Jika Garuda Ditutup, Salah Satu Kebanggaan Indonesia Hilang

author optikaid

- Pewarta

Sabtu, 30 Okt 2021 00:45 WIB

Jika Garuda Ditutup, Salah Satu Kebanggaan Indonesia Hilang

i

Jika Garuda Ditutup, Salah Satu Kebanggaan Indonesia Hilang

Optika-Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyayangkan kondisi keuangan penerbangan maskapai Garuda Indonesia yang berdarah-darah. Maskapai ini, kata dia, merupakan kebanggaan negara dari sisi penerbangan internasional.

Kalau sampai perusahaan Garuda bangkrut dan ditutup, pertanyaannya  apalagi yang bisa dibanggakan sebagai bangsa dalam dunia penerbangan di negeri ini. Kasihan sekali bangsa dan negeriku, ujar Anwar,Jumat (29/10/2021).

Baca Juga: Batal Pailit, Ini 5 Fakta di Balik PT Garuda Indonesia

Kesulitan keuangan yang dialami Garuda, kata Anwar, telah mengancam eksistensi emiten berkode GIAA itu sebagai maskapai nasional. Garuda saat ini dikabarkan tengah memiliki utang sampai Rp 70 triliun dan nilainya terus bertambah.

Menurut Anwar, bila tak mendapat suntikan dana segar, Garuda akan terancam tutup dan mati. Musababnya, pendapatan maskapai tergerus karena menurunnya jumlah penumpang di tengah pandemi Covid-19.

Sementara pengeluarannya masih besar dan banyak. Setiap bulan perusahaan tentu harus berusaha menutup ketekoran dengan berutang atau  jual aset dan atau mendapatkan subsidi dari pemerintah, ucapnya.

Situasi buruk Garuda Indonesia, tutur Anwar,  tidak bisa terlepas dari faktor internal dan eksternal. Dari sisi eksternal, bisnis maskapai tertekan karena krisis wabah Covid-19.

Sedangkan dari sisi internal, maskapai menghadapi masalah karena kesulitan melakukan negosiasi dengan lessor asing untuk menurunkan beban utang. Selain itu, manajemen masih menanggung beban operasional seperti pembayaran fasilitas untuk pilot, awak kabin, dan karyawan.

Kita melihat lemahnya semangat berkorban dari para pihak  yang terlibat untuk bisa melakukan sesuatu yang berarti, tutur Anwar.

Asosiasi Pilot Garuda (APG) menyatakan gaji para pilot dan co-pilot telah berkurang 50 persen selama pandemi Covid-19. Kebijakan itu berlangsung sampai Oktober 2021 dan masih terus berlanjut.

APG memahami kesulitan kondisi industri penerbangan saat ini, khususnya Garuda lndonesia dan demi mendukung proses penyelamatan Garuda lndonesia, Pilot Garuda lndonesia sudah menjalankan pengurangan penghasilan, ujar Pelaksana tugas Presiden Asosiasi Pilot Garuda Donny Kusmanagri.

Donny berujar, teknis pemotongan gaji ini sesuai dengan ketentuan yang disepakati antara karyawan dan manajemen. Dia meminta semua pihak mendukung dan memastikan keberlangsungan perusahaan agar tetap fokus terhadap upaya penyelamatan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengakui maskapainya menghadapi tekanan kinerja usaha. Namun kondisi ini dialami seluruh pelaku industri penerbangan.

Sebagai upaya memulihkan kondisi perusahaan, ujar dia, Garuda melakukan restrukturisasi. "Langkah restrukturisasi tersebut yang saat ini terus kami perkuat melalui sinergitas BUMN salah satunya bersama Pertamina. Pada akhir tahun 2020 lalu kami berhasil memperoleh kesepakatan perpanjangan waktu pembayaran kewajiban usaha selama tiga tahun dari total outstanding yang tercatat hingga akhir tahun 2020 terhadap Pertamina," tutur Irfan.

Baca Juga: Kejagung Panggil Empat Saksi Kasus Pengadaan Pesawat Garuda 

Ia menambahkan, Garuda akan memperkuat bisnisnya melalui penjajakan restrukturisasi lanjutan bersama Pertamina untuk kewajiban usaha yang tercatat pada 2021. Ia meyakini upaya bersama Pertamina akan menjadi fondasi fundamental bagi kelangsungan bisnis maskapai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Garuda Indonesia memastikan bahwa seluruh aspek kegiatan operasional penerbangan akan tetap berlangsung dengan normal. Kami berkomitmen untuk senantiasa mengoptimalkan standar layanan penerbangan yang aman dan nyaman, ujar Irfan.

Pemerintah Menyatakan Kalau Sudah Terdesak Opsi Terakhir Ditutup

Di lain aisi Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyiapkan opsi penutupan PT Garuda Indonesia (persero) Tbk jika upaya restrukturisasi dan negosiasi yang tengah dijalankan menemui jalan buntu.

Sebagai solusinya, pemerintah sudah menyiapkan PT Pelita Air Service sebagai pengganti Garuda Indonesia menjadi maskapai penerbangan Indonesia.

Kabar mengenai opsi penutupan Garuda Indonesia ini dibenarkan oleh Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmojo.

Dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com, Kartiko menyebut jika memang upaya restrukturisasi dan negosiasi yang dijalankan mentok, opsinya adalah penutupan Garuda Indonesia.

Baca Juga: Kejagung Periksa 5 Saksi Kasus Korupsi Pengadaan Pesawat Garuda 

Opsi tersebut terpaksa diambil lantaran pemerintah tidak mungkin memberikan penyertaan modal negara karena nilai utang Garuda sangat besar.

"Kalau mentok ya kita tutup (Garuda), tidak mungkin kita berikan penyertaan modal negara karena nilai utangnya terlalu besar," kata Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo.

Diketahui bersama perusahaan Penerbangan milik Pemerintah Ini memiliki hutang sebesar $4,9 Milliar, atau sekitar Rp. 70 Triliun, dan sudah beberapa kali mengajukan penundaan pembayaran hutang kepada para kreditur.

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU