Langkah Anies di Antara Politisi Tua

author Seno

- Pewarta

Rabu, 05 Okt 2022 05:45 WIB

Langkah Anies di Antara Politisi Tua

i

images - 2022-10-04T224401.766

[caption id="attachment_19035" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Ruby Kay[/caption]

Optika.id - Dulu banyak pihak yang meragukan Anies bisa maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Analisanya terbilang dangkal; Anies gak punya partai, Anies bukan ketum partai. Mereka lupa kalau elektabilitas Anies masuk dalam jajaran tiga besar.

Baca Juga: Tagar Nazar Pemilu Trending, Jubir Timnas: Bukti Publik Begitu Mencintai AMIN

Perlahan, keraguan itu mulai terjawab. Kemarin (3/10/2022), Nasdem secara resmi men-declare Anies sebagai capres tahun 2024. Dan hal ini kemungkinan besar akan diikuti PKS dan Demokrat.

Bisa jadi Golkar, PAN, PPP, PKB dan Gerindra akan ikut dalam gerbong yang sama. Skenario dua paslon dijalankan dengan tujuan menumbangkan kekuasaan PDIP yang sudah berkuasa selama 10 tahun.

"Lah, Gerindra kan sudah mengusung Prabowo sebagai capres?"

Well, bisa saja berubah jika deal-deal politiknya dirasa bisa mengakomodir kepentingan PS.

"Tapi banyak kader Gerindra yang gak suka dengan Anies bro"

Gak masalah. Kalau PS sudah bersabda, mereka bisa apa? Gerindra itu kuncinya ada di Ketum. Yang lain cuma dayang-dayang merangkap tukang kipas. Wkwkwkwkw....

Jika PDIP tetap ngotot mengusung Puan sebagai capres, secara hitung-hitungan statistik akan lebih mudah dikalahkan.

Lain soal jika mbok Mega memilih Ganjar, maka pertarungan akan berlangsung sengit. Namun dengan naiknya GP sebagai capres, keberlangsungan trah Soekarno ditubuh PDIP sudah pasti terancam. Mega sudah membaca manuver faksi Jokowi sejak munas PDIP di Bali. Dan Mega tentu gak ikhlas jika kedepan PDIP dikuasai faksi Jokowi.

Baca Juga: Tanggapi Soal Transaksi Janggal Dana Kampanye, Anies: Jangan Biarkan Demokrasi Dirusak

Nasdem ikut mengusung Ahok saat Pilgub DKI Jakarta tahun 2017. Nasdem pasang badan ketika Jokowi nyapres tahun 2019. Dan sekarang Nasdem malah mengusung Anies Baswedan. Biasa aja sih, secara Nasdem ini cara berpolitiknya dari dulu memang liquid banget. Mereka bisa bergandengan mesra dengan PKS, tapi juga bisa berangkulan dengan PDIP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

PKS 99% sudah pasti ke Anies. Jika Anies terpilih jadi Presiden, dipastikan kas partai gak kosong lagi. Karena hampir 10 tahun kondisi finansial partai dakwah ini kering kerontang.

Bagaimana dengan Demokrat? Walaupun tak jadi cawapres, kemungkinan besar AHY akan diberi posisi menteri strategis. Jadi Menhan dulu cocoklah. Tahun 2029 baru bertarung memperebutkan kursi RI 1. SBY pun lega, dia sudah memastikan kalau partai dan keberlangsungan karir politik anak-anaknya akan terus eksis hinga 20 tahun kedepan.

Selain PKB, PAN, PPP, PKS, hampir seluruh politisi tua akan turun gunung dan menjadikan Pemilu tahun 2024 sebagai langkah akhir untuk memastikan keberlangsungan dinasti politik. Tinggal Mega dan PS saja yang masih kebingungan.

Mega khawatir trah Soekarno dijegal oleh trah Jokowi berikut kroni-kroninya. Sedangkan PS masih mencari sosok yang bisa dipercaya sebagai suksesor. Dulu bang Sandi diplot sebagai penerus PS. Tapi melihat elektabilitas Sandiaga Uno yang terus merosot, PS ya mikir ulang lagi.

Baca Juga: Komunitas Suku Melayu Kota Matsum Siap Menangkan Amin

Apakah Gerindra kedepan akan diwariskan kepada trah Hasyim Djojohadikusumo? Bisa jadi. Mengingat anaknya PS sama sekali gak punya ketertarikan dibidang politik.

Dengan naiknya Anies Baswedan sebagai capres dan insya Allah Presiden periode 2024-2029, hal ini sekaligus bisa mematahkan opini yang berkembang selama ini. Tak selamanya Republik Indonesia mesti dipimpin oleh orang jawa.

Orang Bugis (non jawa) sudah pernah jadi presiden. Walau menjabat tak sampai dua tahun, tapi Habibie dapat dikatakan sukses memperbaiki pondasi ekonomi dan demokrasi di negeri ini.

Bagaimana jika Anies Baswedan jadi presiden RI? Yang pasti para buzzerp yang selama ini getol membuat friksi akan gigit jari.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU