Kapal Van Der Wijck Bukan Hanya Fiksi Belaka

author Seno

- Pewarta

Jumat, 05 Nov 2021 22:05 WIB

Kapal Van Der Wijck Bukan Hanya Fiksi Belaka

i

images - 2021-11-05T145910.189

Optika.id - Cerita tentang Kapal Van der Wijck bukanlah fiksi belaka. Dengan ditemukannya bangkai Kapal Van Der Wijck di perairan Kabupaten Lamongan, membuat Kapal Van Der Wijck menjadi fakta sejarah. Hal itu membuat kita optimis bangkai kapal Van Der Wijck dapat diangkat ke daratan. Berikut wawancara Optika dengan sejarawan Universitas Airlangga, Adrian Perkasa yang sedang menempuh Ph.D di Universiteit Leiden, Jumat (5/11/2021).

1.Menurut pandangan bapak sebagai seorang sejarawan, terkait penemuan Kapal Van Der Wijck?

Sebenarnya yang lebih pas adalah kemungkinan ditemukannya bangkai kapal tersebut. Seperti yang disampaikan pihak BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) sendiri mereka masih perlu eksplorasi lanjutan lagi untuk bisa memastikanya. Oleh karena itu penting bagi para sejarawan maupun arkeolog untuk bisa berkolaborasi lebih intens lagi dalam memastikan baik temuan-temuan hasil eksplorasi maupun sumber-sumber tertulis ataupun visual yang tersedia.

2. Apakah penemuan kapal ini bisa dikatakan penemuan yang besar?

Bisa dikatakan besar karena peristiwa tenggelamnya kapal tersebut sudah diangkat dalam beberapa media populer seperti novel maupun film. Jadi yang pasti eksplorasi bawah laut tersebut akan menyedot banyak perhatian.

3. Seperti apa sih fakta sejarah terkait kapal Van Der Wijck? Apa sesuai dengan novelnya?

Kapal ini tenggelam 20 November 1936 atau 85 tahun yang lalu. Jadi saya kira eksplorasi pencarian ini mendapatkan momentum yang tepat bagi publik secara umum. Pada saat tenggelam, kapal ini sedang melintasi rute Surabaya-Batavia (Jakarta, red) dengan penumpang sebanyak 223 orang. Peristiwa tenggelamnya kapal dengan cepat tersebut menjadi inspirasi baik novel maupun film.

4. Jika berhasil diangkat ke daratan, apa ini bisa menjadi magnet pengunjung untuk datang ke Lamongan?

Tentu saja, stakeholders di sana khususnya Pemkab Lamongan harus memanfaatkan momentum yg ada. Setidaknya dengan infrastructure pariwisata apalagi wisata bahari yang sudah terkenal di Lamongan. Hanya memang pemanfaatan situs bangkai kapal tersebut sebagai destinasi wisata harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian cagar budaya.

Pemkab Lamongan Koordinasi dengan Dirjen Kebudayaan

Sementara itu, setelah BPCB Jawa Timur dengan Pemkab Lamongan dan masyarakat setempat, menyatakan bahwa benar ditemukan kapal karam di titik yang diduga merupakan lokasi tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bergerak cepat menindaklanjuti temuan tersebut dengan berkoordinasi bersama Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hadir dalam kegiatan Sarasehan Jalur Rempah Titik Simpul Jawa Timur di Mojokerto, beberapa waktu yang lalu. Pak Yes, sapaan akrab Yuhronur, melakukan diskusi dengan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid. Pak Yes, melaporkan terkait temuan kapal karam di perairan Brondong yang diduga kuat merupakan bangkai Kapal Van Der Wijck.

"Sebelumnya berdasarkan pernyataan masyarakat nelayan di sekitar perairan Brondong dan keberadaan monumen tugu peringatan, memang diperkirakan Kapal Van Der Wicjk karam di sekitaran perairan tersebut," katanya.

"Untuk menemukan bukti konkritnya secara ilmu pengetahuan, hal tersebut terus kami kaji, hingga akhirnya survei arkeologi bawah air menemukan bahwa benar ada bangkai kapal karam di titik lokasi yang sudah kami duga tempat tenggelamnya Kapal Van Der Wijck," imbuh Pak Yes.

Dilaporkan Pak Yes, bahwa telah diambil beberapa foto bangkai kapal dari survey arkeologi bawah air, dan saat ini masih dilakukan tahap identifikasi untuk mencocokkan bagian-bagian dengan gambar asli kapal Van Der Wijck. Dalam koordinasinya, Pak Yes meminta support dan dukungan dari Kemendikbud agar temuan ini dapat ditindaklanjuti. Dia juga berharap kedepannya temuan tersebut dapat dijadikan aset nasional.

"Kami mohon support dan dukungan dari Pak Hilmar Farid untuk dikordinasikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, agar temuan ini dapat ditindaklanjuti. Dan jika benar terbukti bahwa kapal karam tersebut adalah Van Der Wijck, saya berharap ini dapat dijadikan aset nasional," tambah Pak Yes.

Hal tersebut direspons baik oleh Kemendikbud yang dalam hal ini adalah Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid. Menurutnya oleh Kementerian, ini akan ditindaklanjuti.

"Terkait temuan ini akan kami tindaklanjuti dengan melaksanakan Rakor (rapat koordinasi) bersama lintas sektor. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menentukan road map, penanganan, serta pengembangan hasil dari temuan tersebut," respons Dirjen Hilmar Farid.

(Pahlevi)

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU