PHK Massal Tidak Terkait Resesi Ekonomi?

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Senin, 21 Nov 2022 20:25 WIB

PHK Massal Tidak Terkait Resesi Ekonomi?

i

termination-gd444e11c1_1920

Optika.id - Banyaknya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh banyak perusahaan belakangan ini, termasuk startup atau usaha rintisan bukanlah yang pertama. Sebelumnya, selama pandemi, hal serupa juga terjadi.

Kondisi tersebut dikenal dengan sebutan Pandemic Darling, situasi yang melibatkan perusahaan yang meraup kenaikan GMV atau Gross Merchandise Value selama puncak pandemi 2020 2021. Karena perusahaan tersebut mempunyai valuasi tinggi, maka mereka mempersepsikan mudah mencari pendanaan baru. Padahal, faktanya agresivitas ekspansi perusahaan ternyata tidak sebanding dengan pencarian dana baru dari investor.

Baca Juga: Faktor Ancaman Ekonomi Global 2023 ala IMF

Banyaknya investor, terutama dari asing yang menjauhi perusahaan dengan valuasi tinggi namun secara profitabilitas rendah atau memiliki model bisnis yang tidak berkelanjutan. Ditambah lagi dengan pemutusan kerja massal ini terjadi akibat fenomena overstaffing atau rekrutmen besar-besaran oleh perusahaan.

"Banyak perusahaan yang dinilai over-optimis pascapandemi reda yang ternyata terjadi banyak perubahan perilaku transaksi pada masyarakat. Akibatnya, biaya operasional kian membengkak dan menjadi beban pada perusahaan, khususnya perusahaan digital sehingga terjadilah PHK massal, kata Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira ketika dihubungi, Senin (21/11/2022).

Tak hanya Bhima, pengamat ekonomi Piter Abdullah juga menuturkan hal serupa. menurutnya, PHK yang terjadi belakangan ini tidak berkaitan dengan isu resesi ekonomi yang diprediksi bakal terjadi tahun depan.

Dikatakan, perekonomian di Indonesia sebenarnya berada dalam keadaan yang baik-baik saja bahkan mengalami pertumbuhan di kuartal III pada tahun 2022 hingga 5,72% serta diperkirakan akan terus bertumbuh meskipun lamban.

Senada dengan yang disampaikan oleh Bhima, gelombang pemecatan yang terjadi di Indonesia sebenarnya merupakan imbas dari resesi ekonomi global.

Dia menyebut para investor yang juga bermain di kancah regional atau internasional meninjau kembali investasi yang mereka lakukan akibat dampak dari resesi global. Maka dari itu, mau tidak mau perusahaan yang tidak mendapatkan pendanaan pun harus melakukan efisiensi dengan cara melakukan pengurangan karyawan.

Tidak ada hubungan dengan resesi tahun depan. PHK yang terjadi itu bukan karena tahun depan resesi karena ekonomi kita baik-baik saja. Artinya sebenarnya kita jauh dari resesi. Memang resesi membuat kemungkinan lebih besar PHK karena resesi terjadi di banyak sektor, tutur Piter pada Optika.id, Senin (21/11/2022).

Munculnya Peluang Baru

Dengan meningkatnya PHK yang dilakukan oleh perusahaan secara massal baru-baru ini, akhirnya tidak sedikit masyarakat yang kemudian membuka usaha baru terlebih di masa krisis seperti pandemi atau adanya isu resesi ekonomi.

Baca Juga: Melihat Peluang UMKM Bertahan di Tengah Resesi Ekonomi

Melihat hal ini, perencana keuangan Oneshildt, Budi Raharjo mengatakan bahwa hal tersebut lumrah-lumrah saja. Walaupun memang sejatinya, membuka usaha akan lebih ideal saat kondisi ekonomi sedang bagus-bagusnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

di satu sisi, Piter menjelaskan jika ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh hingga tahun depan kendati ekonomi global tengah tersendat dan suram. Adapun alasannya ialah perekonomian Indonesia akan ditumpu pada perekonomian domestik dan rumah tangga.

Konsumsi masyarakat pun perlahan naik dan terjadi dorongan yang membuat ekonomi di Indonesia pulih, sehingga resesi ekonomi global tidak memberikan dampak. Kendati beberapa industri seperti digital, manufaktur dan ekspor akan kena dampaknya.

Meskipun begitu, industri lain yang berorientasi besar di pasar domestic diprediksi berkembang cukup baik. jadi, sebenarnya mendirikan usaha di tengah masa krisis seperti saat ini juga bisa dilakukan. Apalagi, saat orang kehilangan sumber penghasilan, mau tidak mau maka mereka harus mencari sumber penghasilan baru.

Salah satu yang bisa dilakukan, adalah dengan membuka usaha atau menciptakan lapangan kerja. Usaha ini tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga orang lain yang bernasib sama. Akan tetapi, tentunya ini membutuhkan strategi guna menciptakan peluang yang cocok.

Caranya bisa dengan mengamati peluang di sekitar karena bisnis kan tentang menyediakan apa yang sedang dibutuhkan. Kita bisa berkaca dari pandemi, orang mencari masker jadi kalo kita jualan masker pun pasti akan laku. Apalagi saat itu masker juga sempat langka, tutur Budi.

Baca Juga: Cak Imin Minta Pemerintah Waspada Dampak dari PHK Massal

Budi juga menekankan, mereka yang baru akan memulai bisnis atau usahanya untuk tetap waspada, apalagi kalau bisnis yang mereka jalani ini adalah bisnis pertama mereka sehingga belum tahu bagaimana hasilnya.

Untuk itu, dia mewanti-wanti agar menghindari mengalokasikan semua uang atau tabungan ke dalam usaha yang belum diketahui hasilnya. Supaya kebutuhan hidup lainnya bisa terpenuhi dan terhindar dari utang konsumtif. Sebab, alih-alih mendapatkan penghasilan, malah nanti akan tambah merugi.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU