Ketum PA 212 Akui Panitia Sulit Dapat Izin Tempat Acara

author Seno

- Pewarta

Jumat, 03 Des 2021 14:01 WIB

Ketum PA 212 Akui Panitia Sulit Dapat Izin Tempat Acara

i

images (7)

Optika.id - Ketua Umum (PA) Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif mengakui, panitia PA 212 memang kesulitan mendapatkan izin penggunaan tempat untuk menggelar Acara Reuni 212 pada tahun ini.

Hal tersebut dikatakan dalam agenda Silaturahmi dan Dialog 100 Ulama, Habaib dan Tokoh Nasional yang digelar secara virtual, Kamis (2/12/2021).

"Sebulan lalu agenda Reuni 212 sudah rapi disusun panitia, tapi sama-sama kita maklum (sulit dapat izin Reuni 212) kelihatannya banyak pihak yang masih dengki dengan 212. Sehingga perjalanannya luar biasa. Satu kenikmatan buat panitia. Berbeda dengan tahun lalu," kata Slamet.

Slamet mengatakan awalnya panitia tetap merencanakan Reuni 212 digelar di Monas Jakarta. Pasalnya, tempat tersebut bersejarah bagi Aksi 212 pada 2016. Namun, pihak pengelola Monas tak mengizinkan.

"Permohonan izin kemudian dibalas oleh pihak Monas bahwa sampai 2022 Monas belum dibuka kegiatan apapun," tukasnya.

Tak habis akal, Slamet mengatakan panitia mencari tempat alternatif lainnya untuk menggelar Reuni 212. Salah satu pilihan jatuh di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat. Rencananya, panitia akan membangun panggung di lokasi tersebut.

Meski demikian, dia mengatakan pihak kepolisian tak memberikan izin menggelar reuni di patung kuda. Dengan alasan tak mendapatkan rekomendasi izin dari Satgas Covid-19 setempat.

"Tapi dari pihak kepolisian dengan argumentasi tak bisa karena harus izin dari Satgas Covid. Ketika kita rapat bersama semua unsur ada. Ketika ditanya Satgas, tak pernah dia keluarkan rekomendasi untuk izin keramaian. Saling lempar. Alhasil tak diberikan izin," katanya.

Setelah tak diberikan izin di Patung Kuda, Slamet menjelaskan panitia langsung menggelar musyawarah untuk membahas alternatif pilihan tempat lain. Lalu pilihan jatuh di Masjid Az-zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Bahkan, dia bercerita, rapat Reuni 212 pada Minggu (28/11/2021) lalu, pihak Yayasan Az-Zikra sempat hadir. Dia mengatakan, Az-Zikra salah satu tempat bersejarah karena di situ sempat digelar rapat penyusunan Aksi 212 pada 2016 lalu.

"Bahwa [almarhum] ustaz Arifin Ilham [pemilik Azzikra] itu tokoh 212. Bahwa kita hormati ketokohan beliau. Lalu kita juga ingin takziah bagi ustaz Ameer. Udah disepakati awalnya," katanya.

Namun, kata Slamet, mendadak keluarga almarhum Arifin Ilham tak mengizinkan Az-Zikra sebagai tempat Reuni 212.

Dia mengklaim, pihak Az-Zikra banyak didatangi oleh pihak tertentu karena akan dijadikan sebagai tempat Reuni 212. Namun, ia tak menjelaskan siapa pihak tersebut.

"Sehingga kita siapkan undangan kepada 300 tokoh maksimalnya di Az-Zikra. Ternyata apa yang terjadi tiba-tiba istri almarhum Rabu pagi melayangkan surat ke kita. Kita enggak pernah menyebarkan surat itu tahu-tahu viral," ujarnya.

Melihat Az-Zikra tak memungkinkan untuk menggelar reuni, Slamet mengatakan panitia kembali mencari alternatif lain. Dia menyebut ada lima sampai tujuh tempat yang sudah didatangi di kawasan Bogor untuk menggelar Reuni 212. "Untuk bisa dipakai, tapi semua menolak," kata dia.

Meski demikian, Slamet mengklaim bahwa Reuni 212 bertajuk Aksi Super Damai yang digelar di Patung Kuda pagi tadi berlangsung sukses. Bahkan, ia mengklaim peserta yang hadir dalam agenda tersebut mencapai 10 ribu orang.

"Aksi berjalan 5-10 ribu orang. Yang long march dari Tanah Abang. Belum dari berbagai titik. Artinya tetap reuni berjalan sukses, tertib, aman, damai, lancar dan dialog digelar," katanya.

Reuni 212 awalnya akan digelar di dua tempat. Yakni di Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta dan Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara, pihak Polda Metro Jaya mengatakan Reuni 212 di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, tak mendapatkan izin dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Izin Reuni 212 diketahui bukan hanya tidak dikeluarkan Pemprov, tapi juga tidak dikeluarkan oleh Masjid Azzikra, lokasi lain pelaksanaan Reuni.

Meski tak mendapat izin, massa aksi tetap mendatangi lokasi kawasan Patung Kuda sejak Kamis (2/12/2021) pagi.

Sementara, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman temui massa reuni PA (Persaudaraan Alumni) 212 di kawasan Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Dalam kesempatan itu, Dudung juga menegaskan akan merekrut santri yang berakhlak baik menjadi prajurit TNI agar tidak menakuti rakyat.

"Saya akan merekrut prajurit baik, khusus para santri dari pesantren-pesantren termasuk dari lintas agama, khususnya dari muslim. Ada khusus lagi tafsir Alquran. Saya merekrut ini, karena saya yakin kalau dari pesantren, yang sudah dididik agama sudah pasti terjaga masalah akhlak," kata Dudung di Pos Taman Pandang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (2/12/2021).

Dalam pedoman wajib TNI, Dudung mengklaim prajurit harus bersikap ramah dan sopan santun terhadap rakyat. Selain itu, prajurit TNI juga haruss menjunjung tinggi kehormatan wanita, kehormatan diri di muka umum dan menjadi contoh dengan sikap kebijaksanaannya.

"Tidak sekali-kali merugikan rakyat, menakuti dan menyakiti hati rakyat. Ini bisa dilakukan kalau akhlak itu bagus, kalau keperibadiannya itu bagus," katanya.

Selain berakhlak baik, Dudung juga mengklaim merekrut santri sebagai prajurit TNI agar saat di lapangan bisa menghadapi situasi apapun dengan komunikasi yang tertata. Ia berharap dengan begitu rakyat bisa sayang kepada TNI khususnya TNI AD.

"Tetapi angkatan darat harus lebih sayang dan cinta kepada rakyatnya. Karena kita berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Ke depan saya akan lakukan seperti itu. Semoga ini sangat bermanfaat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan negara kita," tutupnya.

Mantan Pangdam Jaya itu mengaku sengaja melihat kondisi pasukan AD dalam mengantisipasi reuni 212. Dudung mengklaim, rata-rata prajurit AD dan juga kepolisian siap untuk mengantisipasi reuni 212.

"Kaitannya saya sebagai KSAD adalah pembinaan karena kalau kaitannya operasional ranah Mabes TNI," kata Dudung.

Diketahui, massa reuni 212 tak bisa mendekati kawasan Patung Kuda karena barikade polisi. Ratusan Massa aksi Reuni 212 yang sempat menutup Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, membubarkan diri setelah beberapa pimpinan Presidium Alumni 212 menyampaikan orasi.

Slamet mengaku aksi super damai reuni 212 yang dipukul mundur oleh aparat TNI dan kepolisian menunjukkan bahwa apapun yang terjadi umat tetap berdiri membela kebenaran melawan kezaliman.

(Pahlevi)

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU