Pembantu yang Jualan Moral

author Seno

- Pewarta

Kamis, 11 Nov 2021 19:14 WIB

Pembantu yang Jualan Moral

i

IMG-20211111-WA0008

Optika.id - Seorang ketua RT dengan tandemannya memenangkan pemilihan di komplek perumahan yang dikelilingi pemukiman warga. Beberapa yang katanya kaya dan muda ditunjuk menjadi pembantu RT dengan sebutan sekretaris, bendahara, bagian anu dan banyak seksi.

Kepengurusan baru terpilih, eh ngepas seluruh dunia kedatangan penyakit rutin. Maka para pembantu RT bekerja hadapi penyakit yang tidak pandang bulu menghinggapi komplek dan pemukiman. Itu setelah RT keluarkan surat keputusan.

Dilala, pembantu-pembantu yang dikenal warga sebagai orang kaya dan punya pengaruh segala-galanya memiliki seorang tetangga beri ide hadapi penyakit itu. Si pembantu sepakat. Lalu dengan surat-surat yang dibuat seakan seirama surat RT maka didatangkanlah dukun pinggir hutan membawa berjuta-juta sesaji penangkal.

Penangkal wajib dipakai. Katanya biar ketahuuan siapa warga yang sakit. Tapi itu bukan untuk ngobatin. Segera mereka berbisnis seperti layaknya di luaran komplek. Hadiah untuk si tetangga pembantu itu adalah dijadiin sebagai bos pengusaha-pengusaha kampung. Disebut sukses bisnis perdukunan.

Lama kelamaan warga komplek dan pemukiman mulai lihat keanehan tarif si dukun. Karena keresahan warga maka tarif si dukun bolak-balik diturunin. Ngarepnya ngademin.

Eh, kebongkar kalau dukun adalah keluarga dan teman dari para si pembantu RT. Karena gelagapan, terus para pembantu kompak sebut bahwa mereka banyak membantu warga komplek dan pemukiman. Malah sebut sangat berjasa bantu kepemimpinan RT.

Komplotan alat penangkal itu ketahuan tidak jujur. Tapi sebut dirinya jualan moral. Kirain hendak berbisnis jualan penangkal penyakit. Ternyata hanya jualan moral jelang pemilihan RT baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Banyak warga komplek dan pemukiman itu wajib beli, kabarnya 28 juta-an penangkal. Yang diraup bisnis komplotan pembantu itu buuuaaaanyyyyyaaaakkkk banget. Nol nya berjejer dari Sabang sampai Merauke.

Kabar terakhir sih, RT masih terus diam karena baru pulang tugas ketemuan antar RT. Enggak tahu juga apa RT seakan tidak mau gunakan moral, apa takut disebut jadi seperti pembantu-pembantunya.

Atau........ RT sedang susun strategi hadapi perdagangan moral itu.

(Cerita pendek LBH Kesehatan bersama Indonesian Audit Watch (IAW) dan Institut Ekonomi Politik Soekarno Hatta beserta Petisi 28)

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU