Kisah Lulut Kistiono dari Galatama Hingga Pelatih Persebaya U-18

author Denny Setiawan

- Pewarta

Kamis, 18 Nov 2021 21:40 WIB

Kisah Lulut Kistiono dari Galatama Hingga Pelatih Persebaya U-18

i

foto: PSSI

Optika.id - Nama Lulut Kistiono dahulu dikenal dengan aksinya sebagai stopper yang pernah mewarnai pentas kompetisi di Tanah Air pada era Galatama dan Liga Indonesia. Dirinya mengawali kiprahnya sebagai pemain profesional ketika direkrut Arseto Solo pada 1987 ketika masih berusia 17 tahun.

Tiga musim bersama Arseto, Lulut kemudian berturut-turut memperkuat Arema Malang, Barito Putera, Mitra Surabaya, PSIS Semarang, dan Pusam Samarinda.

Baca Juga: Duel Tim Papan Bawah, Persikabo Akan Jamu Persebaya Surabaya Besok!

Menariknya, sepanjang karier sebagai pemain, Lulut Kistono tak pernah memperkuat Persebaya senior. Padahal, dia adalah produk kompetisi internal Persebaya dengan berkostum Indonesia Muda.

"Saya hanya pernah membela Persebaya di level junior yang berkiprah di Piala Soeratin, buka Lulut, Kamis (18/11/2021). 

Dari ajang turnamen usia muda itu, talenta Lulut terpantau oleh Solekan, pelatih PSSI Garuda yang juga menangani Arseto Solo. Tanpa proses seleksi, Lulut pun menjadi bagian dari Arseto yang kala itu dihuni para bintang sepak bola Indonesia seperti Ricky Yacobi, Nasrul Koto, dan Inyong Lolombulan.

Bersama tim yang bermarkas di Stadion Sriwedari, Lulut menjadi bagian dari Arseto dan itu menjadi kebanggaan tersendiri baginya. 

Bayangkan, saya yang masih berusia 17 tahun bisa satu tim dengan sejumlah pemain bintang sepak bola Indonesia, papar Lulut.

Itu adalah sepotong cerita masa lalu dari Lulut Kistiono. Kini, dirinya berkesempatan untuk fokus membina tim muda Persebaya Surabaya U-18 dalam gelaran Mola Elite Pro Academy U-18. Menurutnya, kompetisi ini sangat bagus untuk para pemain usia muda.

Ini bagus, sangat bagus untuk pemain usia muda, karena nantinya mereka bisa memperkuat timnas Indonesia. Seperti si kembar Bagas Kaffa dan Bagus Kahfi, mereka berasal dari kompetisi EPA ini. Di Persebaya juga banyak yang dari EPA, seperti Marselino Ferdinan dan Ruy Arianto, jelas Lulut.

Dalam pembentukan tim, dirinya merasa diuntungkan karena tidak perlu melakukan seleksi lagi, semua pemain rata-rata dari tim U-16 Persebaya. Sehingga ia perlu menyiapkan tim sebaik mungkin untuk menyiapkan tim dalam menghadapi EPA musim ini. 

Kebetulan rata-rata semua pemain ini berasal dari tim U-16 Persebaya tahun sebelumnya, kalau mulai seleksi lagi dari awal, repot kita. Makanya sisanya yang dari U-16 kemarin saya jadikan satu, jadinya ya lumayan bagus, katanya.

Baca Juga: Krusialnya Code of Conduct Laut China Selatan, Indonesia Bisa Kendalikan China

Dari mulai lawan PSIS Semarang, makin lama meningkat. Saya berharap, dengan pencapaian kami sejauh ini, anak-anak tidak mudah cepat puas, saya berharap juga makin lama semakin bagus lagi," sambungnya. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jujur saja, saya buta kekuatan lawan, semua saya anggap berat, apa yang kami lakukan adalah menjaga mutu pemain muda internal dari Persebaya, kami juga memiliki tim scouting, ada EPA, tinggal dipanggil, tidak pakai seleksi, itu enaknya di Persebaya. Talent scouting kami bekerja memantau setiap kompetisi yang ada di Indonesia, imbuhnya.

Lebih lanjut, Lulut memiliki target pribadi untuk anak didiknya di Persebaya dapat dipanggil ke tim Garuda Select maupun timnas Indonesia. 

Target saya dan tim, target kami juara. Namun yang terpenting, anak-anak didik saya bisa masuk tim utama Persebaya, Garuda Select dan tim nasional Indonesia. Saya berharap sekali. Kalau bisa, semua pemain kami bisa masuk Garuda Select. Itu sebuah kebanggaan bagi saya, tuturnya.

Terakhir, dirinya memotivasi para pemain muda yang ingin bermain sepak bola agar kedepan menjadi pemain yang lebih baik lagi. 

Baca Juga: Hidrogen Alternatif Bahan Bakar yang Bagus

 Motivasi yang saya berikan ke pemain, Ayo kalau kamu ingin menjadi pemain bola sesungguhnya, ini ajangnya, ini banyak yang memantau, kalau kamu menjadi pemain tim nasional, gampang kamu bermain di mana saja, tutupnya.

Reporter: Denny Setiawan

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU