Pakar Patologi Duga Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia

author Mei Nurkholifah

- Pewarta

Kamis, 09 Des 2021 23:53 WIB

Pakar Patologi Duga Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia

i

Pakar Patologi Duga Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia

Optika.id - Sejumlah pakar peneliti di Indonesia menduga varian Covid-19 Omicron telah masuk ke Indonesia.

Menurut kabar yang beredar, varian tersebut ditemukan berdasarkan pemeriksaan Laboratorium Farmalab, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi pada empat warga DKI Jakarta. Namun, hal ini langsung dibantah oleh sejumlah pihak, termasuk Kementerian Kesehatan RI.

Baca Juga: Epidemiolog Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada Covid-19 Saat Mudik Lebaran

Kementerian kesehatan hingga detik ini belum mengkonfirmasi mengenai kasus varian omicron di Indonesia.

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman meyakini bahwa omicron sudah masuk ke indonesia, bahkan hingga di tengah - tengah masyarakatnya 

Dicky Budiman juga menyampaikan besar sangat besar kemungkinan sudah masuk, apalagi sekarang di Asean sudah (terdeteksi) di Malaysia, Singapura, Thailand yang sangat dekat sekali dengan kita, bahkan (negara dengan) kapasitas surveillance-nya lebih dari Indonesia pun sudah terdeteksi. 

Jadi besar kemungkinan, analisis saya, hipotesis saya, ketika Indonesia menemukan kasus varian baru itu sudah di komunitasnya, lanjutnya, Kamis (9/12/2021).

Awal mula masuknya omicron ke Indonesia dan bisa lolos dari deteksi pemerintah dikarenakan proses penyebaran yang begitu tinggi.

Padahal jika dilihat dari keberadaannya sejak November di Afrika Selatan masih diberi label B.1.1.529 dan belum ditetapkan sebagai Variant of Concern (VoC) oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Ahli Patologi Klinis sekaligus juru bicara Satgas Covid 19 RSA UNS Tonang Dwi Ardyanto juga menyebutkan Omicron sudah ada di Indonesia.

Dalam unggahan facebook nya beberapa waktu yang lalu Tonang Dwi juga menjelaskan penyebarannya sudah sedemikian luas dari perkiraan awal, laporannya itu pun sebenarnya sudah terjadi dua pekan sebelumnya.

Baca Juga: Epidemiolog Desak Pemerintah Segera Tetapkan Kasus Gagal Ginjal Akut Jadi KLB

Gejala yang ditimbulkan dari infeksi Omicron termasuk di tahap ringan atau bahkan tanpa gejala, hal itu juga disebabkan antibodi untuk virus corona di masyarakat sendiri sudah cukup kuat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Diestimasikan bahwa prevalensi antibodi (dari infeksi alami, vaksinasi, maupun infeksi dan vaksinasi) sudah relatif tinggi setelah melewati Juli kemarin," ujar Tonang.

Tonang mengatakan, Indonesia harus belajar dari penyebaran varian Delta di Inggris Raya dan Singapura, yang memiliki proporsi kematian rendah meski kasusnya tinggi.

"Tapi risiko jumlah kematian akan membesar bila jumlah kasusnya melonjak tinggi, melampaui kemampuan sistem pelayanan kesehatan, seperti terjadi di bulan Juli kemarin. Maka kita tetap harus cegah, jangan sampai penyebarannya tidak terkendali," ungkap Tonang

Tonang sendiri juga menegaskan bahwa antibodi dari infeksi alam bulan juli sudah mulai menurun, sehingga paparan Omicron tidak menimbulkan gejala berat, laporannya hanya gejala ringan, sehingga diperlukan ketahanan antibodi yang cukup tinggi.

Baca Juga: Epidemiolog Beri Catatan Terkait Kebijakan Cabut PPKM

Reporter: Mei Nurkholifah

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU