Munculnya Kesadaran Untuk Merdeka Kisah Dr. Soetomo

author Seno

- Pewarta

Sabtu, 13 Agu 2022 02:40 WIB

Munculnya Kesadaran Untuk Merdeka Kisah Dr. Soetomo

i

images (29)

[caption id="attachment_15157" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah[/caption]

Optika.id - Setiap tahun bangsa Indonesia selalu merayakan tanggal 20 Mei 1908 sebagai hari Kebangkitan Nasional. Hari dimana muncul kesadaran untuk merdeka dan mandiri dari segala bentuk penjajahan. Salah satu tokoh sentral dalam pergerakan untuk memuncul kesadaran merdeka ini adalah Dr. Soetomo dari Surabaya.

Baca Juga: Ancaman Perang Nuklir Akibat Ucapan Macron

Penulis merasa bahagia dan bangga ketika almarhum abah saya KH. Hamzah (wafat tahun 1956) meninggalkan sebuah buku yang lusuh tapi sangat bersejarah, yaitu buku catatan perjalanan Dr. R. Soetomo kebeberapa negara seperti Belanda, Ceylon (Sri Langka), Turki, Mesir, Jepang, Inggris dan sebagainya pada tahun 1936. Buku yang berjudul POESPITA MANTJA NAGARA (ejaan baru: PUSPITA MANCA NEGARA) yang diterbitkan Poestaka Nasional Soerabaja (ejaan lama) pada tahun 1937 dan dalam Bahasa Jawa, mengisahkan perjalanan pahlawan nasional ini melihat kemajuan dan bertemu dengan tokoh-tokoh penting di Negara- negara tersebut.

Kisah beliau dalam buku itu sangat mengharukan bagi penulis (atau siapapun yang membacanya) karena meskipun beliau keluar negeri, beliau selalu bangga sebagai bangsa Indonesia, selalu berfikir positif akan negerinya sendiri yang tercinta bahkan menolak anggapan bangsa asing bahwa tidak baik bagi orang Indonesia makan nasi. Beliau menolak anggapan itu bahwa sebenarnya makan nasi itu lebih sehat bagi bangsa Indonesia.

Mengharukan juga karena ketika Dr. Soetomo di Afrika Selatan dan Ceylon (Sri Langka) bertemu dengan bangsa Indonesia yang dibuang oleh penjajah Belanda. Beliau mencatat misalnya pada tahun 1706 Soesoehoenan Mangkoerat Mas, ratu ing tanah Djawa (raja di Jawa) dibuang Belanda di Ceylon, tahun 1723 Sawijineng princes panggedening kaoem pemberontak ing Betawi lan 40 wong kaoeme, dening pemerintah Walanda diboeang ing Ceylon (= salah satu ratu tokoh kaum pemberontak di Betawi/Jakarta dan 40 orang pengikutnya dibuang pemerintah Belanda di Ceylon).

Baca Juga: Antara Tiktok Di AS dan KPU

Meskipun waktu itu belum ada perkiraan kapan Indonesia merdeka dari penjajah, tapi angan-angan dan semangat bangsa Indonesia terbentuk sejak dulu untuk merdeka mandiri dan memiliki harga diri yang tinggi dari bangsa penjajah. Misalnya kisah beliau ketika tiba di Mesir pada tanggal 16 Agustus 1936, beliau menceritakan tentang begitu bahagia dan semangatnya pada mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir kala itu menyambut Dr. Soetomo, beliau menulis para stoedent bangsa kita dhewe, ora karoewan boengahing atine. Kebeneran banget dene ing mangsa ikoe dinna wajahe arep nandha tangani perdjandjian kamardikaane Mesir, Moela aja ora eram jen kang padha mapag akoe ikoe, padha kebak semangat kamardikan, ambal-ambalan para moeda maoe padha mbengok Hidoep Pak Tom, Hidoep Indonesia Merdeka yang singkatnya menceritakan para mahasiswa Indonesia di Mesir ketika menjemput Dr. Soetomo meneriakkan kata-kata MERDEKA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain Dr. Soetomo, banyak tokoh dan pejuang Indonesia jaman sebelum periode nya Dr. Soetomo dulu yang sudah memiliki keinginan kuat untuk keluar dari penjajahan bangsa barat. Beliau-beliau itu memiliki kesadaran kuat untuk menjunjung tinggi marwah bangsa agar tidak dihina dan direndahkan bangsa lain. Presiden RI pertama Ir. Ahmad Soekarno pernah mengatakan bahwa pengalaman Indonesia yang dijajah selama 350 tahun memunculkan kesadaran kuat untuk tidak menjadi bangsa Kuli dan harus sederajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Keinginan kuat bangsa ini untuk lepas dari penindasan dan penjajahan menjadi slogan penting dalam setiap perjuangan melawan penjajah yaitu MERDEKA Ataoe MATI.

Baca Juga: Pasangan Paslon No 02 Itu Sekarang Jendral TNI

Dirgayahu Republik Indonesia.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU