Kurikulum Prototipe Jadi Kurikulum Nasional Tahun 2024

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Sabtu, 08 Jan 2022 19:19 WIB

Kurikulum Prototipe Jadi Kurikulum Nasional Tahun 2024

i

Kurikulum Prototipe Jadi Kurikulum Nasional Tahun 2024

Optika.id - Kurikulum prototipe akan menjadi kurikulum nasional pada 2024. Tahun ini, kurikulum tersebut masih dijadikan kurikulum opsional dan dijalankan secara terbatas di 2.500-an sekolah dalam program Sekolah Penggerak 

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menuliskan hal tersebut dalam akun instagramnya, @ninoaditomo, dikutip, Sabtu (8/1/2022). 

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, PPP dan PSI Surabaya Bersinergi bersama

"Kurikulum prototipe akan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024," tulis pria yang akrab disapa Nino itu.

Menurut Nino, dengan dipilihnya tahun 2024 berarti pergantian baru akan terjadi setelah kurikulum sebelumnya yang dikenal dengan K-13 diterapkan 11 tahun.

"K-13 melewati setidaknya empat menteri pendidikan (M. Nuh, Anies Baswedan, Muhadjir Effendy, dan Nadiem Makarim). Ini waktu yang cukup untuk menetapkan pergantian kurikulum," jelas Nino.

Ia mengatakan,  penerapan kurikulum baru pada 2024 tidak terlalu cepat. Menurutnya, laju perubahan kurikulum kini justru melambat.

"Mari kita cek perubahan kurikulum nasional yang terjadi setelah ada UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003: KBK tahun 2004, KTSP tahun 2006, dan K-13 tahun 2013," ujarnya.

Adapun dalam kurikulum prototipe, siswa kelas 11 dan 12 bisa memilih sendiri kombinasi mata pelajaran yang dikehendaki. Jadi, tidak ada lagi penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa.

Baca Juga: Pendaftaran PPK Pemilu 2024 Telah Dibuka, Segera Daftarkan Diri Kalian Guys!

Kurikulum prototipe saat ini dijadikan salah satu pilihan dalam memulihkan pembelajaran dalam masa pandemi. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya, kerangka kurikulum nasional juga harus memberi ruang inovasi. Kerangka kurikulum nasional harus betul-betul dirancang sebagai kerangka, sebagai skeleton, yang bisa dan harus dikembangkan lebih lanjut oleh masing-masing sekolah.

Jika kerangka nasionalnya dirancang secara preskriptif, misalnya dengan memasukkan terlalu banyak materi wajib dan mengunci jam pelajaran per minggu, maka sekolah akan sulit berinovasi dalam menyusun kurikulum yang sesuai kebutuhannya.

"Intinya, kita perlu sebuah kerangka kurikulum nasional yang relatif ajek, tidak cepat berubah, tapi memungkinkan adaptasi dan perubahan yang cepat di tingkat sekolah. Inilah yang kami lakukan dengan merancang kurikulum prototype," tutupnya.

Baca Juga: Voxpol Center: AHY Cawapres Terbaik Untuk Anies Baswedan

Reporter: Jenik Mauliddina

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU