PKK Sidoarjo Gelar Sosialisasi Dampak Stunting

author Seno

- Pewarta

Kamis, 28 Okt 2021 03:36 WIB

PKK Sidoarjo Gelar Sosialisasi Dampak Stunting

i

IMG-20211027-WA0045

Optika, Sidoarjo - TP PKK Kabupaten Sidoarjo mengelar sosialisasi dampak stunting, kurang gizi dan obesitas pada bayi dan balita, di pendopo Delta Wibawa, Rabu (27/10/2021). Kegiatan ini dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Arzety Bilbina, TP PKK Kecamatan, TP PKK Desa, Kader Posyandu dan Remaja di 18 Kecamatan di Sidoarjo.

Penurunan Angka Stunting menjadi prioritas utama pemerintah. Presiden Jokowi menargetkan angka stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen pada tahun 2014.

Dari 10 provinsi tertinggi angka stunting, Kabupaten Sidoarjo tidak termasuk daerah dengan stunting tinggi. Namun, angka kecil tersebut tidak menjadikan Sidoarjo bebas stunting, upaya pencegahan harus terus dilakukan untuk mengurangi resiko anak dengan kurang gizi, obesitas dan stunting, terang Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo, Saadah Ahmad Muhdlor Ali.

Merujuk data Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, 5 desa dengan intervensi gisi buruk per 23 November 2020 yaitu Desa Kupang, Desa Kedungrejo, Desa Tambak Kalosogo Kecamatan Jabon, Desa Ngingas Kecamatan waru dan Desa Wedi kecamatan Gedangan. Kelima Desa ini akan diberikan biskuit balita dan ibu hamil oleh Arzety dan Ketua TP PKK Kabupaten.

Biskuit ini kita berikan kepada 5 Desa dengan kasus stunting tertinggi, kader pkk desa dan posyandu akan mendistribusikan kepada anak-anak dan ibu hamil di desanya, kata Saadah.

Istri Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor ini pun menambahkan, butuh kolaborasi banyak pihak dalam mencapai Sidoarjo dengan zero stunting.

Upaya pencegahan dini stunting, kurang gizi dan obesitas pada anak harus dilakukan oleh banyak pihak, tidak hanya orangtua/ibu dari sang anak, namun kolaborasi antara kader pkk, kader posyandu, imbuhnya.

Selain itu, peranan remaja pra nikah juga sangat diperlukan dalam pencegahan stunting dan gizi buruk. Perlu dilakukan screening terhadap remaja usia menikah terkait kesiapan untuk menghadapi kehamilan, mengedukasi tentang kesehatan reproduksi, pentingnya menjaga jarak kehamilan, kelahiran, dan memonitor kehamilan hingga pemenuhan gizi janin dan bayi.

"Pencegahan stunting harus dilakukan diawal kehamilan bukan setelah anak dilahirkan. Saya mengimbau kepada adik-adik para remaja yang akan memasuki kehidupan berkeluarga untuk banyak belajar tentang kesehatan reproduksi, bagaimana mencukupi kebutuhan gizi dari anak sebelum lahir sampai pola pengasuhan, imbaunya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara itu, Arzety Bilbina sebagai perwakilan Komisi IX yang membidangi kesehatan, menjelaskan bahwa pencegahan dini kasus stunting bisa dilakukan dengan mengatur asupan makanan dan gizi anak semasa kehamilan.

Stunting dapat disebabkan oleh faktor genetik, sanitasi yang kurang baik, serta kurangnya asupan nutrisi selama kehamilan, terangnya.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi sejak hamil hingga anak berusia dua tahun (periode 1000 hari pertama kehidupan) merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting, tentunya sambil terus memantau pertumbuhan anak.

Rumah yang bersih, sanitasi yang bersih, pola makan yang teratur, gizi seimbang, sebelum dan sesudah kelahiran harus betul-betul diperhatikan oleh calon ibu dan orangtua, pungkasnya.

(Pahlevi)

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU