Jumlah Pasien Covid-19 Bukan Penghalang Surabaya masuk Level 1

author optikaid

- Pewarta

Sabtu, 18 Sep 2021 08:22 WIB

Jumlah Pasien Covid-19 Bukan Penghalang Surabaya masuk Level 1

Optika, Surabaya - Pakar Epidemiologi Unair, Windhu Purnomo,  mengatakan, bahwa jumlah pasien Covid-19 yang masih rawat inap di rumah sakit seharusnya tidak menjadi penghambat dan penghalang Surabaya masuk level 1. Sebab, pasien-pasien ini merupakan kiriman dari daerah-daerah lain.

Selain itu, Windhu juga memastikan bahwa pasien Covid-19 yang dirawat di RS di Surabaya jumlahnya melebihi jumlah pasien terkonfirmasi positif. Dalam sepekan, selisih yang terjadi mencapai 462 kasus.

"Selisih jumlah pasien di RS dan jumlah kasus aktif ini cukup aneh dan menjadi anomali data untuk Kota Surabaya," kata dia, Jumat (17/9/2021).

Sebab itu, lanjut dia, anomali ini membuat level asesmen Surabaya tak kunjung turun. "Pelaporan di Kemkes ini masih pakai dasar di RS. Tapi nggak dipilah. Pokoknya yang dilaporkan sekian di Kota Surabaya, padahal nggak dipilah," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, selama ini, jumlah pasien di RS ini menjadi salah satu indikator penentuan asesmen level oleh Kemenkes. Namun, pasien yang dimaksud di RS tidak memandang daerah asal pasien. 

Padahal, pasien yang dirawat di Kota Surabaya kebanyakan merupakan kiriman dari luar daerah. Apalagi, beberapa RS di Surabaya menjadi rujukan utama di wilayah Indonesia Timur.

"Di kota-kota besar lain juga kasus rawat inapnya lebih besar dari kasus konfirmasinya karena jadi rujukan daerah-daerah lain, terangnya. 

Sebab itu, Windhu berpesan kepada Kemenkes RI agar memperbaharui peraturan mengenai batas pasien RS tersebut. Seharusnya, asesmen dilakukan berdasarkan jumlah pasien yang berasal dari daerah yang bersangkutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 "Kalau seperti ini terus banyak daerah itu tidak bisa mencapai level yang lebih rendah karena ada ketidaktepatan," tegasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita, mengatakan, pihaknya setelah menyurvei langsung ke tiap rumah sakit, ternyata mayoritas pasien di RS Surabaya adalah non-KTP Surabaya.

"Dengan perbandingan 63,82 persen warga luar Surabaya dan 36,18 persen warga KTP Surabaya," kata dia. 

Lanjut dia menjelaskan, selisih tersebut sekitar 300-an. Ia mengaku pihaknya telah buat hasil hitungan. Terhitung, yang hanya KTP Surabaya ada 124.

"Kalau kita hitung per 100.000 per minggu ada 4,25. Jadi yang disampaikan Dr Windhu benar sekali," ungkapnya. (Ramadhani/zal)

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU