Perkembangan Islam di Indonesia dan Spanyol

author Seno

- Pewarta

Selasa, 19 Jul 2022 13:50 WIB

Perkembangan Islam di Indonesia dan Spanyol

i

shutterstock_1169899555

[caption id="attachment_19035" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Ruby Kay[/caption]

Optika.id - Menarik melihat perkembangan agama Islam di Indonesia dan Spanyol. Gue coba membedahnya dari sudut pandang ilmu antropologi.

Baca Juga: Bangun Frontage Road Waru-Buduran, Pemkab Sidoarjo Relokasi Masjid di Kedungrejo

Indonesia

Pada awalnya, Hindu dan Buddha adalah agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat dikepulauan nusantara. Abad ke-12, agama Islam yang dibawa oleh pedagang dari gujarat, arab dan tiongkok mulai tersebar melalui perdagangan maupun ikatan pernikahan dengan penduduk lokal. Begitu pula dengan agama Kristen yang dibawa oleh orang-orang Eropa mulai masuk pada abad ke-13.

Dengan kedatangan agama Islam dan Kristen, Hindu dan Buddha yang semula mendominasi mulai kehilangan pamor. Dari abad ke abad, pemeluk agama Hindu dan Buddha semakin mengecil, sedangkan Islam semakin membesar. Praktis diabad ke-19, Hindu yang semula menjadi agama mayoritas, turun ke peringkat ke-4.

Kenapa penyebaran agama Kristen di nusantara tidak seperti di Amerika latin? Mengapa penganut ajaran trinitas dinusantara tidak langsung mengalami lonjakan berarti?

Hipotesa gue, karena bangsa Eropa yang datang ke kepulauan dinusantara adalah Belanda, bukan Portugis atau Spanyol yang lebih religius. Yup, bangsa Belanda itu bisa dibilang sebagai Kristen sekuler alias Kristen KTP. Kedatangan mereka ke nusantara cuma buat cari kekayaan, nyebarin agama urusan belakangan, bahkan dianggap gak terlalu penting. VOC berjiwa kapitalis murni. Makanya VOC hingga saat ini tercatat sebagai perusahaan paling tajir yang pernah eksis dimuka bumi. Kekayaan Apple, Amazon, Facebook dan Google bila digabungkan belum bisa mengalahkan aset VOC hasil dari mengeruk kekayaan alam di nusantara selama lebih dari 3 abad.

Maka dari itu Belanda acuh tak acuh dengan perkembangan Islam dinusantara. Mereka gak peduli akan hal ini. Yang penting dapat cuan sebesar-besarnya. VOC menerapkan sistem monopoli, memberlakukan kerja paksa, tapi gak pernah ikut campur dalam peribadatan ummat Islam. Gak pernah ada catatan bahwa tentara Belanda pernah protes dengan suara adzan. Perlawanan suku-suku di nusantara terhadap VOC murni karena mereka menerapkan praktik monopolistik, mengeruk sumber daya alam dari Aceh hingga kepulauan Maluku.

Jiwa kapitalisme VOC dan sikap mereka yang acuh tak acuh terhadap religiusitas membuat Islam berkembang pesat.

Spanyol

Katholik mulai berkembang di Spanyol pasca terjadinya konsili nicea, lalu ajaran trinitas disahkan menjadi agama pemersatu diwilayah kekaisaran Romawi oleh kaisar Konstantinus. Sebelum itu, mayoritas orang Eropa menganut ajaran paganisme, menyembah dewa matahari. Dan penganut kekristenan mulai berkembang di Spanyol sejak abad ke-4.

Abad ke-8, Islam mulai masuk ke Spanyol. Hal ini bermula dari kekacauan yang terjadi di internal kerajaan Spanyol. Beberapa orang Kristen visiogothic berkirim surat, meminta bantuan kepada khalifah Al Walid yang bertahta di Damaskus untuk menumbangkan kekuasaan raja Roderic yang kejam dan menerapkan pajak semena-mena kepada rakyat.

Baca Juga: Persidangan Sambo dan Misteri Pembunuhan 6 Orang Laskar FPI di KM 50

Khalifah Al Walid lalu mengutus Thariq bin Ziyad atau yang lebih dikenal oleh orang Spanyol dengan sebutan Thariq El Tuerto (Thariq si mata satu) untuk menyingkirkan raja Roderic. Dengan 12 ribu pasukan, Thariq El Tuerto berhasil mengalahkan raja Roderic si penguasa zolim. Maka sejak saat itu, kekhalifahan Islam berkuasa di Spanyol yang lalu berganti nama menjadi Andalusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kekhalifahan Islam berkuasa di Andalusia dari abad ke-8 hingga abad ke-10. Diabad ke-11, kekhalifahan Islam mulai terpecah belah menjadi beberapa kerajaan kecil. Perpecahan ini dikarenakan intrik di internal ummat Islam sendiri. Perebutan tahta dan saling klaim sebagai pewaris yang sah menyebabkan situasi politik ditubuh kekhalifahan Islam terus memanas.

Kegaduhan ini dilihat oleh orang-orang Kristen sebagai momentum untuk merebut kembali kekuasaan dari tangan kekhalifahan Islam. Ratu Isabella mendengungkan semangat reconquista, yang artinya gerakan untuk merebut kembali semenanjung Iberia dari tangan orang-orang muslim.

Momen penting bagi umat Kristen dalam peristiwa reconquista terjadi pada pertengahan abad ke-11. Kerajaan Leon dan Castilia bersatu di bawah kepemimpinan Ferdinand I dan anaknya Alfonso VI.

Pada tahun 1085, Alfonso VI berhasil menaklukkan daerah Galicia dan Toledo dari Bani Zun Nun. Kemenangan ini menjadi penyemangat orang-orang Kristen untuk terus menerus menyerang kerajaan Islam di Andalusia yang saat itu sudah terpecah-belah.

Kota-kota Islam mulai direbut satu persatu. Hal tersebut mengakibatkan peta kekuatan kaum muslim di Spanyol berkurang drastis. Diabad ke-9, masih ada 20 kerajaan Islam di Andalusia. Namun diabad ke-12, hanya tersisa 3 kerajaan Islam.

Baca Juga: PW DMI Jatim Adakan Pelatihan Tata Suara Masjid

2 januari 1492, benteng kesultanan Granada berhasil ditembus oleh pasukan Kristen. Mereka merangsek memasuki kota, menerobos istana Al-Hambra, lalu mencabut bendera kesultanan Islam dan diganti dengan bendera berlambang salib. Hal itu menjadi pertanda berakhirnya kekuasaan kekhalifahan Islam di Spanyol.

Konklusi:

1. Golongan yang bersatu akan memenangkan pertarungan. Sedangkan yang tercerai berai akan kalah. Itu sudah menjadi ketetapan Allah SWT.

2. Di abad ke-15, pengaruh Islam di Spanyol semakin meredup. Namun dikawasan asia tenggara, disebuah negeri kepulauan yang dulunya bernama nusantara, oleh orang Eropa dinamakan sebagai Hindia Belanda, Islam mengalami perkembangan luar biasa.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU