini berkaitan pada harga asli Pertalite yang cukup berbeda jauh  dengan harga yang ada di pasaran yakni sebesar Rp 7.650. Secara normal harga Pertalite sudah berada diatas Rp11 ribu, harga keekonomian, kata Soerjaningsih, Senin (1/11/2021).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean menilai harga Pertalite harus dinaikkan

Harga Pertalite harus dinaikkan. Apalagi harga jual BBM Pertamina masih berada di bawah harga BBM milik asing, jika tidak bisa berdampak buruk karena memukul keuangan Pertamina, ujar Ferdinand.

Dia juga menambahkan, ketika Pertamina merugi artinya penambahan kontribusinya ke kas negara dan masyarakat akan menurun. Ferdinand mengingatkan kalau pada tahun lalu Pertamina menyumbang hampir Rp 200 triliun kepada keuangan negara.

Baca Juga: Kritik Kinerja Pertamina, Anggota DPR: Tak Ada yang Bisa Dibanggakan

Di samping itu, di situasi pandemi peran Pertamina  juga sangat besar. Mulai dari membangun rumah sakit sampai penyaluran oksigen medis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penjualan Pertalite selama ini terus ditanggung Pertamina disamping biaya produksinya yang sangat tinggi. Pertalite justru dijual dengan selisih yang cukup besar yakni, mencapai Rp 3.350 per liter.

Keuangan mereka akan tergerus untuk menutupi kerugian-kerugian yang terjadi akibat penjualan BBM yang tidak sesuai dengan harga keekonomiannya,  kata Ferdinand.

Karena alasan tersebut, Ferdinand berharap  untuk mempertimbangkan kenaikan harga BBM.

Jadi saya pikir harus dipertimbangkan untuk menaikkan harga BBM, apakah sesuai  harga keekonomian (Rp11 ribu) atau mendekati, tetapi momennya harus tepat, ucap Ferdinand.

Baca Juga: Pertamina Akan Hapus Pertalite, PPP: Kasihan Rakyat Kecil

Tidak sampai disitu, Ferdinand juga menekankan kalau BBM lain seperti Solar, Pertamax, dan Pertamax Turbo di pasaran Pertamina juga masih di bawah harga sepatutnya.

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU