Mengenal Kleptomania, Hasrat Mencuri yang Tidak Tertahankan

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Rabu, 17 Agu 2022 20:26 WIB

Mengenal Kleptomania, Hasrat Mencuri yang Tidak Tertahankan

i

identity-theft-g8c9c0517e_1920

Optika.id - Belakangan ini warganet geram dengan perbuatan ibu-ibu yang mengambil cokelat di gerai retail Alfamart. Kelakuan seorang wanita paruh baya ini mengundang kemarahan dari warganet sebab wanita tersebut membawa mobil dan bersikap arogan dengan mengintimidasi karyawan Alfamart. Intimidasi yang dilakukan ialah memaksa sang karyawan meminta maaf kepada publik.

Kasus ini pun berlanjut dengan Alfamart yang tidak terima dengan perlakuan wanita tersebut, sehingga wanita tersebut pun meminta maaf. Warganet banyak berspekulasi tentang wanita itu menderita kleptomania.

Baca Juga: Tidur Siang Bisa Buat Seseorang Lebih Bahagia

Mencuri atau mengambil barang tanpa ijin tentu bukan perbuatan yang baik dan tidak patut ditiru. Umumnya, ada seseorang yang mencuri untuk alasan ekonomi dan makan sehari-hari kala terdesak, namun ada suatu kondisi di mana seorang pencuri mengambil barang milik orang lain tanpa alasan yang jelas. Kondisi inilah yang dikenal dengan istilah Kleptomania.

Apa Itu Kleptomania?

Dilansir dari situs kesehatan Very Well Health, Rabu (17/8/2022), Kleptomania ialah kondisi medis yang termasuk dalam jenis gangguan kontrol implus atau gangguan kontrol emosi dan perilaku. Kleptomania juga tergolong gangguan kesehatan mental. Penderita kleptomania kerap mencuri di berbagai tempat umum, namun dalam beberapa kasus juga ada yang mengutil dari rumah teman-temannya.

Gejala Kleptomania

Umumnya penderita kleptomania mencuri sesuatu bukan karena kebutuhan atau nilai dari satu barang. Mereka bertindak berdasarkan perasaan. Penderita kleptomania dengan sengaja akan mengambil barang tersebut meskipun mereka memiliki uang dan mampu membayarnya.

Saat beraksi, ada perasaan tegang, tidak nyaman, bahkan cemas dan gugup, namun ketika berhasil melakukannya muncul perasaan senang, lega dan puas.

Ketika perasaan atau emosi kebahagiaan yang ditimbulkan tersebut telah pudar sensainya, umumnya penderita kleptomania ini akan merasa malu, bersalah dan menyesal. Barang-barang curian tersebut terkadang akan dibuang atau disumbangkan, bahkan diam-diam dikembalikan atau dibayar.

Ada pula kondisi khusus di mana penderita akan menimbun semua barang curian akan tetapi hal ini jarang terjadi.

Penyebab Kleptomania

Baca Juga: Tepis Niat Bunuh Diri dengan Self-Care dan Safety Plan, Apa Itu?

Secara teoritis, kleptomania adalah dorongan pikiran untuk mencuri serta ketidakmampuan tubuh untuk mengendalikan dorongan tersebut. Pada otak manusia terdapat sirkuit yang tercipta setiap kali manusia memperlajari hal baru, sirkuit ini berperan untuk mengubah pikiran menjadi tindakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketika manusia menerima informasi tentang hal atau tindakan yang salah otak juga membuat sirkuit penghambat. Sirkuit penghambat akan menahan dan mencegah pikiran agar tidak menghasilkan tindakan, dengan kata lain sirkuit ini berperan mencegah seseorang untuk tidak melakukan atau mengatakan sesuatu yang tidak dapat diterima oleh orang lain.

Sementara itu, penderita kleptomania memahami bahwa tindakan itu salah dan merugikan, namun penghambat di dalam otak mereka tidak bekerja secara sempurna sehingga dorongan mencuri untuk mencuri tidak bisa ditekan dan mereka melakukannya lagi dan lagi. Pada dasarnya, kleptomania adalah gangguan yang cukup langka sebab hanya diidap 0,3% hingga 0,6% orang di dunia.

Dilansir dari situs Mayo Clinic, hasrat mencuri penderita kleptomania ini dipengaruhi oleh sebuah bahan kimia otak yang bernama serotonin. Serotonin ini berperan dalam membantu mengatur suasana hati dan emosi.

Pada penderita kleptomania, tingkat serotonin mereka terhitung cukup rendah sebab hal tersebut terjadi pada perilaku impulsif.

Dampak dan Pengobatan

Baca Juga: Beragam Alasan Mengapa Mahasiswa Memilih Mengakhiri Hidup, Kampus Bisa Apa?

Kleptomania bisa menyebabkan kondisi serius terutama jika gangguan ini juga diikuti dengan gangguan kesehatan lain seperti kecemasan dan depresi, penderitanya akan cenderung lebih mudah berpikir untuk bunuh diri.

Kabar baiknya, kleptomania dapat diatasi dengan bantuan tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater. Umumnya penderita akan mendapatkan terapi perilaku kognitif, kadang pula diperlukan obat antidepresan.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU