Jika Tuntutan Tak Dipenuhi, BEM SI Ancam Aksi Lagi!

author Seno

- Pewarta

Kamis, 14 Apr 2022 14:21 WIB

Jika Tuntutan Tak Dipenuhi, BEM SI Ancam Aksi Lagi!

i

images - 2022-04-14T071824.099

Optika.id - Jika tuntutan yang disampaikan pada saat aksi demonstrasi 11 April kemarin tak ditepati oleh pimpinan DPR RI, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengancam akan kembali turun ke jalan.

"Kemarin dihadiri Wakil Ketua DPR, kami menyampaikan tuntutan dan kajian-kajian kami yang nantinya dilihat realisasi di lapangan bagaimana," kata Koodinator Media BEM SI 2022, Luthfi Yufrizal seperti dilansir jpnn, Rabu (13/4/2022).

Baca Juga: Lantunkan Aksi Hingga 20 Maret, Din Syamsuddin: Jangan Biarkan Hak Kita Dirampas

Dia menyebut pihaknya masih membahas aksi lanjutan jika tidak ada realisasi dari tuntutan yang disampaikan pada demo 11 April.

Apakah benar-benar sesuai ekspektasi kami atau sebaliknya. Terkait aksi selanjutnya masih bahas dengan teman-teman yang lain," lanjutnya.

Diketahui, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan demo 11 April di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat.

BEM SI menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai, terutama ihwal masa jabatan presiden Jokowi dan wacana penundaan pemilu.

Pada aksi itu, Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco dari Gerindra, Rahmat Gobel dari NasDem, dan Lodewijk F. Paulus dari Golkar, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menemui massa BEM SI di depan Gedung DPR. Para pimpinan DPR itu berjanji akan memenuhi tuntutan massa aksi.

Sementara itu di media sosial Twitter ramai kicauan netizen terkait aksi 11 April. Inilah di antaranya:

"Stop membahas kejadian pemukulan thdp AA dan berita2 anarkisme petugas saat demo th lalu. Kita fokus pada tuntutan kita yaitu menjaga konstitusi agar tdk ada perubahan pelaksanan pemilu oresiden 14 Feb 2024 dan masa jabatan presiden hanya 2 periode serta turun harga pangan," kata netizen.

"Demo mahasiswa sekarang yang kritis dan menyampaikan aspirasi 2%, yang 98% partisipan selebihnya cuma numpang konten," kritik salah seorang netizen.

"Kasus penganiayaan dan pengeroyokan massa aksi harus ditindak tegas! BEM SI sebagai penyelenggara harus bertanggung jawab atas kejadian ini!" tambah netizen lain.

"Terus dan tidak akan pernah berhenti #Rakyat_Bergerak," kata @anassyop.

"#aksi11april kemaren bukan hanya menolak 3 periode. Namun meminta presiden dan pemerintah menurunkan harga BBM,turunkan harga minyak goreng, turunkan harga daging, turunkan harga komoditas yang lain. Jadi Sufmi dasco Ahmad dan anggota dprr lain harus tau itu," tukas netizen.

Baca Juga: Din Syamsuddin Angkat Bicara Soal Penggelembungan Suara

Kasus Ade Tenggelamkan Esensi Demo 11 April

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain itu mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyebut, kasus pengeroyokan Ade Armando justru menenggelamkan esensi demo 11 April 2022. Padahal, aspirasi yang diusung mahasiswa dalam demonstrasi itu penting untuk diketahui publik.

"Saya lihat berita hari ini kurang mengemukakan apa aspirasi mahasiswa, tapi kasus Ade Armando yang menghiasi headline di TV maupun media sosial. Antagonisme, dan apalagi nanti kalau ada kejadian seperti kemarin ya (pengeroyokan Ade Armando), ya esensi demonya menjadi tenggelam," ujar Din Syamsuddin usai ceramah di Masjid Kampus UGM, seperti dilansir detik, Rabu (13/4/2022).

Apapun alasannya, Din tidak setuju dengan pengeroyokan Ade Armando. "Saya penganut aliran nirkekerasan, oleh siapapun, baik oleh rakyat yang berunjuk rasa maupun oleh aparat keamanan," tegasnya. Namun, menurutnya, pengeroyokan itu mestinya bisa diantisipasi.

"Seharusnya (Ade Armando) kalau hadir di situ ya harus dicegah. Kan itu pasti, paling tidak, susah, dan apalagi jika sebagaimana sebagian pihak mengatakan ini bagian dari engineering dan segala macam, saya tidak tahu itu. Tapi seharusnya bisa dicegah," ujarnya.

Din menambahkan, gelombang demo 11 April di berbagai daerah itu wajar terjadi. Berbagai tuntutan dalam demo itu memang perlu disuarakan.

Baca Juga: BEM SI Desak Jokowi Minta Maaf Usai Cederai Demokrasi, Ini Kata Pengamat

"Dan wakil rakyat, lembaga perwakilan rakyat seperti DPR kita memang tidak terdengar membicarakan, menyuarakan itu. Nah, oleh karena itu saya melihat sangat-sangat wajar adanya ekpresi demokrasi oleh mahasiswa seperti itu," katanya.

Din juga berpesan agar aksi demonstrasi jangan sampai berujung pada kekerasan. Hal yang paling penting, lanjutnya, tuntutan yang disuarakan harus sampai ke alamat yang dituju.

"Ini beda demokrasi di Indonesia dengan di luar (negeri). Banyak tempat di luar negeri, ada 5-10 orang berdiri dengan aspirasi itu langsung diperhatikan. Kita ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu, nggak didengar. Tapi (justru) nyaris menjadi sebuah konflik politik," tutupnya.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU