Kejujuran Diperlukan Untuk Menjaga Marwah Institusi

author Seno

- Pewarta

Minggu, 24 Jul 2022 03:47 WIB

Kejujuran Diperlukan Untuk Menjaga Marwah Institusi

i

IMG-20220723-WA0073

[caption id="attachment_15157" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah[/caption]

Optika.id - Penyelidikan suatu perkara yang tidak transparan dimana-mana di dunia ini akan menilmbulkan protes yang luas mengingat dunia dengan kemajuan teknologi informasi saat ini membuat masyarakat lebih terdidik dan memperoleh informasi dengan mudah. Misalkan kejadian pembunuhan terhadap anak-anak kecil di sebuah sekolah di Uvalde, Texas Amerika Serikat pada tanggal 24 Mei 2022 lalu. Masyarakat menuntut adanya penyelidikan yang independen karena dianggap polisi tidak jujur dan hal ini menyangkut citra kepolisian Texas. Masyarakat juga faham prosedur pengamanan yang seharusnya polisi melaksanakannya.

Baca Juga: Ancaman Perang Nuklir Akibat Ucapan Macron

Masyarakat Texas mengetahui bahwa remaja berusia 18 tahun yang membantai 19 siswa dan dua guru di Uvalde itu tidak memiliki pengalaman dengan senjata api sebelum amukannya dimulai. Tidak ada yang mampu menghentikan pria bersenjata itu melakukan penembakan sekolah paling mematikan dalam sejarah Texas. Hal itu sebagian karena "kegagalan sistemik dan pengambilan keputusan yang sangat buruk" oleh hampir semua orang yang terlibat yang berada dalam posisi kekuasaan. Sebuah komite penyelidikan di Texas merilis laporan paling lengkap tentang penembak, perencanaannya, serangannya dan tanggapan meraba-raba yang dia provokasi. Ini menjelaskan bagaimana pria bersenjata itu, yang diyakini penyelidik tidak pernah menembakkan senjata sebelum 24 Mei, mampu menimbun senapan, aksesori, dan amunisi gaya militer tanpa menimbulkan kecurigaan dari pihak berwenang, kemudian memasuki sekolah yang seharusnya aman tanpa hambatan dan tanpa pandang bulu membunuh anak-anak kecil; padahal diluar sekolah itu ada ratusan polisi. Kepercayaan masyarakat kepada kepolisian menurun.

Sementara baru-baru ini tentara Israel menembak mati wartawan wanita Al-Jazeera berkewarganegaraan Palestina yang sedang bertugas meliput bentrokan di Gaza namanya Shireen Abu Akleh. Insiden ini menyebabkan protes diseluruh dunia dan meminta Israel bertanggung jawab, dan Israel menolak karena ngotot bahwa wartawan itu mati kena peluru nyasar dari gerilyawan Palestina. Tim pembela dari media TV AL-Jazeera sampai mengadukan kejadian ini ke Mahkamah Internasional di Den Haag Belanda. Al-Jazeera dan rakyat Palestina senang ketika Amerika Serikat ikut melakukan penyelidikan. Namun mereka kecewa karena Departemen Luas Negeri AS mengeluarkan pernyataan bahwa Likely Shireen Abu Akleh was unintentionally shot by Israeli soldier yang artinya: Sepertinya Shireen Abu Akleh secara tidak sengaja ditembak tentara Israel. Kata sepertinya dan tidak sengaja dari pernyataan Deplu AS itu dianggap rakyat Palestina sebagai pernyataan AS yang tidak jujur demi membela sekutunya Israel. Kepercayaan terhadap Amerika Serikat di dunia terutama di negara negara Arab menurun dalam kasus ini.

Baca Juga: Antara Tiktok Di AS dan KPU

Diatas itu dua contoh kejadian dimana masyarakat tidak mempercayai suatu penyelidikan yang dianggap tidak transparan dan tidak jujur. Hal yang serupa terjadi di negeri kita ini ketika terjadi baku tembak antara polisi melawan polisi yang menewaskan Brigadir Joshua dirumah Kadiv Propam polisi Irjen Ferdy Sambo. Pengungkapan yang terlambat dan narasi resmi yang simpang siur dari pihak Polri, hilanngya CCTV di tempat kejadian lalu ditemukan beberapa hari kemudian, soal tuduhan almarhum melakukan ancaman dan pelecehan terhadap istri Irjen Sambo, soal almarhum menembak dengan 7 peluru tapi tak satupun mengenai sasaran, soal hasil otopsi sementara, soal peti jenazah yang tidak boleh dibuka keluarga, soal ada bukti sayatan selain tembakan ditubuh jenazah dsb dsb memunculkan berbagai pendapat kritis dari publik yang menduga bahwa hal itu menyangkut soal perselingkuhan atau bahwa sebenarnya almarhum disiksa dulu sebelum dibunuh dsb.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tidak heran kasus ini memunculkan pernyataan dari presiden Jokowi agar kejadian itu diselidiki secara transparan karena ini menyangkut citra, reputasi lembaga Kepolisian Negara. Kita yakin bahwa SDM Polri itu sekarang semakin professional dan dengan keprofesionalannya itu sangat memahami variabel perubahan dunia dalam hal teknologi informasi yang membuat masyakat makin cerdas.

Baca Juga: Pasangan Paslon No 02 Itu Sekarang Jendral TNI

Rakyat percaya Polri tidak akan mengorbankan reputasi-marwah institusinya hanya demi tindakan segelintir oknumnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU