Peringatan Dini Erupsi Gunung Semeru Antara Ada dan Tiada

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Selasa, 07 Des 2021 13:16 WIB

Peringatan Dini Erupsi Gunung Semeru Antara Ada dan Tiada

i

Peringatan Dini Erupsi Gunung Semeru Antara Ada dan Tiada

Optika.id, - Erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menyisakan pertanyaan dari berbagai pihak, sebab disinyalir tidak adanya peringatan dini sebelum letusan terjadi. Salah satunya datang dari politikus Partai Demokrat, Andi Arief.

Pada cuitannya di akun pribadi Twitter Andi Arief @Andiarief__. Menuliskan, menurutnya hal ini terjadi karena buruknya mitigasi bencana yang ada di Indonesia. 

Baca Juga: Tiga Kali Erupsi, Semeru Semburkan Lahar Sampai 600 Meter

"Gunung Semeru erupsi tanpa peringatan otoritas gunung api. Membahayakan warga, DPR wajib memanggil menteri ESDM dan jajarannya. Gagalnya sistem bekerja? Alamat buruk mitigasi," cuitnya, Sabtu (4/12/2021).

Ketua DPP Koliasi Kawal Lingkungan Hidup Indonesia (Kawali) Jawa Timur Wigyo mempertanyakan soal berfungsi atau tidaknya sistem peringatan dini atau early system warning saat erupsi Gunung Semeru Sabtu, (4/12/2021). 

"Apa tidak ada peringatan sebelumnya? Apa tidak diberlakukan early warning system? Dalam saat-saat darurat seperti ini early warning system sangat penting dan diperlukan untuk menunjang mitigasi bencana demi keselamatan warga sekitar," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (5/12/2021).

Menurut Wigyo, sistem peringatan dini harus selalu aktif dan tersedia di setiap daerah yang rawan bencana seperti di desa sekitar gunung berapi.

Menurutnya, sensor yang dipasang di dekat seismometer akan berbunyi sebagai informasi ada peningkatan aktivitas atau pergerakan besar gunung berapi.

"Namun pada kejadian erupsi gunung Semeru ini diketahui bahwa tidak ada peringatan atau pemberitahuan dini sebelumnya, maka sangat bahaya sekali bagi masyarakat sekitar," kata dia.

Yang membuatnya heran yakni terkait penjelasan Kepala Badan Geologi Kementrian ESDM Eko lelono yang menyebutkan sekitar pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir pada seismograf.

"Tetapi tidak ada peringatan dini sampai sekitar pukul 15.00 WIB ketika masyarakat berhamburan panik saat erupsi terjadi," kata dia.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi Lagi, Ketinggian Capai 800 Meter

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Andini membatah tuduhan tersebut. Ia menjelaskan lembaganya telah mengeluarkan peringatan dini potensi dan bahaya erupsi Semeru sejak 1 Desember kemarin. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Pada 1 Desember 2021 sudah terjadi guguran lava pijar di lereng Gunung Semeru, dan sudah diinfokan kepada WAG (WhatsApp Grup) yang berisi Pemda, BPBD dan relawan, oleh PGA (pengamat gunung api)," kata Andini Senin, (6/12/2021). 

Bahkan, Andini mengatakan pada 2 Desember PGA Semeru sudah mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat tidak beraktivitas di sekitar Besuk Kobokan, Bessuk Kembar, Besuk Bang, dan Besuk Sarat. Mereka telah diminta untuk mengantisipasi kejadian guguran atau awan panas guguran.

Peringatan dini bahaya erupsi gunung ini dipantau oleh PVBMG melalui pemasangan peralatan pemantauan serta pengamatan visual selama 24 jam. Alat tersebut dipasang di 69 gunung api aktif yang dipantau PVMBG. "

Peringatan dini untuk bahaya erupsi gunung api sudah dilakukan bukan hanya di Semeru," ujarnya.

Baca Juga: Letusan Setinggi 900 Meter, Gunung Semeru Kembali Erupsi

Hingga senin (6/12/2021) dini hari, jumlah korban tewas imbas erupsi Gunung Semeru telah mencapai 15 orang. BNPB mencatat lebih dari 1.300 orang menjadi pengungsi imbas erupsi Semeru. Mereka tersebar di gedung sekolah hingga balai desa. Pemerintah bakal berusaha menerapkan protokol kesehatan kepada seluruh pengungsi. 

Reporter: Jeni Maulidina

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU