Kekaguman Megawati Terhadap Jenderal Hoegeng

author optikaid

- Pewarta

Senin, 08 Nov 2021 02:31 WIB

Kekaguman Megawati Terhadap Jenderal Hoegeng

i

Kekaguman Megawati Terhadap Jenderal Hoegeng

Optika.id-Presiden kelima Megawati Soekarnoputri menilai, Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso merupakan Kapolri (Kepala Kepolisian Republik Indonesia) yang terbaik di Era Kemerdekaan.

"Menurut saya he (Hoegeng Iman Santoso) is the best dari zaman Kapolri kemerdekaan setelah merdeka," katanya saat hadir dalam peluncuran buku 'Dunia Hoegeng, 100 tahun Keteladanan' secara virtual, Minggu (7/11/2021).

Baca Juga: Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Sebaiknya Ditunda

Sikap itu dinobatkan Megawati kepada Hoegeng bukan tanpa alasan. Karena Kapolri kelima yang bertugas dari tahun 1968-1971 itu merupakan sosok yang sangat merakyat.

"Kenapa? itu yang menunjukkan tadi yang saya sampaikan, that is the real Polri, orangnya sangat merakyat," ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Megawati lantas menyampaikan memorinya waktu dirinya hendak berangka ke UI (Universitas Indonesia) untuk kuliah saat dirinya dulu mengambil studi psikologi, waktu itu ia bertemu dengan Hoegeng yang menggunakan sepeda pada saat akan bertugas ke kantornya di Jalan Trunojoyo. Ia kemudian menanyakan, kenapa pak Hoegeng lantas menggunakan sepeda.

"Om mau ke mana, saya manggilnya om, om masa Kapolri naik sepeda?" tanyanya.

Lantas Mega menirukan jawaban Hoegeng, bahwa mantan Kapolri itu dengan sigap menjawab alasan mengapa dirinya menggunakan sepeda. "Ya biar saja ini kan sekalian berolahraga," katanya.

Hoegeng Iman Santoso merupakan sosok Jenderal Polisi yang dikenal dengan keteladanannya. Sikap kejujuran yang ia miliki banyak dikenang publik.

Sejarah menuliskan pada 14 Oktober 1921 di Pekalongan lahir seorang putra bangsa yang mengabdi pada negara dengan kejujuran dan integritas tinggi, ia adalah Hoegeng Iman Santoso.

Baca Juga: Megawati: Bansos Itu Uang Rakyat, Jangan Pilih Orang Hanya Dikasih Beras

Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso adalah seorang Purnawirawan di Era Orde Baru masa pemerintahan Soeharto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Semasa menjabat ia dikenal sebagai sosok teladan yang berpendirian teguh, menjunjung tinggi kejujuran, dan berintegritas.

Bahkan karena sikap mulianya ini, ia sampai disebut oleh Gus Dur seorang polisi jujur lewat kelakarnya. Pendapat Gus Dur, hanya ada tiga polisi yang jujur yaitu polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng.

Jenderal Hoegeng wafat di usia 84 tahun pada 14 Juli 2004 karena sakit stroke dan jantung yang dideritanya. Sebelum meninggal ia berwasiat jika tak ingin dikebumikan di Taman Makam Pahlawan.

Mengutip dari buku 'Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan karya Suhartono (2013)' ada alasan kenapa Jenderal Hoegeng tak ingin dikebumikan di Taman Pahlawan.

Baca Juga: Megawati: Kekuasaan Bukan untuk Dimainkan, Pemilu Bukan untuk Melanggengkan

Kalau Hoegeng dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Meri tak bisa dimakamkan disamping saya. Hoegeng ingin Meri selalu mendampingi, kata Hoegeng dalam buku biografi itu.

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU