Nasdem Tuding Ada Pihak yang Jauhkan Anies dan Jokowi, Ini Tanggapan Parpol

author Seno

- Pewarta

Senin, 24 Okt 2022 21:29 WIB

Nasdem Tuding Ada Pihak yang Jauhkan Anies dan Jokowi, Ini Tanggapan Parpol

i

images (15)

Optika.id - Tudingan Partai NasDem soal adanya elite partai politik (parpol) yang mencoba menjauhkan Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebagai informasi, Anies Baswedan telah dideklarasikan oleh Partai NasDem sebagai calon presiden (capres) untuk diusung di Pilpres 2024 mendatang. NasDem masih membutuhkan minimal 2 parpol menengah untuk menjalin koalisi dalam rangka memenuhi ambang batas pengajuan capres.

Baca Juga: Ini Prediksi Pakar Soal Putusan MK pada Sengketa Hasil Pilpres 2024

Partai Gerindra pun angkat bicara, Gerindra mengingatkan agar tidak ada pihak yang saling mencurigai.

"Yang paling penting dalam suasana kebatinan seperti ini marilah kita sama-sama itu tidak kemudian saling mencurigai," kata Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (24/10/2022).

"Mari kita bersama-sama membangun ketahanan ekonomi dan keamanan secara nasional, sehingga kalau itu terjadi tentunya pileg, pilpres akan lancar," sambungnya.

Dasco mengaku tidak mengetahui persis terkait tudingan dari Partai NasDem itu. Namun dia memastikan bahwa Gerindra bukan menjadi pihak yang mencoba menjauhkan Anies dengan Jokowi.

"Saya tidak tahu persis apa yang disampaikan nasdem itu betul atau tidak, tapi yang pasti kalau pun memang ada tentunya elite tersebut kan bukan parpol, bukan dari Partai Gerindra. Karena kami tidak merasa tidak seperti itu," jelasnya.

Tanggapan PKB

PKB pun turut merespons pernyataan Wasekjen Partai NasDem Hermawi Taslim. PKB tidak merasa terlibat soal itu dan memastikan hubungan dengan Anies baik-baik saja.

"Kalau PKB tidak pernah mempermasalahkan Pak Anies, hubungan kami baik-baik saja," kata Ketua DPP PKB Daniel Johan kepada wartawan, Senin (24/10/2022).

Daniel mengaku tidak paham dengan tudingan yang disampaikan Taslim tersebut. Dia mendorong Taslim buka-bukaan soal pihak yang mencoba menjauhkan Anies dengan Jokowi.

"Saya tidak paham, Bang Taslim sebut saja siapa yang dimaksud," ujar anggota Komisi IV DPR itu.

Terlebih, Daniel Johan meyakini Jokowi tak dapat digiring-giring oleh pihak tertentu. Dia mengajak semua pihak saling menjaga kondusivitas perpolitikan saat ini.

"Lagian Presiden Jokowi mana bisa digiring-giring, yang melantik Pak Anies kan juga Presiden, jadi mari kita sama-sama menjaga kondusivitas perpolitikan agar tetap teduh, saling menjaga komunikasi yang baik. Meski pilihan politik berbeda-beda, apalagi kita harus sama-sama mengantisipasi kondisi ekonomi yang penuh tantangan saat ini," lanjutnya.

Sebelumnya, Partai NasDem menuding ada elite partai politik (parpol) yang melakukan 'politik kompor' terkait isu reshuffle kabinet yang mencuat usai pihaknya mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024. Wasekjen NasDem Hermawi Taslim menyebut elite parpol itu mencoba menjauhkan Anies dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mulanya Taslim berbicara soal perombakan kabinet pemerintah Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin. Dia mengatakan langkah reshuffle kabinet merupakan sepenuhnya menjadi hak Jokowi.

"Pertama, NasDem itu dengan Jokowi itu pengusung dari awal. Dukungan kita kepada Pak Jokowi itu tanpa syarat. Reshuffle sepenuhnya hak prerogatif Pak Presiden. Apa pun yang terjadi dari sekarang sampai 2024 dukungan NasDem terhadap pemerintahan Pak Jokowi tidak akan terganggu sedikit pun," kata Taslim dalam acara KedaiKOPI bertajuk 'Utak Atik Tiket Capres' di Juanda, Jakarta, Minggu (23/10/2022).

Taslim lalu berbicara soal 'politik kompor' seiring mencuatnya isu reshuffle tersebut. Dia menyebut ada elite parpol yang melakukan 'politik kompor' untuk menjauhkan Anies dengan Jokowi.

"Kedua, ini kan banyak juga ini politik kompor kan. Politik kompor ada, maaf saya harus bilang, ada oknum elite politik, karena di partai itu hanya itu yang ngomong. Itu terus yang ngomong yang lain tidak ngomong. Coba menjauhkan Anies dengan Jokowi, membangun narasi-narasi kebencian," ujarnya.

Meskipun demikian, Taslim menilai upaya itu gagal. Menurut Taslim, pengusungan Anies oleh NasDem sudah mendapat restu dari Jokowi.

"Faktanya, Pak Anies diterima oleh Pak Jokowi, ndak sembarang Jokowi menerima orang kan, tidak sembarang juga pasti penuh perhitungan, penuh keyakinan. Kenapa baru sekarang? Ya Karena sekarang hubungannya sudah hubungan person," ujarnya.

Lantas, menurutnya, 'politik kompor' yang dia sebut itu tidak mempan bagi Jokowi. Dia menilai hal ini menunjukkan kematangan sebuah bangsa.

"Jadi yang kita happy sekarang adalah upaya-upaya pengomoporan presiden tidak mempan. Politik kompor tidak laku. Dan di situlah kematangan kita sebagai sebuah bangsa," tukasnya.

Jokowi 'Tolak' Pelukan Surya Paloh

Sebelumnya, video Presiden Jokowi yang dinarasikan menolak pelukan Ketua Umum NasDem Surya Paloh viral di media sosial. Jokowi dan Paloh memang pernah akrab sampai berpelukan.

Berdasarkan catatan, momen Surya Paloh pelukan dengan Jokowi pernah terjadi saat HUT NasDem ke-8 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (11/11/2019).

Momen pelukan itu berangkat dari pernyataan Jokowi ke Surya Paloh yang sempat memeluk erat Presiden PKS saat itu, Sohibul Iman, saat keduanya bertemu di kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jaksel, Rabu (30/10/2022).

Jokowi pun sempat memberikan perhatian khusus pada momen itu. Namun kemudian, Jokowi dan Surya Paloh pun akhirnya berpelukan pada acara HUT NasDem. Itu terjadi usai Jokowi memberikan sambutan pada acara tersebut.

Baca Juga: Surya Paloh Lakukan Komunikasi dengan Anies untuk Pencalonan Gubernur DKI Jakarta

Surya Paloh saat itu menyambut Jokowi yang turun dari podium dengan pelukan. Keduanya berpelukan erat. Senyuman tampak di wajah Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Presiden Jokowi juga menanggapi momen pelukan dengan Surya Paloh. Jokowi menyebut pelukan Paloh lebih erat dari rangkulan Paloh ke Sohibul Iman.

"Tadi rangkulannya jelas lebih erat dari rangkulan beliau (Paloh) ke Pak Sohibul Iman itu jelas," kata Jokowi kepada wartawan di JI Expo Kemayoran, Jakarta Utara.

Jokowi mengatakan perihal pelukan hanya candaan seorang sahabat. Dia meminta jangan ada pihak yang salah mengartikan hal ini.

"Candaan ya seorang sahabat seperti itu, biasa itu, itu yang curiga aja yang ke mana-mana, ga ada apa-apa, abis itu udah ketemu paginya udah ketemu kita juga, ga ada, jangan inilah interpretasikan sebuah candaan yang dalam forum kadang-kadang kita nggak harus serius terus," ucap Jokowi.

Kini, Jokowi pun diviralkan ogah menyambut pelukan Surya Paloh. Momen yang viral itu terjadi di HUT Golkar ke-58 beberapa hari lalu.

Saat itu, Paloh sedang menyalami Jokowi. Paloh mengenakan jas sementara Jokowi mengenakan kemeja batik.

Jokowi berdiri di sebelah Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Paloh terlihat menyalami Jokowi dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya terlihat berada di punggung Jokowi.

Setelah bersalaman, tangan kanan Paloh terlihat menepuk-nepuk lengan kiri Jokowi. Paloh terlihat tertawa dalam momen tersebut.

Tangan kanan Jokowi juga terlihat menepuk bahu kiri Paloh. Surya Paloh kemudian melanjutkan bersalaman dengan Wapres ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, serta para tokoh lain yang hadir dalam HUT Golkar yang digelar di Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (22/10/2022).

Potongan video itu kemudian viral. Salah satu akun Twitter menyertakan narasi Jokowi ogah dipeluk Paloh. Ada juga kalimat 'Bahasa tubuh Pak Jokowi tidak bisa membohongi perasaannya' yang ditambahkan dalam video.

Surya Paloh lantas memberikan penjelasan terkait momen viral tersebut. Dia menegaskan tak ingin memeluk Jokowi. "Nggak ada acara pelukan," kata Surya Paloh di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat.

Dia mengatakan tak ada yang salah dalam video viral itu. Menurutnya, respons yang diberikan Jokowi sebagai sikap biasa dan tak ada masalah terkait hal itu.

"Ini kan biasa aja, coba lihat ini, apanya yang ada masalah?" ujar Paloh.

Baca Juga: Anies Ngaku Belum Lebaran dengan Cak Imin, Jadwal Padat?

Paloh mengatakan dirinya dan Jokowi terbiasa pelukan jika bertemu dalam kegiatan. Dia menegaskan hubungannya dengan Presiden Jokowi tidak ada masalah.

"Ya bagaimana mau membalas dalam suasana seperti ini, banyak ramai kanan-kiri semuanya. Kalau berdua kan biasa pelukan," ucapnya.

"Pertemuan-pertemuan seperti ini barang kali agak berbeda kalau pertemuan berdua," imbuhnya.

Respons Istana

Staf Khusus Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Faldo Maldini buka suara. Ia menyinggung soal komitmen koalisi pendukung pemerintahan Jokowi.

"Kalau tidak komitmen lagi dengan visi Presiden, ya harusnya ukur diri saja," kata Faldo seperti dilansir detik.

"Datang tampak muka, pergi tampak punggung. Pamit baik-baik," sambungnya.

Faldo menyatakan dirinya berbicara dari sisi kenegaraan. Acara bertemunya Jokowi dengan Surya Paloh ada di acara Golkar, partai pendukung pemerintah.

"Anggota koalisi pemerintahan seharusnya solid untuk ikut menuntaskan persoalan negara sampai pemerintahan ini selesai, termasuk soal keberlanjutan pemerintahan," ungkapnya.

Dia menyebut Jokowi juga sering mengingatkan partai-partai agar tak sembrono mendeklarasikan calon presiden untuk Pilpres 2024.

"Presiden juga berkali-kali mengatakan harus hati-hati mencari kepemimpinan. Tidak perlu buru-buru. Masalah yang akan dihadapi akan berat, krisis ekonomi dan pangan. Jadi perlu duduk bersama dulu, mendudukkan permasalahan yang jadi tugas selanjutnya," katanya.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU