Misi Lindungi Bumi dari Kiamat, Pesawat DART NASA Berhasil Tabrakkan Diri ke Asteroid Dimorphos

author Seno

- Pewarta

Jumat, 30 Sep 2022 03:39 WIB

Misi Lindungi Bumi dari Kiamat, Pesawat DART NASA Berhasil Tabrakkan Diri ke Asteroid Dimorphos

i

Screenshot_20220929-174712_Docs

Optika.id Pesawat luar angkasa milik National Aeronautics and Space Administration (NASA) berhasil menabrakkan diri ke asteroid Dimorphos, Selasa (27/9/2022).

Misi Double Asteroid Redirection Test (DART) merupakan misi menabrakkan pesawat luar angkasa menggunakan roket SpaceX Falcon 9 dari Vandenberg Space Force Base di California ke asteroid Dimorphos. Misi ini dilakukan untuk melihat apakah hasil tabrakan ini mampu mengubah orbit asteroid sehingga dapat dilakukan pembelokan agar tidak menabrak bumi. Teknik ini kemudian dikenal dengan teknik dampak kinetik.

Baca Juga: Miris! Bayi Perempuan Baru Lahir Dibuang di Teras Rumah

Teknik ini disebut teknik dampak kinetik. Bisa digunakan jika ada asteroid yang datang di masa depan. Ini adalah ide yang sangat sederhana. Anda menabrakkan pesawat ruang angkasa ke objek yang Anda khawatirkan, dan Anda menggunakan massa serta kecepatan pesawat ruang angkasa Anda untuk sedikit mengubah orbit ojek itu sehingga tidak menabrak Bumi. terang pemimpin misi DART, Dr Andy Rivkin.

Fakta yang menarik dari misi DART adalah misi ini menjadi misi pertama dalam sejarah umat manusia untuk mencoba membelokkan objek antariksa di luar angkasa.

Pada intinya, DART mewakili keberhasilan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pertahanan planet. terang Bill Nelson, selaku Administrator NASA.

Tidak mengherankan jika hasil dari penabrakan ini mengubah 1% lintasan asteroid Dimorphos karena DART terbang dengan kecepatan yang sangat tinggi, yakni sekitar 24 ribu km/jam. Angka 1% ini tidak dapat dianggap remeh. Meskipun kecil, angka ini telah mengubah periode orbit Dimorphos selama kurang lebih 10 menit.

Kami memulai era baru umat manusia, era dimana kami berpotensi memiliki kemampuan untuk melindungi diri dari hal seperti dampak asteroid yang berbahaya. Benar-benar menakjubkan. Kami belum pernah punya kemampuan itu sebelumnya. Kata Dr Lori Glaze, selaku Direktur Ilmu Planet NASA.

Baca Juga: Kompor Listrik 1.000 Watt Akan Gantikan Kompor Gas Elpiji 3 Kg, Sudah Siapkah Pemerintah?

Pengambilan gambar dan rekaman pasca penabrakan dilakukan melalui CubeSat yang terbang bersama pesawat dengan jarak yang tidak jauh. CubeSat ini bernama Light Italian CubeSat for Imaging of Asteroids (LICIACube). Selain LICIACube, Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST), Teleskop Luar Angkasa Hubble, dan misi Lucy NASA juga ikut mengamati dampak penabrakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Para astronom akan dapat membandingkan pengamatan dari teleskop berbasis bumi sebelum dan sesudah dampak kinetik DART untuk menentukan berapa banyak periode orbit Dimorphos berubah. Itulah ukuran kunci yang akan memberi tahu kita bagaimana asteroid merespons upaya pembelokan kita. jelas seorang ilmuan program DART, Tom Statler.

Penabrakan pesawat ini merupakan awal untuk penelitian lanjutan yang dilakukan oleh para peneliti demi melindungi umat manusia dari ancaman benda-benda luar angkasa yang dapat menabrak bumi di masa yang akan datang. Para peneliti akan menentukan sejauh mana keberhasilan misi ini dengan cara mempelajari perubahan orbit Dimorphos di sekitar asteroid yang lainnya, yakni Didymos.

Penelitian lanjutan akan dilakukan menggunakan misi Hera dari Badan Antariksa Eropa (ESA) yang akan diluncurkan pada tahun 2024 nantinya. Misi Hera adalah mempelajari apa yang ada di dalam asteroid, mulai dari sifat fisik, kawah, hingga lintasan orbit. Hasil penelitian ini nantinya akan digunakan untuk membangun strategi pertahanan planet yang efektif.

Penulis: Mudrikah

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU