Pengamat Sebut Hasto Harus Belajar Lagi Tentang Politik

author optikaid

- Pewarta

Minggu, 31 Okt 2021 11:26 WIB

Pengamat Sebut Hasto Harus Belajar Lagi Tentang Politik

i

Pengamat Sebut Hasto Harus Belajar Lagi Tentang Politik

Optika-Pengamat politik Jamiluddin Ritonga meminta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto untuk belajar lagi studi komparatif usai menyerang SBY dengan penilaian tak ilmiah.

 Hal tersebut disampaikan merespon pernyataan Hasto yang menyerang Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sebaiknya Hasto belajar lagi studi komparatif agar tidak lagi sepihak dalam menilai, kata Jamiluddin, Sabtu (30/10/2021).

Menurutnya, Hasto membandingkan Presiden Jokowi dengan SBY sangat tidak etis, karena tidak berdasarkan hasil ilmiah.

 Selayaknya penilaian Hasto dianggap angin lalu saja. Penilaian seperti itu tidak punya dasar nilai ilmiah, ungkapnya.

Karena itu, lanjut Dosen Universitas Esa Unggul itu, Hasto juga tidak perlu mempermalukan dirinya hanya karena penilaian sepihak terhadap SBY dan Jokowi

Tentu sangat disayangkan orang sekelas Hasto menilai kinerja SBY dan Jokowi tanpa kriteria jelas dan bahan yang equal, tandas Jamiluddin.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto membanggakan Presiden Jokowi yang mampu menangani pandemik COVID-19 dengan baik.

Ia menyebut, Jokowi turun ke bawah melihat akar persoalan pokok pandemik COVID-19. Solusi dicari dari refocussing anggaran, hingga membuat kebijakan penyeimbang antara pembatasan sosial dan pertumbuhan ekonomi.

Hasto pun menilai era Jokowi berbeda dengan pemimpin sebelumnya. Ia mengatakan, kepemimpinan pemerintahan 10 tahun sebelum Jokowi terlalu banyak rapat namun tak ada keputusan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal tersebut disampaikan Hasto saat membuka webinar Penganggaran Desa Wisata Perancangan Kebijakan Penganggaran Desa Wisata di kantor DPP PDIP, Kamis (21/10/2021).

Pak Jokowi punya kelebihan dibanding pemimpin yang lain. Beliau adalah sosok yang turun ke bawah, ujarnya.

Kemudian terus memberikan direction, mengadakan ratas (rapat kabinet terbatas) dan kemudian diambil keputusan di rapat kabinet terbatas, sambungnya.

Berbeda dengan pemerintahan 10 tahun sebelumnya, terlalu banyak rapat tidak mengambil keputusan, lanjut Hasto.

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU