Kecanduan Gula? Lawan dengan Pangan Alami dan Olahraga Ini

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Selasa, 27 Sep 2022 21:58 WIB

Kecanduan Gula? Lawan dengan Pangan Alami dan Olahraga Ini

i

people-gf8d823b48_1920

Optika.id - Baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan salah satu merek minuman manis Indonesia yang memiliki rasa terlampau manis. Hal tersebut membuat banyak orang kembali membicarakan tentang pentingnya pembatasan konsumsi gula. Sebab, konsumsi gula yang tinggi dianggap telah berperan dalam memicu berbagai penyakit, termasuk diabetes.

Akan tetapi, kesadaran akan bahaya gula tersebut masih memerlukan aksi perubahan yang nyata sebab saat ini di Indonesia dan berbagai negara di dunia, orang-orang masih sulit terlepas dari kebiasaan mengonsumsi gula baik dari makanan sehari-hari, produk minuman kemasan maupun camilan.

Baca Juga: Kenali Prediabetes dan Empat Langkah Mencegah Diabetes

Apakah mengonsumsi makanan atau minuman mengandung gula (manis) itu sepenuhnya salah?

Menurut Spesialis penyakit dalam bidang hematologi-onkologi dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menjelaskan jika gula merupakan salah satu sumber pembentukan energi bagi tubuh. Maka dari itu, makanan dan minuman manis tidak serta-merta berbahaya jika tidak dikonsumsi secara berlebihan.

Hal yang menjadi masalah ialah ketika banyak orang yang mengonsumsi gula dengan berlebihan bahkan sampai kecanduan.

Kecanduan gula itu menurut Zubairi disebabkan kebiasaan atau gaya hidup. Misalnya, seseorang terbiasa gandrung minum es the manis saat panas, mengonsumsi permen, merespons stress dengan makan cokelat, lalu merayakan ulang tahun dengan kue manis.

Semuanya itu secara sadar ataupun tidak membuat banyak orang ketagihan akan rasa manis.

Kenapa bisa jadi adiktif? Makan gula itu melepaskan dopamin dalam tubuh sehingga kita merasakan kesenangan, ingin mengulanginya lagi, dan frekuensinya akan makin meningkat. Banyak studi yang telah membahas ini, jelas Zubairi dalam akun Twitternya, dikutip atas izin dari yang bersangkutan, Selasa (27/9/2022).

Masyarakat saat ini menurutnya masih banyak yang menganggap enteng gula dan mengonsumsinya secara berlebihan tanpa sadar akan bahayanya. Hal itu disebabkan karena gula terlanjur diterima secara moral sosial daripada alcohol, misalnya. padahal, keduanya sama-sama memiliki dampak tak sehat.

Sebenarnya, konsumsi gula tetap diperlukan karena gula sendiri memiliki fungsi pembentukan energi. Namun, idealnya gula dikonsumsi per hari tidak boleh lebih dari 10% dari kebutuhan energi manusia atau setara dengan 50 gram.

Baca Juga: Alarm Bahaya Aspartam, Si Pemanis Buatan yang Membunuh Perlahan

Jika konsumsi gula secara berlebihan, maka akan memicu berbagai penyakit misalnya kadar gula darah meningkat, obesitas yang memicu kanker, masalah jantung, serta lain-lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meskipun berbagai risiko kesehatan membayangi, akan tetapi masih banyak yang mengonsumsi gula lebih dari kisaran ideal yang ditetapkan. Ini terjadi kepada mereka yang telah terlanjur mengalami kecanduan gula sehingga sulit untuk mengurangi tingkat konsumsinya sekalipun sudah paham bahayanya.

Zubairi memberikan beberapa tips untuk mengatasi kecanduan gula pada seseorang. Caranya dimulai dengan menahan mengonsumsi gula selama 14 hari. Hal ini menurutnya akan membantu seseorang untuk bisa mengontrol keinginannya akan gula dengan lebih baik.

Selain itu, puasa juga bisa membantu seseorang untuk mengatasi kecanduan gula. Bagi yang Muslim, puasa Senin Kamis bisa dilakukan sebagai ajang untuk mengurangi asupan gula.

Selanjutnya yakni membiasakan diri untuk memuaskan hasrat gula dengan lebih sehat dengan beralih ke kelapa, labu, wortel, pisang, anggur atau kurma.

Baca Juga: Angka Obesitas dan Diabetes di Indonesia Naik, Pemerintah Siaga Satu

Selain itu, olahraga juga bisa menjadi ajang terapi untuk mengurangi kecanduan akan gula.

Zubairi menjelaskan, olahraga akan melepaskan hormon endorfin dalam tubuh, sehingga seseorang akan merasa baik. Secara psikologis, itu bisa membantu seseorang untuk mengatasi keinginan konsumsi gula.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU