Pengamat: Koalisi 3 Parpol Dipastikan Dukung Anies Baswedan Jadi Capres

author Seno

- Pewarta

Rabu, 16 Nov 2022 16:51 WIB

Pengamat: Koalisi 3 Parpol Dipastikan Dukung Anies Baswedan Jadi Capres

i

images (14)

Optika.id - Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Baihaki Siraj menyebut sudah dapat dipastikan 3 partai politik (parpol). Yakni Partai NasDem (Nasional Demokrat), Partai Demokrat dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) akan mengusung Anies Baswedan.

"Koalisi 3 partai politik dapat dipastikan akan mengusung Anies Baswedan. Lantaran dari 3 parpol itu sudah terjalin chemistry politik," kata Baihaki pada Optika.id, Rabu (16/11/2022).

Baca Juga: Anies Ngaku Belum Lebaran dengan Cak Imin, Jadwal Padat?

Selain itu, kata Baihaki, Demokrat dan PKS tidak mungkin bergabung dengan koalisi yang lain. Seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi PDI Perjuangan.

"Karena kita melihat ke belakang, Demokrat dan PKS gabung ke koalisi selain dengan Nasdem, karena ada luka lama," jelas Baihaki.

Terkait pertemuan Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di sela-sela acara KTT G20, kata Baihaki, pertemuan tersebut hanya pertemuan biasa, tidak membahas koalisi antara Demokrat dan PDIP.

"Hanya untuk menangkal pertemuan Anies dengan Gibran Rakabuming Raka di Solo saja, SBY ketemu Mega bukan membahas koalisi. Karena antara Mega dan SBY ini nggak ketemu. Memang Demokrat ini pernah ditawari oleh pemerintah untuk menjadi menteri, tapi ditolak. Jika Demokrat bergabung ke koalisi pemerintah pun, maka elektabilitasnya dipastikan akan turun," tukasnya.

Sementara soal Cawapres yang pantas mendampingi Anies Baswedan, menurut Baihaki, nama-nama seperti Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) masih sangat pantas mendampingi Anies. Meski nama-nama di luar koalisi masih memungkinkan untuk masuk seperti Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa maupun Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

"Jadi untuk cawapres Anies, semua kemungkinan masih bisa terjadi, tentunya nama AHY kemungkinannya yang paling kuat untuk saat ini," tegas Baihaki.

Fakta Koalisi Perubahan 

Selain itu, Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga membeberkan fakta tentang Koalisi Perubahan yang diusung 3 partai politik untuk menyambut Pilpres 2024 mendatang.

"Koalisi Perubahan yang menaungi Partai NasDem, Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS itu kini semakin kuat. Kekokohannya tampak dari waktu ke waktu," kata Jamiluddin dalam keterangannya, Rabu (16/11/2022).

Bahwa saat ini, lanjutnya, tiga parpol tersebut belum mendeklarasikan Koalisi Perubahan sebagaimana yang direncanakan pada 10 November 2022.

Akan tetapi, katanya, di balik tertundanya deklarasi tersebut, tiga partai itu sesungguhnya sedang menerapkan siasat baru dalam memantau kekuatan lawan.

"Strategi yang dimaksud, adalah wait and see. Mengulur waktu deklarasi sambil melihat kekuatan dan langkah-langkah politik partai lain dalam menghadapi pemilu 2024," jelasnya.

Menurut Jamiluddin, ketiga parpol tersebut paling cepat mendeklarasikan koalisi di Pilpres 2024 pada akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun 2023.

Sementara terkait batalnya deklarasi yang direncanakan pada 10 November 2022, lanjutnya, lebih disebabkan oleh belum sepakatnya PKS dan Demokrat

"Tapi ketiga-tiga partai ini akan mendeklarasikan koalisi pada akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023. Informasi terbaru menyebutkan, ketiga parpol itu sedang membicarakan visi, misi, program, dan strategi pemenangannya," tukasnya.

"Itu artinya, tiga partai ini terus memantau dinamika koalisi partai lainnya, termasuk arah politik PDIP. Ini untuk melihat peta kekuatan parpol lain di pilpres nanti," tandasnya.

"Bukan rahasia lagi kalau saat ini PKS dan Demokrat memperebutkan jatah cawapres untuk mendampingi Baswedan yang merupakan capres dari Partai NasDem," imbuh Jamiluddin.

Untuk hal tersebut, katanya, PKS mengajukan Ahmad Heryawan, sementara Demokrat memajukan Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono.

"Karena faktor ini pula, sehingga Partai Demokrat dan PKS masih terus membangun komunikasi untuk selanjutnya bersama NasDem melakukan deklarasi bersama," ujar Jamiluddin.

Dia juga menilai, batalnya deklarasi tersebut bukan berarti koalisi PKS, Demokrat dan NasDem bubar. Kerja sama tetap dilanjutkan, hanya saja momen deklarasi masih dicarikan waktu yang tepat.

"Sejak awal memang belum ada kesepakatan ketiga partai untuk deklarasi. Jadi sesungguhnya deklarasi itu bukan batal tetapi memang belum ada kata sepakat," ujarnya.

Artinya, lanjut dia, 10 November 2022 merupakan tanggal yang diusulkan NasDem, tetapi belum disetujui oleh Demokrat dan PKS.

Tidak Ada Keretakan

Sementara itu, juru bicara DPP PKS, Muhammad Kholid, mengatakan batalnya deklarasi PKS, NasDem dan Demokrat untuk koalisi di Pilpres bukan berarti ada keretakan.

Baca Juga: Muhammad Iqbal Protes Pramuka Dihapus, Tak Sesuai Visi Misi Indonesia 2045

Kholid berdalih saat ini ketiga parpol sedang mempersiapkan kemenangan di pesta demokrasi nanti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mundurnya deklarasi tersebut bukan berarti tanda keretakan atau ancaman, tapi ini proses alamiah membangun koalisi," ucap Kholid beberapa waktu yang lalu.

"Inti koalisi adalah bertemunya titik kepentingan semua pihak yang akan berkoalisi," tukasnya.

DPP PKS, katanya, ingin menuntaskan pembahasan tim kecil dari masing-masing parpol untuk menyamakan persepsi terkait sejumlah kesepakatan.

"Kami ingin menuntaskan terlebih dahulu, seperti platfotm, desain pemerintahan, strategi pemenangan, dan pasangan capres-cawapres," katanya.

Kholid berani menjamin, ketiga parpol tetap berkomitmen bersama mempersiapkan agenda Pilpres 2024 nanti dan sampai sekarang sudah banyak hal yang disepakati.

"Terkait simulasi cawapres kita akan lakukan kajian bersama empat pihak (PKS, Nasdem, Demokrat, dan capres). Nanti kita akan lihat simulasi terbaik yang bisa diterima empat pihak," tukasnya.

Belum Sepakat 

Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan dalam pertemuan terakhir, perwakilan Demokrat dan PKS, belum sepakat soal pembahasan waktu deklarasi.

Di balik hingar bingar soal batalnya deklarasi, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan pengakuan yang mengejutkan publik.

Dia tidak menjamin Anies Baswedan bakal mendapat tiket sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Sejauh ini Anies Baswedan baru calon nominasi NasDem.

Sehingga, kata dia, masih perlu tambahan portofolio lain untuk memenuhi syarat pencalonan.

"Mana bisa kita jamin," kata Surya Paloh di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (11/11/2022).

Baca Juga: NasDem Tegaskan Pertemuan Paloh dengan Prabowo Tak Ada Pembahasan Menteri

Surya Paloh menyebut pihaknya realistis sebagai pengusung capres mengaca pada perolehan suara partainya di Pemilu 2019.

Berikut, isu yang berhasil dihimpun Optika.id, Rabu (16/11/2022), soal pasangan capres-cawapres pada konstelasi Pilpres 2024:

1. Koalisi Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra - Partai Kebangkitan Bangsa ): Prabowo Subianto - Muhaimin Iskandar

2. Koalisi Perubahan ( Nasdem - Demokrat - PKS ): Anies Baswedan - Agus Harimurti Yudhoyono/Ahmad Heryawan

3. Koalisi Indonesia Bersatu (Partai Golkar - PAN - PPP ): Airlangga Hartarto

4. Koalisi Perjuangan ( PDIP ) : Puan Maharani

Muncul peluang baru:

1. Prabowo Subianto - Ganjar Pranowo

2. Puan Maharani - Airlangga Hartarto

3. Ganjar Pranowo - Erick Thohir

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU