Mengenal Sego Thiwul, Alternatif Pengganti Nasi Era Penjajahan Jepang Saat Krisis Pangan Tahun 1960

author Seno

- Pewarta

Senin, 15 Agu 2022 13:33 WIB

Mengenal Sego Thiwul, Alternatif Pengganti Nasi Era Penjajahan Jepang Saat Krisis Pangan Tahun 1960

i

Screenshot_20220814-202433_Docs

Optika.id - Siapa nih yang masih tak mengenal makanan satu ini? Sebagian besar masyarakat Jawa pasti sudah tidak asing dengan makanan tradisional yang berbahan dasar singkong ini. Tapi tahu nggak sih bagaimana sejarah makanan ini bisa menjadi makanan pokok sebagian masyarakat Jawa?

Jadi, dulu Sego Thiwul (Nasi Thiwul) merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Jawa pada era Penjajahan Jepang, yaitu pada tahun1960-an. Makanan ini menjadi alternatif pengganti nasi karena harga beras tidak terbeli oleh masyarakat pada masa itu.

Baca Juga: Ingin Jadi Keluarga Politeknik Tempo? Mumpung Lagi Buka Lowongan, Jangan Sampai Terlewatkan ya!

Kesulitan Membeli Beras: Peperangan membuat harga beras melambung tinggi sehingga masyarakat kesulitan untuk membelinya. Namun, saat ini, meskipun masa penjajahan sudah berlalu, masih banyak masyarakat Jawa yang menjadikan thiwul sebagai makanan sehari-hari ketika stok beras habis sebelum masa panen.

Karena hasil kebun yang paling mudah ditanam dan dipanen tanpa membutuhkan perawatan khusus adalah singkong, maka munculah berbagai olahan makanan berbahan dasar singkong, termasuk thiwul.

Selain murah dan mudah didapat pada saat itu, singkong juga bisa disimpan dalam waktu yang sangat lama. Bahkan ketika singkong yang sudah kering mulai berjamur, masih bisa diolah menjadi makanan berbahan singkong lainnya seperti gatot.

Tiwul identik dengan makanan harian masyarakat menengah ke bawah di daerah tandus dan sering dijadikan sebagai pengganti beras di daerah rawan kekeringan seperti di Kabupaten Sukoharjo dan Wonogiri karena bisa menghemat pengeluaran.

Oleh karena itu thiwul menjadi salah satu cara masyarakat untuk mempertahankan diri dari ancaman kelaparan ketika musim kemarau yang berkepanjangan. Namun tak hanya dimakan saat musim kemarau, di tempat lain seperti Dusun Kalisonggo, thiwul bisa dimakan sepanjang tahun.

Variasi Penyajian Thiwul: Pada zaman dulu thiwul banyak dikonsumsi menjadi makanan pokok sehari-hari oleh masyarakat Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan, dan Blitar. Saat ini masih banyak orang dari daerah tersebut yang mengonsumsi thiwul meski bukan lagi menjadi makanan pokok.

Di daerah-daerah tersebut, saat ini thiwul lebih dikenal sebagai jajanan pasar yang sangat merakyat. Biasanya disandingkan dengan parutan kelapa dan siraman gula merah atau ada juga yang ditambahkan dengan sedikit garam jika ingin menambahkan rasa gurih.

Baca Juga: Ada Lowongan di PT Campina Ice Cream Industry Tbk Untuk Posisi Utility, Yuk Buruan Daftar!

Saat ini variasi penyajian thiwul sebagai camilan atau jajanan pasar cukup banyak, antara lain ketan hitam, jagung rebus pipilan, dan singkong rebus yang diserut. Sebagian besar masyarakat Jawa seperti di Yogyakarta dan Jawa Tengah tidak lagi mengonsumsi thiwul sebagai makanan pokok melainkan sebagai camilan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kandungan Gizi Thiwul: Sedangkan sebagian besar orang di Trenggalek masih memilih nasi thiwul sebagai makanan pokok sebagai pengganti nasi putih yang dikonsumsi sehari-hari karena dirasa lebih mengenyangkan dan rasanya yang berbeda.

Hal tersebut dikarenakan singkong memiliki kalori yang lebih rendah daripada nasi dari beras sehingga memiliki serat lebih banyak dan mengenyangkan dalam waktu lama.

Melansir dari Kompas, Senin (15/8/2022), thiwul sebenarnya memiliki kandungan gizi yang cukup kompleks, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, hingga vitamin dan mineral seperti vitamin B1. Kandungan gizi yang ada didalamnya membuat thiwul tidak kalah dengan nasi sehingga cocok untuk menjadi makanan pokok sehari-hari.

Proses Pembuatan Thiwul: Proses pembuatan Sego Thiwul sendiri cukup panjang yaitu, singkong yang sudah dikupas, kemudian dicuci dan dikeringkan sampai benar-benar kering. Setelah kering, gaplek ditumbuk hingga halus. Gaplek yang sudah halus dibentuk menjadi butiran-butiran kecil di dalam tampah dengan menggunakan sedikit air. Selanjutnya, thiwul dikukus hingga matang.

Baca Juga: PT Tempo Scan Pacific Buka Lowongan, Ada Posisi HR Services dan Manager Administrasi Nih

Biasanya thiwul juga bisa dicampur nasi dan disantap dengan lauk pauk seperti ikan asin bakar, sambal bawang, maupun sayur mayur seperti daun singkong atau bayam dari hasil kebun sendiri.

Penulis: Leni Setya Wati

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU