Jokowi Tegaskan Ingin Stop Impor dan Ekspor Barang Mentah

author Seno

- Pewarta

Rabu, 12 Okt 2022 03:47 WIB

Jokowi Tegaskan Ingin Stop Impor dan Ekspor Barang Mentah

i

Screenshot_20221011-191814_Docs

Optika.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegaskan ingin stop melakukan import dan ekspor barang mentah secara bertahap.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produksi bahan mentah serta sekaligus melakukan hilirirasi industri.

Baca Juga: Presiden Ingin Penetapan Nawawi Berjalan dengan Baik

Hal tersebut disampaikan Pak Jokowi dalam pembukaan Kongres XII Legiun Veteran RI di Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Kita ini sudah 77 tahun merdeka, selalu bahan mentah yang kita ekspor. Nikel mentahan kita ekspor, tembaga mentahan kita ekspor, minyak kita ekspor dalam bentuk mentahan. tidak diolah, timah kita ekspor, kelapa sawit kita ekspor, tapi tidak dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi. Sehingga nilai tambah itu ada di negara lain, pembukaan lapangan kerja juga adanya di negara lain, kata Presiden.

Selain itu Jokowi juga meminta kepada presiden selanjutnya yang terpilih di pemilihan presiden 2024 agar tidak melakukan ekspor barang mentah.

"Siapapun nanti pemimpin, presiden konsitensi itu harus kita jaga dan terus kita tingkatkan, jangan kembali lagi ke ekspor mentah lagi. Hati-hati kita semua harus mengingatkan," ujar Jokowi.

Jokowi menjelaskan bahwa, saat ini Indonesia digugat organisasi perdagangan dunia (WTO) akibat pelarangan ekspor nikel mentah. Dia meminta Indonesia tidak boleh takut agar bisa menikmati kekayaan alam yang dimiliki.

Inilah yang secara konsisten akan terus kita lakukan. Setop nikel, tahun depan setop timah, tahun depan setop tembaga, karena nilai tambahnya ada di dalam negeri, kata Presiden.

Baca Juga: Membaca Arah Dukungan Jokowi, Masih Main Dua Kaki?

Presiden jokowi pun mencotohkan akan nilai ekspor nikel melonjak hingga mencapai Rp360 triliun karena diekspor dalam bentuk setengah jadi dan jadi, bukan bahan mentah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saya berikan contoh nikel. Waktu diekspor dalam bentuk mentahan, kita hanya mendapatkan nilai Rp15 triliun. Setelah diekspor dalam bentuk setengah jadi dan barang jadi, nilainya menjadi Rp360 triliun. Dari Rp15 triliun menjadi Rp360 triliun, baru satu barang, ujarnya.

"Kalau kita digugat dan kita mundur lagi, kapan lagi kita bisa menikmati komoditas-komoditas dan kekayaan yang dimiliki oleh kita," jelasnya.

Jokowi mencontohkan saat ini saham PT Freeport mayoritas sudah dimiliki oleh Indonesia. Dia mengungkapkan, sebanyak 98 persen pekerja di PT Freeport saat ini juga merupakan warga negara Indonesia (WNI).

Baca Juga: Goenawan Mohamad: Kekuasaan dan Pujaan adalah Madat Bagi Penguasa, Itukah Jokowi?

"Sekarang 98 persen (karyawan PT Freeport) itu adalah Indonesia. Dan yang saya senang lagi, 40 persen itu adalah Papua, masyarakat Papua," tukas Jokowi.

Penulis: Firman Fachrudy

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU