Pembalut Limbah Agar-Agar Inovasi Mahasiswa UB untuk perempuan Indonesia.

author optikaid

- Pewarta

Senin, 13 Sep 2021 21:23 WIB

Pembalut Limbah Agar-Agar Inovasi Mahasiswa UB untuk perempuan Indonesia.

i

pembalut

Optika.id, Malang - Mahasiswa Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Brawijaya, berhasil merancang inti penyerap pembalut wanita dari limbah agar-agar. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kanker serviks akibat penggunaan bahan pembalut sintetis yang berbahaya.

Data Kementerian Kesahatan (Kemenkes) pada tahun 2015, penderita penyakit kanker serviks di Indonesia mencapai 98.692 kasus. Sebagian besar penderita kasus ini masih termasuk dalam usia subur.

Baca Juga: FSGI Koreksi Visi Misi Capres Terkait Pendidikan

Menurut salah satu Mahasiswa Anggota tim peneliti, Galuh Zhafirah Gafnie, inovasi inti pembalut ini diklaim aman dan tidak mengandung bahan yang berbahaya jika masuk ke dalam tubuh.

"Limbah agar-agar memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, sekitar 27, 38-39, 45 persen. Selulosa inilah yang diubah menjadi hydrogel dan dicampurkan dengan kitosan. Kitosan memiliki sifat sebagai antibakteri yang tidak berbau dan tidak berbahaya bagi tubuh," katanya, dilansir dari laman ub.ac.id Senin (13/9/2021).

Walaupun sudah ada beberapa pembalut alternatif, seperti menstrual cup dan pembalut kain, mayoritas perempuan di Indonesia masih banyak yang menggunakan pembalut yang ada di pasaran pada saat menstruasi. 

Sayangnya, penggunaan bahan sintetis seperti dioxin, pewangi, dan pemutih yang sering diaplikasikan pada pembalut wanita, memiliki efek samping yang kurang baik bagi kesehatan tubuh. Salah satunya adalah penyebab Kanker Serviks.

Baca Juga: Debat Final Capres Bahas Isu Pendidikan, JPPI: “Semuanya Kosong”

Oleh sebab itu, inti penyerap ini diklaim aman bagi pengguna, karena terkandung kitosan di dalamnya. Galuh berharap penelitian yang dilakukan bersama timnya, dapat menjadi solusi atas keresahan perempuan Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tim perancangan pembalut ramah lingkungan terdiri dari Galuh Zhafirah Gafnie, Riska Sulistianti Putri, Rafifa Bunga Jashinta, Nur Amalani Saputri, dan Abdul Gafur. Kelima mahasiswa ini dibimbing oleh Dr. Ir. Anies Chamidah, MP.

Menurut Galuh, inti penyerap ini memiliki keunggulan mudah diurai. Sebab, dibuat dengan memanfaatkan limbah hasil produksi agar-agar dan limbah karapas (kulit) udang, sehingga lebih mudah didegradasi oleh bakteri pengurai.

Baca Juga: Setelah Unair, Kini Giliran Sivitas Akademika UB yang Kritik Pemerintahan Jokowi

Ia berharap dengan adanya alternatif ini, dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah yang sulit diurai dan didaur ulang. (Jen)

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU