NasDem Terima Kasih pada AK 24, Anies Gandeng Andika, AHY, atau Khofifah?

author Seno

- Pewarta

Rabu, 05 Okt 2022 19:37 WIB

NasDem Terima Kasih pada AK 24, Anies Gandeng Andika, AHY, atau Khofifah?

i

images - 2022-10-05T123149.830

Optika.id - Partai NasDem (Nasional Demokrat) berterima kasih kepada relawan Anies-Andika For 2024 (AK 24) yang telah mendukung partainya mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (Capres) 2024.

Tetapi, terkait penentuan nama calon wakil presiden (cawapres), NasDem menyerahkan sepenuhnya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca Juga: Hasil Quick Count Pilpres 2024 Versi SMRC: Capres Anies Kuasai Sebagian Sumatra

Awalnya, Ketua DPP NasDem Willy Aditya menilai dukungan relawan AK 24 menandakan partainya tidak salah memilih tokoh yang diusung dalam Pilpres 2024.

"Itu menjadi sinyal bahwa pencalonan Anies Baswedan ini ternyata cukup diterima oleh banyak kalangan," ujar Willy, Rabu (5/10/2022).

Hanya saja, lanjutnya, keputusan terkait nama cawapres sudah diserahkan kepada Anies. Sebab menurutnya, sebagai capres tentu Anies yang memahami sosok yang ideal untuk menemaninya bertarung dalam kontestasi lima tahunan.

"Terkait calon wakil presiden ini kami serahkan sepenuhnya kepada Pak Anies, Karena presiden dan wakil presiden ini kan idealnya harus senafas dan seirama. Mereka kan yang akan memimpin pemerintahan sekaligus negara ini ke depan. Kalau nahkodanya tidak klop dengan wakilnya, bisa oleng nanti bahtera ini," kata Willy.

Sebelumnya, relawan AK 24 muncul usai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres 2024. AK 24 memandang Anies pas diduetkan dengan Andika lantaran moncer di berbagai survei elektabilitas calon presiden 2024.

Anies tak pernah lepas dari tiga besar, sedangkan Andika Perkasa juga disebut-sebut sebagai sosok potensial. Keduanya juga sama-sama segera lengser dari jabatan yang saat ini diemban karena purnatugas.

"Anies Baswedan dan Andika Perkasa adalah kombinasi karakter yang paling komplet untuk bisa membawa Indonesia sebagai berkibar di dunia," kata Ketua Relawan AK 24, Bima, dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/10/2022).

Terbit dukungan kepada Jenderal Andika Perkasa jadi pendamping calon presiden (capres) 2024 yang diusung Partai NasDem, Anies Baswedan.

PKS Nilai Menarik

PKS menilai duet Anies-Andika cukup menarik.

"Duet yang menarik," ujar Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Rabu (5/10/2022).

Menurut Mardani duet Anies-Andika merupakan kombinasi pas dari kalangan sipil-militer. Duet itu ini juga dinilai potensial lantaran rekam jejak masing-masing yang mumpuni.

Mardani mengatakan Jenderal Andika Perkasa memiliki pengalaman yang maksimal di dunia militer. Sedangkan Anies, kepemimpinannya sudah teruji sebagai gubernur.

"Jenderal Andika punya pengalaman, militer dan intelek. Dalam beberapa hal juga progresif," kata Mardani.

Namun demikian, Mardani mengatakan, penentuan pasangan calon masih sangat dinamis sampai saat ini. Selain harus punya chemistry, kata dia, masyarakat juga yang akan menentukan paslon sesuai pilihannya.

"Nah, publik apakah akan memilih atau tidak. Jadi semua masih dinamis," kata Mardani.

Demokrat Kekeh AHY

Di satu sisi, Partai Demokrat menyatakan tetap mengupayakan Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden pendamping Anies.

"Sedang diikhtiarkan (AHY cawapres, red)," ujar Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani, Rabu (5/10/2022).

Kamhar mengaku Partai Demokrat tidak mempersoalkan NasDem mengusung Anies sebagai calon presiden jika nanti partainya jadi berkoalisi dengan NasDem dan PKS.

Asalkan, kata dia, AHY menjadi opsi tunggal pendamping Anies. Menurut Kamhar, Anies-AHY menjadi pasangan yang diinginkan publik dengan tingkat keterpilihan tinggi.

"Penetapan (Anies) sejalan dengan aspirasi segenap kader Partai Demokrat dan sebagian besar masyarakat yang tercermin pada hasil berbagai lembaga survei. Di mana menempatkan pasangan Anies-AHY yang paling diinginkan publik dengan elektabilitas tertinggi," jelas Kamhar.

Selain itu, Partai Demokrat menilai, NasDem harus proaktif mencari pasangan Anies untuk menang pada Pilpres 2024.

Sebab, NasDem belum memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.

"Hari ini akan lebih sibuk Nasdem, dia udah kadung sebut toh, dia yang lebih proaktif ini, karena dia udah mendahului nomor satunya. Dia harus cari pasangannya, untuk mencari pasangan satu hal, mencari koalisinya ini hal yang lain," kata Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Panjaitan, kepada wartawan, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/10/2022).

Terkait wacana berpasangannya Anies dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dia menilai, Anies sudah memenuhi kriteria yang pernah disampaikan oleh Partai Demokrat.

"Mas AHY juga sudah mengatakan bahwa salah satu yang bagus untuk ke depan juga adalah Mas Anies. Meskipun beliau ini adalah rivalnya dulu di pemilihan gubernur (DKI Jakarta), it's ok, begitulah pilihan politik," imbuh Hinca.

Kendati demikian, dia menyebut Partai Demokrat menghormati dan mengapresiasi Partai Nasdem yang sudah mendeklarasikan Anies sebagai capres. Anggota Komisi III DPR RI itu menilai, keputusan Partai NasDem merupakan independensi partai politik dalam bersikap.

Baca Juga: Merdeka Mengajar Bakal Diberhentikan Anies, Ada Masalah Apa?

"Jikalau teman-teman Nasdem telah memulai rakernasnya telah mengumumkan tiga nama, kemudian kemarin menjadi satu nama. Saya kira sebuah proses yang bagus, yang kita hormati sebagai pendidikan politik yang kredibel, kita hormati itu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Cawapres Anies Jatah NU

Pengamat politik Sholeh Basyari menilai kepiawaian Surya Paloh mencuri start dalam kancah jelang Pemilu 2024 dinilai membuat sejumlah partai 'gelagapan'.

"Kejelian Surya Paloh dengan tidak menyebut Cawapres dalam Deklarasi Anies, tidak semata-mata sebagai respon terhadap Prabowo yang juga belum menyebut cawapresnya," kata Sholeh, Kamis (5/10/2022).

Posisi cawapres ini, kata dia, menjadi krusial, terlebih posisi ini biasanya menjadi jatah bagi tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

"Sejumlah pilihan yang tersedia dari unsur NU, Khofifah, Muhaimin, Erick Thohir dan bisa juga Mahfud MD," kata dia.

Menurut dia, siapapun cawapres yang nantinya dipilih Anies baswedan diprediksi bakal menguntungkan pihak NU.

"Menjadi menarik manakala misalnya pasangan Prabowo-Jokowi jadi kenyataan. Maka sangat mudah ditebak bahwa yang akan dipilih Anies sebagai Cawapres dari unsur NU adalah Khofifah," kata dia.

Tetapi andaikan Jokowi mengurungkan niatnya sebagai Cawapres Prabowo, hal ini juga akan tetap menguntungkan NU.

"Sebab hampir pasti capres-cawapres yang tersedia adalah; Anies-Khofifah dan Prabowo Muhaimin atau Yenny Wahid atau bahkan Erick Thohir," paparnya.

Basis Elektoral Jadi Modal Besar 

Basis elektoral Anies Baswedan dinilai sebagai modal yang besar, sehingga Partai Nasdem menetapkannya sebagai bakal calon presiden (bacapres) 2024.

Namun, Direktur Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an melihat satu hal yang harus digarisbawahi Nasdem untuk dilakukan, agar Anies bisa menjadi pemenang Pilpres 2024.

Dia menjelaskan, berdasarkan basis data sejumlah lembaga survei, termasuk Arus Survei Indonesia, Anies kerap berada di puncak klasemen untuk perolehan elektabilitas dan favorabilitas.

"Anies calon presiden potensial 2024 karena selalu masuk top three lembaga survei. Termasuk temuan survei lembaga Arus Survei Indonesia yang dirilis Agustus 2022 lalu," ujar Ali, Rabu (5/10/2022).

Baca Juga: Tagar Nazar Pemilu Trending, Jubir Timnas: Bukti Publik Begitu Mencintai AMIN

Akan tetapi, mahasiswa doktoral ilmu politik Universitas Indonesia ini memandang perlu bagi Nasdem untuk terus menggenjot elektoral Anies.

Terkait hal tersebut, Ali menyarankan partai politik (parpol) yang dipimpin Surya Paloh itu untuk mendaur ulang perspektif kelompok masyarakat tertentu terhadap Anies. Mengingat, jika melihat ke belakang selalu dikaitkan dengan politik identitas.

"Catatannya, Anies masih lemah di kelompok grassroot atau clusster pemilih wong cilik, dan selalu disematkan pada dirinya sebagai bapak politik identitas. Ini tentu menjadi tanggung jawab Nasdem untuk melakukan kerja politik di level grassroot dan meluruskan isu politik identitas pada Anies," tukasnya.

"Pilihan segera deklarasi capres merupakan pilihan tepat, biar efek ekor jas benar-benar bisa didapatkan oleh Nasdem," imbuhnya.

Ali berpendapat, masyarakat Indonesia kini memiliki corak dalam memilih sosok pemimpinnya. Yaitu tidak begitu mengagumkan figur yang berasal dari partai politik (parpol).

Berdasarkan catatan Ali, baik lembaga survei yang dipimpinnya maupun lembaga survei lain menunjukkan kecenderungan yang tinggi terhadap sosok Anies yang notabene bukan orang parpol.

"Anies disukai kelompok kelas menengah terdidik, bahkan survei CSIS simulasi head to head Anies menang. Artinya, para pemilih rasional cenderung ke Anies, ini sesuai dengan narasi Nasdem yang selalu menggaungkan politik gagasan," tambahnya.

Oleh karena itu, magister politik jebolan Universitas Indonesia ini menyimpulkan langkah Nasdem sebagai langkah cermat dan baik untuk performanya di Pemilu Serentak 2024.

"Anies juga bukan orang baru di Nasdem, alias pendiri ormas Nasional Demokrat. Jadi secara chemistry, lebih mudah diterima kader Nasdem ketimbang figur capres lainnya," tegasnya.

Diketahui, Senin (3/10/2022) lalu, Partai NasDem resmi mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capresnya pada Pemilu 2024.

Meski sudah memiliki capres, namun NasDem menyerahkan kepada Anies untuk memilih pasangan cawapresnya.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU