Lamongan Bukan Hanya Soto

author Seno

- Pewarta

Jumat, 27 Jan 2023 17:16 WIB

Lamongan Bukan Hanya Soto

Presiden Joko Widodo ketika mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong, Lamongan, Jawa Timur. SETPRES

Baca Juga: Serangan Terbesar Dalam Sejarah

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Optika.id - Dulu ketika saya masih kecil, remaja sampai dewasa/mahasiswa dari tahun 50 an sampai 70 an kalau mendengar kata Lamongan maka itu diasosiasikan dengan makna keterbelakangan, atau ndeso. Selain itu Kabupaten Lamongan itu juga di mindset masyarakat seluruh Indonesia adalah tentang Soto Ayam yang dikenal dengan Soto Lamongan.

Memang untuk kuliner khas Lamongan ini orang dapat menjumpainya di berbagai kota di nusantara ini bahkan sampai di pulau-pulau kecil di luar Jawa dapat dengan mudah ditemukan penjual Soto Lamongan,

Namun, sebenarnya kabupaten Lamongan tidak hanya soal Soto Ayam dan bukan ndeso, banyak potensi budaya dan perekonomian yang besar dimiliki kabupaten ini.

Orang mungkin belum banyak tahu banyak tokoh-tokoh berkaliber nasional itu yang berasal dari Lamongan, tokoh-tokoh nasional itu ada yang pengusaha besar, politisi, bupati, pemain sepakbola, ulama, akademisi, politisi dsb, Orang-orang Lamongan dikenal sebagai pengusaha yang tangguh dan berani mengambil resiko untuk melanglang buana di nusantara ini.

Bahkan kalau kita ke pulau-pulau kecil di luar Jawa akan banyak kita temui orang Lamongan yang bekerja dan membuka usaha di daaerah. Mereka itu (selain orang Madura, Solo) merupakan orang yang tangguh dalam membuka lahan usaha, mereka ini adalah wirausahawan yang unggul.

Dari data BPS Lamongan kita bisa melihat Produk Domestik Bruto (PDRB) nya didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Khusus di sektor Perikanan ini kabupaten Lamongan didukung dengan letak geografisnya yaitu salah satunya memiliki panjang garis pantai sekitar 47 km. Sedangkan wilayah perairan lautnya jika dihitung 12 mil dari permukaan laut, wilayah perairan laut Lamongan seluas 902,4 km persegi.

Karena tidak heran kabupaten Lamongan itu potensi produksi perikanan yang cukup besar, termasuk juga memiliki potensi dalam pengolahan produk perikanan. Jumlah industri perikanan yang beroperasi di tahun 2021 sebanyak 1.254 industri dan tenaga pengolah sebanyak 6.010 orang, dengan total produksi mencapai 90.468,71 Ton.

Selain itu Kabupaten Lamongan juga memiliki potensi produksi garam. Dengan lahan produksi seluas 234,12 Ha, produksi garam pada tahun 2021 mencapai 22.149,10 Ton, yang diusahakan oleh 25 Kelompok Petambak Garam yang beranggotakan 297 orang dan 3 Kelompok Wanita Perebus Garam dengan anggota 20 orang.

Baca Juga: Seribu Anak Yatim Lamongan Terima Santunan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Demikian halnya dengan perikanan budi daya, baik usaha tambak air payau maupun kolam air tawar, produksinya mencapai 59,7 ribu ton pada 2020. Ada kenaikan 4,1 persen dibanding 2019. Tak hanya produksi ikan yang meningkat. Secara umum, menurut laporan Dinas Perikanan Lamongan, yang dirilis terbuka secara online, indeks kesejahteraan nelayan dan pelaku budi daya perikanan itu pun meningkat, dari 127 menjadi 159.

Sebuah lompatan yang signifikan. Dengan produksi ikan tangkap (laut) sebesar 79,8 ribu ton, Lamongan berkontribusi 18,6 persen ke Provinsi Jawa Timur. Tak pelak, Lamongan adalah produsen terbesar di Jawa Timur. Ia melampaui produksi ikan dari daerah-daerah tapal kuda seperti Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, dan bahkan Banyuwangi yang terkenal dengan pelabuhan nelayannya di Muncar.

Kabupaten Lamongan layak menjadi model bagaimana subsektor perikanan bekerja memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Hanya bermodal garis pantai sepanjang 47 km, para pelaku usaha perikanan tangkap (laut) di Kabupaten Lapongan, yang diperkuat sekitar 20 ribu nelayan, sanggup memproduksi 79,8 ribu ton berbagai jenis ikan pada 2020.

Dalam hal perikanan budi daya, Lamongan pun tangguh. Dengan produksi 59,7 ribu ton membuat kabupaten seluas 1,815 km2 dan berpenduduk 1,37 juta jiwa itu termasuk dalam lima besar sentra produksi ikan budi daya di Jawa Timur. Lamongan hanya kalah dari Kabupaten Sumenep, Bangkalan, yang keduanya di Pulau Madura, kemudian Gresik dan Sidoarjo.

Sekitar 35--40 persen hasil perikanan Lamongan masuk ke sektor hilir, yakni industri pengolahan. Hampir selusin industri pengolahan hasil perikanan tumbuh di sekitar Pelabuhan Brondong, yang berjarak sekitar 40 km dari Kota Lamongan. Sebagian hasil industri pengolahan itu untuk pasar ekspor ke AS (Amerika Serikat), Eropa, Jepang, Korea, dan sejumlah negara Asean.

Baca Juga: Politik Berjalan Diatas Jalan Ketidak Normalan

Diluar potensi perikanan itu Lamongan memiliki berbagai destinasi wisata. Bila bertandang ke daerah ini, masyarakat bisa memilih destinasi wisata sesuai keinginan yang disukai mulai dari destinasi wisata alam, sejarah, hingga religi. Destinasi wisata alam di Lamongan ada Waduk Gondang, Akar Langit Trinil Brondong, Istana Gunung Mas, Waduk Prijetan, hingga Pantai Kutang Brondong.

Masyarakat juga bisa menikmati destinasi wisata sejarah seperti Museum Sunan Drajat, Monumen Van der Wicjk, Situs Pataan, hingga Candi Slumpeng Laren. Tidak hanya itu, destinasi wisata religi juga dapat menjadi pilihan antara lain makam Sunan Drajat, makam Sunan Sendang Duwur, hingga makam Dewi Sekardadu. Perlu diingat bahwa kabupaten Lamongan itu merupakan salah satu 10 kabupaten di Jawa Timur yang memiliki jumlah pesantren yang terbanyak.

Melengkapi catatan sebagai daerah yang produktif, Lamongan pun terkenal sebagai gudang beras Jawa Timur. Produksinya mencapai 930 ribu ton gabah kering giling atau setara 530 ribu ton beras, yang tertinggi di Jawa Timur.

Dengan potensi yang dimiliki itu selayaknya kabupaten Lamongan bisa menarik minat investor baik nasional maupun internasional.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU