Mengenal Teknologi Pertanian Drip Irrigation System Karya Mahasiswa UB

author optikaid

- Pewarta

Minggu, 24 Okt 2021 00:20 WIB

Mengenal Teknologi Pertanian Drip Irrigation System Karya Mahasiswa UB

i

Mengenal Teknologi Pertanian Drip Irrigation System Karya Mahasiswa UB

Optika, Malang - Universitas Brawijaya (UB) Berhasil mengembangkan sistem pertanian berbasis Internet of Thing (IoT) untuk budi daya tanaman melon, dengan nama Drip Irrigation System.

Dosen Fakultas Teknik UB Eka Maulana, mengatakan teknologi bermodelkan sistem tetes (drip) ini dikendalikan berdasarkan kadar air dari media tanam. Teknologi ini telah diterapkan di Kebun Melon Agro Techno Park (ATP), Jatikerto, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Baca Juga: FSGI Koreksi Visi Misi Capres Terkait Pendidikan

"Secara logika ketika tanah kering, maka sistem drip ini aktif. Berapa kadar air dalam media itu, kapan sistem drip itu aktif, itu data dan informasi terkait mekanisme dikirim melalui koneksi IoT. Secara prinsip yang sudah diterapkan air dengan tambahan nutrisi saja," kata Eka, Sabtu (23/10/2021).

Eka menjelaskan, sistem itu tidak hanya bisa digunakan untuk irigasi, tapi bisa digunakan untuk deteksi lain, termasuk kebutuhan nutrisi, pencahayaan, suhu, serta kelembaban greenhouse kebun melon tersebut.

"Dalam prosesnya, sistem drip irrigation bekerja sesuai dengan kebutuhan nutrisi masing-masing tanaman yang akan diairi. Jadi bukan sekadar dari seberapa banyak dia mengairi tanaman, tapi disesuaikan dengan usia tanaman. Pengendalian sistem ini termonitor dari segi waktu dan variabel data yang sudah terekam dengan baik," kata Eka, yang juga menjabat sebagai dosen Teknik Elektro UB ini.

Manager Pertanian dan Pengembangan ATP, Suyadi mengatakan proses pemberian nutrisi melalui air yang dialirkan ke media pada tanaman secara berkala tersebut diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman.

"Dalam sehari bisa dilakukan sebanyak lima sampai 10 kali, sehingga dengan teknologi itu kita tidak perlu secara manual memberikan nutrisinya. Bisa ditinggal untuk mengerjakan pekerjaan yang lain, karena secara otomatis akan menyalakan mesin drip dan mengaliri nutrisi ke media tanam sesuai dengan kebutuhan tanaman," kata Suyadi.

Suyadi mengaku dengan IoT mempermudah pekerjaan, karena secara otomatis mesin akan menyala ketika media tanam sudah membutuhkan nutrisi.

Baca Juga: Debat Final Capres Bahas Isu Pendidikan, JPPI: “Semuanya Kosong”

"Sehingga tidak sampai terjadi kekurangan nutrisi. Karena jika kita manual, maka kita masih menggunakan insting saja kapan tanaman membutuhkan nutrisi," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penerapan sistem drip tersebut, menurut dia, ternyata memberikan hasil maksimal pada tanaman melon.

"Hasil buahnya bisa lebih bagus dan ideal, sebab ketersediaan nutrisinya stabil. Karena jika nutrisinya tidak stabil, maka perkembangan buah melon tidak optimal, buah bisa pecah atau tingkat kemanisan akan rendah," katanya.

Suyadi menambahkan, melon yang dibudidayakan dengan menggunakan sistem drip irrigation tersebut berkualitas premium, mulai dari rasa, net atau kulit berjaring yang tersusun rapi, dan berat yang ideal dibandingkan melon yang konvensional.

Baca Juga: Setelah Unair, Kini Giliran Sivitas Akademika UB yang Kritik Pemerintahan Jokowi

"Pasarnya eksklusif, jadi memang rasa pasti berbeda dengan yang dijual pada pasar konvensiaonal. Di Jatikerto ada beberapa jenis dari yang jenis rock, golden, dan honey," katanya. 

Reporter: Jeni Maulidina

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU